Malam ini mataku tak sanggup terpejam... Entah untuk yang kesekian kalinya... Aku tak pernah bermimpi melihatmu menangis Tapi, bagaimanapun di wajahmu ada gundah yang tak bisa kau tutupi dariku. Ingis rasanya menembus malam, angin, gelap, pintu, jarak dan jeruji besi Lalu memelukmu dengan hangat Tapi tubuhku terpenjara oleh dimensi jasat yang terbatas Maka malam ini aku berharap doa yang kupanjatkan denjadi selimut bagimu Semoga engkau tetap tegar melebihi karang Pun berjuta bait puisi yang coba kurangkai tak akan pernah bisa menggambarkan kerinduanku Ingin rasanya mendobrak segalanya, menculikmu dari hukum yang tak pantas menjeratmu... Ingin kutebus semua, tapi dengan apa? Tapi, aku lupa, ini bukan hanya persoalan pantas dan tidak.. Ini soal takdir... Apa yang bisa kulakukan selain menulis puisi dan memanjatkan doa... Maaf tak bisa kuberikan hal lebih, bukan tak bisa, tapi aku tak mampu Saat mereka datang memberimu sekeranjang bunga, aku hanya da...
Mungkin kita berbeda, tapi yakinlah kita berasal dari sebuah cahaya yang sama, putih...