Berjalan-jalan menyelusuri halaman google, Akhirnya saya mendapatkan sebuah tulisan keren di eramuslim.com,linknya:
http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/khilafah-islamiyyah-versus-the-new-world-order.htm
Mungkin tulisan ini agak berat, tapi kaum muslimin harus belajar, membiasakan diri dengan perkembangan pemikiran, agar sadar pemikiran Islam yang akan membentuk keimanan akan mentajassad ke dalam diri, membentuk mafahim (persepsi) akan alam, kehidupan dan manusia. Dengan modal pemikiran keimanan Islam yang membentuk keimanan itulah, akan menjadi filter kaum muslim untuk dapat menentukan dan merumuskan langkah kedepan hidupnya. Bahwa Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil 'aalamiin" (sesungguhnya sholatku,
ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk ALLAH. Semangat membaca.
http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/khilafah-islamiyyah-versus-the-new-world-order.htm
Mungkin tulisan ini agak berat, tapi kaum muslimin harus belajar, membiasakan diri dengan perkembangan pemikiran, agar sadar pemikiran Islam yang akan membentuk keimanan akan mentajassad ke dalam diri, membentuk mafahim (persepsi) akan alam, kehidupan dan manusia. Dengan modal pemikiran keimanan Islam yang membentuk keimanan itulah, akan menjadi filter kaum muslim untuk dapat menentukan dan merumuskan langkah kedepan hidupnya. Bahwa Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil 'aalamiin" (
Setiap muslim yang cukup rajin belajar agama, atau yang terlibat
dengan pergerakan Islam, umumnya mengenal istilah Khilafah Islamiyyah.
Khilafah Islamiyyah merupakan lembaga politik kenegaraan milik ummat
Islam yang telah eksis belasan abad sejak Nabi Muhammad صلى الله عليه و
سلم memimpinnya pertama kali berbasis di kota Madinah Al-Munawwarah
hingga runtuhnya secara resmi khilafah terakhir berupa Kesultanan
Utsmani Turki yang bubar pada tahun 1924 atau 1342 hijriyyah.
Dewasa ini dunia Islam terpecah-belah menjadi aneka nation-states
(negara berdasarkan kebangsaan) tidak seperti Khilafah Islamiyyah yang
menyatukan kaum muslimin dari berbagai bangsa dan wilayah berdasarkan
ikatan aqidah kalimat Tauhid لا اله الا الله dan sunnah Nabi
Muhammad صلى الله عليه و سلم . Sebenarnya realitas ummat Islam selama
belasan abad di bawah naungan Khilafah tidaklah sepenuhnya konstan dalam
kebaikan. Ada gradasi yang -perlahan tapi pasti- memperlihatkan suatu
dekadensi hingga senanglah kaum kuffar menyaksikan runtuhnya Khilafah
dan tercerai-berainya kaum muslimin seperti dewasa ini. Hal ini telah
diprediksikan oleh rasulullah صلى الله عليه و سلم lima belas abad yang
lalu:
لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً
فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ
بِالَّتِي
تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ
وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم
bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap
satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul
berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah simpul hukum
dan yang paling akhir adalah simpul sholat." (AHMAD
- 21139)
Penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى telah mengalami dekadensi dari
masa ke masa. Pada babak paling awal penegakkan hukum berlangsung prima
karena baik person pemimpin maupun konstitusi Daulah
Islamiyyah langsung di tangani oleh Rasulullah Muhammad صلى الله
عليه و سلم , teladan utama orang-orang beriman. Kemudian pada babak
berikutnya ummat Islam menyaksikan penegakkan hukum yang masih tetap
baik –walau tentunya tidak se-prima di masa Nabi صلى الله عليه و سلم -
di bawah person pemimpin yang dijuluki al-Khulafa ar-Rasyidun
dan konstitusi Khilafah Islamiyyah, terdiri dari para sahabat
utama Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum.
Lalu pada babak selanjutnya penegakkan hukum mulai mengalami masalah
karena antara person pemimpin dan konstitusi Khilafah
Islamiyyah tidak selalu sinkron. Person pemimpin terdiri dari
para khalifah yang dijuluki Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai
para Mulkan ‘Aadhdhon (para penguasa yang menggigit). Namun konstitusi
Khilafah Islamiyyah masih baik karena secara formal tetap
berlandaskan Islam di mana berbagai urusan dirujuk kepada Allah
(Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah). Dalam sejarah dikenal sebagai era
berbagai kerajaan Islam, terutama tiga di antaranya yang sangat menonjol
yaitu Dinasti Bani Ummayyah, Dinasti Bani Abbasiyyah dan Kesultanan
Turki Utsmani. Pada masa yang berlangsung hampir 13 abad itu person
pemimpinnya bermasalah, namun konstitusi Khilafah Islamiyyah
masih relatif cukup Islami.
Namun sesudah itu masuklah ummat Islam ke dalam babak yang paling
kelam dalam sejarahnya di mana baik person pemimpin maupun konstitusi
lembaga kenegaraan sungguh bermasalah. Inilah era yang oleh Nabi
Muhammad صلى الله عليه و سلم disebut era kepemimpinan Mulkan
Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak). Dan inilah era
di mana dunia modern ini berada. Dunia Islam tercabik-cabik ke dalam
berbagai nation-states. Tidak ada satu wilayah tunggal ummat
Islam yang memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى . Tidak ada satu
blok tunggal kekuatan ummat Islam yang memelihara izzul Islam wal
muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sedangkan kepemimpin
dunia justeru berpindah gilirannya ke tangan kaum kuffar yakni
the western civilization, dengan kekuatan kaum yahudi-nasrani sebagai
komandannya. Oleh karenanya seringkali disebut juga sebagai the
judeo-christian civilization.
Pada babak yang kelam ini dunia berjalan menuju kegelapan karena
komandannya tidak memiliki cahaya penerang apapun untuk menunjuki jalan
manusia ke arah tujuan semestinya. Malah para pemimpinnya justeru
mengajak ummat manusia –termasuk ummat Islam- memasuki lubang biawak
kebinasaan di dunia apalagi di akhirat. Persis sebagaimana diprediksikan
oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ
حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ
لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
“Kamu akan mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup orang-orang
sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga
kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Para
sahabat lantas bertanya, "Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi
dan Nasrani, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau
bukan mereka)?" (HR Bukhary 3197)
Tetapi ada suatu pertanyaan mendasar yang perlu diajukan. Mengapa
ummat Islam mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup kaum yahudi dan
nasrani? Sesungguhnya dekadensi di bidang penegakkan hukum Allah سبحانه و
تعالى bukanlah suatu fenomena yang berdiri sendiri. Ia tidak hanya
berkenaan dengan hadir-tidaknya person pemimpin yang bermasalah
serta berlaku tidaknya konstitusi Khilafah Islamiyyah di dalam
tubuh kaum muslimin. Tetapi ia sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan
dan mental kaum muslimin secara keseluruhannya yang telah dijangkiti
suatu penyakit kronis yang telah disinyalir oleh Rasulullah صلى الله
عليه و سلم . Penyakit itu bernama al-wahan. Artinya cinta dunia
dan takut menghadapi kematian. Dan penyakit ini bukan hanya muncul di
tengah kaum muslimin sesudah runtuhnya secara resmi Khilafah
Islamiyyah pada tahun 1924. Tetapi bibit-bibit penyakit ini telah hadir
sejak lama sebelum hal itu terjadi. Runtuhnya khilafah hanyalah
merupakan faktor pemicu yang menyebabkan kian ganasnya virus penyakit al-wahan
berkembang di dalam tubuh kaum muslimin seperti yang dapat kita
saksikan dewasa ini.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ
أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى
الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ
وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ
بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ
غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ
اللَّهُ
مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ
وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ
فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا
الْوَهْنُ
قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Bersabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم “Hampir
tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang
memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena
sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti
buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh
kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian
penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah
Al-Wahan itu?” Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:
”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Fihak kaum kuffar pada hakekatnya tidak akan pernah sanggup melakukan
apapun terhadap ‘izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan
kaum muslimin) andaikan ummat ini benar-benar beriman dan yakin akan
janji Allah سبحانه و تعالى berupa ihdal-husnayain (meraih salah
satu dari dua kebaikan) yakni ‘isy kariiman au mut syahiidan (hidup
mulia di bawah naungan syariat Allah atau menggapai mati syahid).
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ
لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا
إِلا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa
yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan
hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."
Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali ihdal-husnayain
(salah satu dari dua kebaikan).” (QS At-Taubah 51-52)
Dalam kitab tafsir Fathul Qadir dikatakan bahwa makna salah
satu dari dua kebaikan ialah:
إما النصرة أو الشهادة
“Atau kemenangan atau mati syahid”.
