aku ingat jarak itu, hanya dipisahkan oleh sebuah tembok. Kini jarak itu pun bertambah seiring waktu, tak pernah terdefenisikan tapi mengandung sebuah makna. Yah, kita berdua mencoba mendefenisikannya mungkin bukan lewat sebuah kata. Bukankah segala sesuatunya menarik bagaikan besi dengan medan magnetnya. Kuat. Tapi tentu saja kita mengerti jarak masing-masing, ketika kau maju maka aku akan mundur, sebaliknya jika aku menatap kau akan menunduk. Bukankah jarak mendefenisikan dirinya sendiri, sehingga kita tak usah berdefenisi. Lalu, aku dan kau yakin masih saling menjaga kesetiaan diantara jarak-jarak yang tak terdefenisi. Bukan kau setia untuk diriku atau aku yang setia untuk dirimu, bukan untuk siapa-siapa untuk kesetiaan kita sendiri, bukankah kita sudah tahu bila tak perlu ada defenisi. Jika kau dan aku mencoba mendefenisikannya maka jarak akan berubah menjadi batas tak berujung. Setiakah kau? tak pernah ada tanya, hanya ada tatapan mata bening yang terlihat di angkasa bahwa kau masih setia. Hingga suatu saatpun akan ada kertas indah bertuliskan namanya dan namaku, ataupun namamu dan namanya. Tidak peduli siapa yang akan mendahului aku atau kau, aku yakin mengembang sebuah senyum tanpa derita. Karena kau dan aku masih akan tetap setia.
Bukankah begitu?
Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak
Komentar