
Tiada tempat sehangat dalam pelukanmu
Sambil mengelus wajahmu yang mulai menua namun masih ada sisa-sisa kecantikan di sana,
sungguh malam ini aku ingin merasai dekapan itu ibu
sambil kau elus rambutku dengan jari-jarimu
Lalu kau menatap mataku dengan penuh cinta ibu,
Itulah cinta yang tak bersyarat yang selalu mengalir untukku. Bak matahari yang tidak pernah mengeluh memberikan sinar. Aku tahu setiap sujud panjangmu tak pernah terlewat tanpa penyebutan namaku,l alu setelah itu kau akan bangun dan berbagai ayat di ubun-ubunku. Ibu, hatimu luas, lebih luas dari jagat raya. Aku ingat sewaktu kecil kau memilin jari-jariku, kau bilang agar besar nanti jariku akan lentik. Kau juga mengurut betisku, katanya agar tidak tampak besar.
Setiap minggu kau akan menyantani kepalaku dengan kelapa yang kau bakar lalu kau kunyah, setelah itu airnya kau tumpahkan di kepalaku agar rambutku hitam terawat katamu. Lalu ampasnya kau sapukan ke seluruh tubuhku agar kulitku halus dan licin. Ibu aku mengikut saja, jujur aku menikmatinya. Sampai aku membesar tidak ada lagi ritual itu.
Ritual berganti, kau menceritakanku tentang berbagai kisah. Kau bilang perempuan itu bagai telur ketika ia telah jatuh sekali maka hancurlah ia, kau menceritakannya saat melihat aku sudah memperlihatkan gejala jatuh cinta. Ibu, kau tahu segalanya tentang diriku, walaupun tak sepatah kata pun keluar dari bibirku. Bu, sungguh malam ini aku merindukanmu. Mendengar kisah-kisahmu. Sungguh walau kisah-kisah itu sudah berulang kali aku dengar aku tak akan pernah bosan. Aku menikmatinya sambil saling berebut mendekap tubuhmu dengan adikku, aku berhasil mengalahkannya dengan senyum puas.
Ibu bilang, aku sudak lama tidak bertemu denganku, jadi Pila harus mengalah sebentar untuk kakaknya. Lalu aku akan memanyunkan mulutku pada anak 8 tahun yang menggemaskan itu, sebuah tanda kemenangan, bahwa aku mengalahkannya dengan telak. Setelah itu Pila akan mengambek dan menagis berteriak "Ummiku" lalu aku membalas, we "Ummiku". Lalu Pila akan menangis lebih keras, lalu mengambek. Setelah itu tentunya aku akan mengejarnya, lalu menenangkannya, lalu berkata denan sok bijak. Pila kan sama Ummi terus, kakak kan udah lama ngak ketemu. Lalu dia akan luluh, dan aku akan mengiringnya kembali kepadamu ibu. Lalu kami saling berpeluk. Seketika itu Aan juga akan datang menghambur di pelukanmu.
Saat kami berhenti dia masih memelukmu, dan ssaat dia tertangkap mata dipelototi oleh kami, dia akan buru-buru melepaskan pelukannya dan berlalu sok cool. Aan, anak 10 tahun itu selalu sok cool, ngak mau di bilang manja, gengsi juga kalau bilang sayang. Setelah dia berlalu, kami akan tertawa... Oh ia, Pila juga terkadang bilang, "Ummi diantara saya, Deng Wati, Deng Asrul, Aan, yang mana yang paling kt sayang?" tanyanya dengan polos.
"Yah, ummi sayang semuanya,,"
" Ih. Ummi Toh, yang paliiiiing kt sayang. "
"Ia ummi paling sayang anak bungsuku"
Lalu Pila akan menjulurkan lidahnya ke arahku, tanda balas dendam telah terbalas"
Aku tidak mau kalah, aku membuat kode mata dengan Ummi, tanda Ummi... Hehe
Pila mengangis kesal... hehe aku suka mengganggunya, lalu merajuknya lagi...
Sungguh, Malam ini aku rindu kalian...
Makassar, 22.34
Komentar