Langsung ke konten utama

Aku Ingin











Aku ingin berbicara pada Angin
Walau pun Ia terbang jauh, dia tidak akan mengabari tanpa ku minta
Kawan, aku ingin berdiskusi
Namun kau tak lagi tampak dikelopak mata
Masihkah kau memperjuangkan hal yang sama
Aku yakin Yah,
Selalu
Walau pun opini-opini kian terjebak pada kata "tidak bisa"
Pada saat mata-mata itu memicing melihat ke arah kita
Yah, kawan bukankah kita akan terus berjalan
Dengan sebuah senyum
Yah, mereka juga tersenyum 'sinis'
Tapi kita, semakin maju dengan bangga, tentu dengan senyum yang sama
Akh, kawan. Apa yang mereka katakan memang tidak salah,
Ketika memandang arah yang kita tuju adalah sebatas Oase
Saat melihat perjuangan ini adalah sebuah khayalan
Tapi bukankah kita tetap yakin
Walaupun bara berada dalam genggaman
Nyatanya kita masih tersenyum
Yah, mereka hanya melihat bara
Tapi kita melihat bunga,
Yah, kita melihat apa yang tidak mereka lihat
Maka, mereka tidak salah bukan?
Maka bukankah kita telah berjanji
Perjalanan ini akan terus berlanjut
Karena hidup hanya sekali kawan
Karena, takdir terindah telah menetapkan kita di sini
Karena pilihan telah kita jatuhkan
Maka jika kau lelah
Aku yakin kau tidak akan pernah akan berpikir untuk mundur, bukan?
Tapi kita hanya berhenti
Untuk menyusun strategi
Agar apa yang kita lihat, juga mereka lihat
Jika masih tidak, maka biarlah takdir menentukan segalanya...

Komentar

Unknown mengatakan…
Aku ingin menjadi sahabat di bLogmu..bisa kan?

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang