Sastra akan selalu menarik untuk dibicarakan, namun ternyata tidak mudah untuk didefenisikan sastra, “We all know what we mean by literature even we cannot define it” begitu kira-kira pernyataan Hazard Adams dalam bukunya The Interest Of Criticism [1] kita semua mengetahui apa yang dimaksud sastra namun tidak dapat mendefenisikannya secara tepat. Maka wajar jika dikalangan para teoritikus sastra terdapat perbedaan-perbedaan dalam menilai sebuah karya sastra, Teoritikus datang membawa teorinya dengan menantang teoritikus sebelumnya. Plato dan Aristotles menjadi sebuah bukti nyata akan pertentangan tersebut. Maka melihat potensi penafsiran yang berbeda tersebut, tidak heran jika berbicara mengenai plagiarisme karya sastra pun akan ditemui penafsiran serta dakwaan yang berbeda terhadap orisinalitas sebuah karya sas...
Mungkin kita berbeda, tapi yakinlah kita berasal dari sebuah cahaya yang sama, putih...