Langsung ke konten utama

Andai Saja...

Pernahkah kau mencoba untuk menghindar dari seseorang, berlari sejauh-jauhnya, menghindari setiap pertemuan, bahkan ingin menghilang dari hidupnya, atau berandai-andai, andai saja kau tidak  pernah kenal dengannya atau bahkan kau berharap tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya...

Tapi semuanya berbeda, semua berada di luar skenariomu... Kau tetap bertemu di koridor, harus mengambil sesuatu darinya, mesti berkomunikasi dengannya, dan... seluruh semesta menarikmu dalam hidupnya, entah siapa yang tertarik dirimu ke dalam hirupnya atau hidupnya ke dalam hidupmu.

Atau juga kau begitu ingin berjumpa seseorang, berharap bertemu di toko buku, atau tidak sengaja berpapasan di jalan, atau mungkin kalian akan berteduh pada halte yang sama, menahan kalian dalam hujan. Atau, berharap suatu saat akan berjumpa, dan berandai-andai, kalau saja dulu kau tidak berpisah dengannya. Tapi ternyata kau tidak lagi pernah bertemu dengannya. Seberapa pun kau sudah mencoba menskenariokannya, itu hanya sekedar skenario yang tidak pernah terjadi.

Yah, sama dengan perpisahan, perjumpaan pun adalah skenario Allah. Ketika anak manusia telah menghindari segala kemungkinan sesuai petunjuk Rabb nya maka pertemuan itu adalah Jodoh, tidak bisa untuk dihindari.  Dan betapa pun kita sudah mempertahankan semuanya, ternyata perpisahan adalah jawaban. Maka jodoh itu pun telah dicabut. Dan kau harus menerimanya. Maka syukuri saja saat-saat bersamanya, karena suatu hari nanti, bagaimana pun perpisahan akan terjadi...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang