Langsung ke konten utama

Sepotong cerita di sore ini

Kendaraan tiada hentinya melintasi jalanan yang tidak lagi mengeluarkan panas yang taerangat panas, tentu saja panas itu telah tereduksi oleh berotasinya sang matahari ke arah barat. Sinarnya terasa hangat menimpa wajah dan juga hati. Keluar sebentar menikmati jalan yang dulu selalu terlalui ketika pulang sekolah, berdua ditemani sang mentari yang setia dengan panasnya. Terkadang aku mengeluh mengapa sinarnya begitu panas menerpa seluruh tubuhku. membuat keringatku mengucur deras, terkadang aku singgah di bawah pohon untuk sekedar melepas topi dan mengibas-ngibaskan kewajahku. terkadang aku memaki mentari yang tidak pernah bosan memberikan panas sehingga membuat kulitku menjadi hitam. yah... mentari...

Tapi itu dulu, kini aku mencoba menahan keluhan karena bagi petani, cahaya matahari adalah berkah, bagi seorang pengusaha matahari adalah uang, bagi petani matahari sinar cerah untuk memancing, dan yah matahari adalah berkah.
Aku masih berjalan melalui jalan-jalan ini kembali,,jalan yang selalu kulalui ketika pulang sekolah.. melewati setiap kerikil, bangunan, orang-orang dan wajah-wajah yang sedikit banyak tentu saja telah berubah... yah berubah...

Seperti diriku yang tentunya juga berubah, tapi tidak semua, aku masih konsisten dengan kesukaanku terhadap pelangi. masih suka berjalan kaki. yah,, walaupun tidak lagi berjalan di bawah sinar mentari yang panas.
seperti sore ini aku melewati jalan-jalan yang selalu kulalui ketika seklah dulu...
masih sama aku masih sendiri... ah tidak bukankah selalu ada mentari yang menemaniku, yah.. sendiri... anggaplah begitu.. karena memang begitu adanya.. em,, hari ini mungkin mereka (baca:orang-orang). mereka lupa bagaimana menikmati sore hari dengan berjalan. yah, hanya berjalan di atas tungkai kaki sendiri, bukan di atas kendaraan. Betapa indahnya memperhatikan setiap detail pemandangan yang di lalui. bagaimana ekspresi setiap pengguna jalan.

Bagaimana ekspresi jengkel seorang gadis yang disalip seorang pemuda, bagaimana sang gadis marah sambil mencengkram tinjunya lalu di arahkan kepada sang pemuda, dan pemuda itu hanya ngeloyor pergi tanpa peduli. Menikmati bunyi klakson beberapa motor yang mencoba menawarkan jasa ojek, berharap asap hari ini dapat mengepul di dapur-dapur mereka di tengah harga yang semakin meroket. Sama halnya juga dengan daeng becak yah kekeh menawarkan jasa untuk di antar pulang padaku,

"becak bu" kata salah seorang yang melihatku
aku hanya berbalik tersenyum dan menggeleng,
aku kembali menemukan ekspresi aneh. oh maksudnya ade
aku masih hanya tersenyum..
Hehe cekikikan dalam hati,,,

Yah.. di kota ini banyak sekali ekspresi, bagaimana ekspresi sebagian orang yang melihatku berjalan sendiri di tengah-tengah orang-orang yang berkendaraan. Singkatnya sepertinya hanya diriku yang pd berjalan kaki sendirian ditambah dengan pakaian yang masih terasa asing oleh mereka, mungkin mereka melihatku seperti kura-kura ninja yang aneh.. Aku berusaha mencoba menebak ekspresi mereka, sebagian lagi hanya memamerkan ekspresi acuh tak acuh, denga sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Yah,, masyarakat mungkin masih merasa aneh ketika melihat seorang gadis. Berpakaian menutupi seluruh auratnya dengan baju yang agak besar... mereka lebih terbiasa melihat gadis dengan baju ketat, yang lengannya terbuka sana sini. sebuah realita bahwa berada di jalan dakwah tidaklah mudah dan tidak boleh main-main.

Perjalananku masih berlanjut, kini aku tiba di depan sekolah dasarku dulu, yah aku ya ada tiga, seorang di antaranya membawa peluit lalu mereka berjan teratur. Beberapa meter di belakang anak-anak itu seorang pria setengah baya terlihat sedang berteriak
Luruskan barisannya, perhatika sendiri, yang barisan ketiga, jalannya yang benar. kalau mau main main keluar saja banyak kok yang ingin menggantikan kalian!
Oh,, semakin dekat aku semakin yakin kalau pria itu guruku. guru olah ragaku tentunya, memang bulan sudah mendekati bulan Agustus beliau sedang melatuh adik-adik untuk mengikuti perlombaan berbaris antar sekolah se Kabupaten bone yang dilakukan setiap tahunnya, dan ehm,-ehm,, SD 13 Biru selalu mendapatkan juara, yah senag juga sih walaupun tidak pernah ikut, karena badanku ketinggian hehe... .

Assalamu Alaikum pak. sapaku dengan wajag yang berseri-seri..
Walaikum salam..
Pak,, masih ingat ngak pak saya Asra murid bapak..
Yah, lupa-lupa ingat..

Dan pembicaraanpun berlanjut dan mengalir... ternyata guru olah raga yang akrab di sapa pak Salam itu.. Masih sama seperti dulu, masih galak... hehe.. tapi ramah dong... tapi galak beliau bukan galak sembarangan. galak untuk membangun kepribadian para siswa, galak untuk mengajarkan disiplin... galak artinya beliau memperhatikan siswa-siwanya..,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang