Langsung ke konten utama

Untuk Sebongkah Jiwa yang Telah Kubunuh dalam Jiwaku....

kau menusuk tepat di jantungku...
selamat...
maaf sayang,,, ucapan itu berlaku untukku bukan untukmu...
suatu saat akan ada yang menyesal...
kita berdua...
aku berjanji pada diriku sendiri
aku akan menyesali kenapa aku pernah bersamamu diatas seutas tali yang begitu rapuh denganmu...
dan kau akan menyesali kenapa tidak mencoba bertahan disana.
saat aku memilih jatuh dalam kemenanganku..
kenapa kau tidak menggenggam tanganku erat-erat sehingga aku melangkah sendiri...
tapi sugguh itu keputusan yang terbaik..
keputusan yang ditakdirkan sang Khalik
keputusan yang berada di cahaya setiap doaku malam-malam itu
aku bisa melangkah tanpamu..
bahkan sampai hari ini
ketika jarak antara kau dan aku tidak pernah terpikirkan sebelumnya...
jarak yang tak akan pernah kau temukan ujungnya...
sejak hari ini...
ketika pisau itu kembali menghujam tepat di jantungku..
kau tahu rasanya, bukan lagi sakit..
tapi menggelitik...
sesimpul senyum kemenangan tersinggung dibiirku.
malam ini aku memutuskan menyingkirkanmu secara sempurna...

Komentar

Anonim mengatakan…
Langit tersembunyikan awan kelam,
setiap yang melihatnya, pastilah pandangannya terhalang keterbatasan

langit penuh batas, jika saja temaklumi,maka tak kan ada luka yang menyilam di balik dada.

maafkanlah atas nama langit
setelah hujan, akan hadir pelangi sebagai bias tetes tersembunyi di baliknya

setelah hujan, aroma bumi membangkitkan gairah menanti pelangi
senja masih di ufuknya tersenyum
menanti pelangi, walau pelangi di hariyang lain

langit sore

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang