Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Isapan Darah

Orang-orang dengan peggalan kepala di tangan sebelah kirinya Pisau yang masih berlumuran darah di sebelah kanannya Tapi mereka berjalan tetap dengan perkasa berkeliaran terus mencari mangsa Dengan bebas Tanpa terjerat tembok Tidak ada yang bisa menghentikannya sementara orang-orang malah ikut tertawa menjilati kaki-kakinya saat dari mulutnya terlempar recehan-recehan emas emas yang terbuat dari darah yang dihisap melalui semua lubang Mereka yang terbunuh adalah mereka yang melawan suara-suara lantang peneriak pembunuh tertelan oleh hiruk-pikuk dunia malam siapa yang bisa mendengarnya? Ada yang melihatnya? banyak, tapi tak ada yang mencium amis darahnya. Indra mereka tersumbat batangan-batangan emas Tidak ada lagi Yang mendengar adalah sepersekian persen dari persen yang di persenkan mereka yang dari telinga, hidung, mulut, mata, yang mengeluarkan darah tiada henti

kau dan aku awan dan ombak...

Bila kulihat awan di birunya langit Berarak searah tiupan angin pagi Hatiku selalu bertanya Kemanakah mereka lalu pergi nanti Kala kupandang ombak di birunya langit Berkejar-kejaran tak henti s’panjang waktu Apakah yang mereka cari Sesampainya di tepi pantai pasir Begitu adanya diriku dan dirimu Seiring bersama memadu kisah kasih Selalu ada saja tanya Akankah semua kan berakhir indah Kau bagai awan yang berarak di langit biru Ku bagai ombak berkejaran di lautan Yang seolah dapat berpadu Di cakrawala senja Kita begitu berbeda sayang... Aku Ombak dan kau laut... Tidak pernah mungkin bersatu..... Tapi cukuplah aku selalu melihatmu dari sini... Aku tahu kau selalu menjagaku dari sana... Sampai akhirnya kita akan tiba pada peraduan setelah penantian itu... Info : http://musiklib.org/Agnes_Monica-Awan_Dan_Ombak_(_Feat_Yana_Yulio_)-Lirik_Lagu.htm