Sepanjang sejarah Islam fihak musuh senantiasa berusaha menghilangkan
gairah kaum muslimin untuk meraih salah satu dari dua kebaikan di
atas. Mereka melakukan segala upaya untuk memadamkan semangat perjuangan
kaum muslimin. Bayangkan, mereka sampai perlu melansir perang Salib
selama dua abad (dua ratus tahun)! Namun ummat Islam semakin diperangi
semakin menjadi-jadi semangat berperangnya (baca: hubbul-jihad wa
asy-syahadah/ cinta jihad dan mati syahid). Kalimat legendaris yang
diucapkan Panglima Khalid bin Walid ra ketika memimpin pasukan Islam
yang jauh lebih sedikit jumlahnya daripada pasukan Romawi telah
menginspirasi pasukan Islam sepanjang zaman:
جئت بأناس يحبون
الموت كما تحبون الحياة
“Aku datang dengan sejumlah manusia yang mencintai kematian
melebihi kalian (hai kaum Romawi) dalam mencintai kehidupan...!”
Akhirnya kaum yahudi-nasrani merubah strategi mereka menghadapi kaum
muslimin. Mulailah era al-ghazwu al-fikri (perang ideologis)
diterapkan menghadapi kaum muslimin. Mulailah mereka meracuni hati dan
fikiran kaum muslimin melalui harta, wanita dan perebutan tahta antara
sesama muslimin. Mulailah politik belah bambu alias devide et empera
diterapkan. Mulailah berbagai ideologi asing buatan kaum kuffar
diperkenalkan dan dipromosikan oleh para orientalis yang belajar Islam
untuk dijadikan pembungkus kebusukan berbagai ideologi menyesatkan
tersebut. Mulailah mereka memperkenalkan makna-makna baru lagi sesat
terhadap berbagai istilah Islam yang sudah lama disepakati pemahamannya
oleh kaum muslimin sejak dahulu kala. Akhirnya tersebarlah di tengah
ummat Islam makna-makna asing lagi menyesatkan terhadap kata-kata
seperti al-jihad fi sabilillah, rahmatan lil ‘aalamiin, dien,
‘ibadah, rabb dan ilah.
Alhasil dekadensi di dalam tubuh ummat Islam tidak hanya terjadi pada
bab penegakkan hukum semata. Tetapi dekadensi di berbagai bidang
lainnya turut menyempurnakan keruntuhan ‘izzul Islam wal muslimin (kemuliaan
Islam dan kaum muslimin). Sehingga kaum kuffarpun akhirnya menikmati
buah ketidak-loyalan kaum muslimin terhadap agama Allah سبحانه و تعالى
dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Maka mulailah babak
paling kelam dalam sejarah Islam berlangsung.
Di babak ini kaum yahudi dan kaum nasrani (yang telah ter-yahudi-kan)
sangat ingin memastikan bahwa ummat manusia –apalagi ummat Islam- tidak
pernah lagi boleh menengok ke belakang. Ummat Islam harus diharamkan
berfikir menghidupkan kembali ide Khilafah Islamiyyah. Sebab ia telah
menjadi sejarah dan harus tetap tersimpan dalam lembaran sejarah semata.
Sementara itu kaum kuffar selanjutnya leluasa mempersiapkan dunia
dengan sebuah grand-design yang sudah lama mereka rencanakan
berupa ide pembentukan sebuah sistem global tunggal bernama Novus
Ordo Seclorum alias the New World Order (tatanan dunia baru). Bahkan
secara lebih spesifik namun tersamar kaum yahudi telah mencanangkan
bahwa NOS sesungguhnya dibangun dalam rangka menyambut kehadiran sang
pemimpin yang mereka nanti-nantikan sejak lama yaitu si mata tunggal
alias Ad-Dajjal. Oleh karenanya kita temukan beberapa statement
dari para pemimpin mereka seperti misalnya:
Henry Kissinger: "…apa yang dinamakan terorisme di
Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia
secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian
kembali semacam Kekhalifahan."
Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles
Clarke menyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The
Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington
DC ). Dimana dia menyatakan:
"Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda
dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan
dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti
kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk
tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa
tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara
prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan.
Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembali Khilafah;
tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada
perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan
perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara.
Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak
dimungkinkan adanya perundingan."
Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 George Bush Jr
menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah
"kekaisaran Islam radikal":
"Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar
di abad baru kita. Sama seperti ideology komunisme, musuh kita yang baru
ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan
untuk bisa menjalankan visi politik. Kaum militan percaya bahwa mereka
dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga
dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di
wilayah dan mendirikan sebuah kekaisaran Islam yang membentang
dari Spanyol hingga Indonesia."
Sedangkan berkenaan dengan NOS, kita temukan suatu
pernyataan dari Bush Senior di tahun 1991 yang ternyata
dibuktikan sebaliknya pada dekade berikutnya. Pernyataannya di antaranya
sebagai berikut:
“Until now, the world we’ve known has been a
world divided – a world of barbed wire and concrete block, conflict and
cold war.
Now, we can see a new world coming into view. A
world in which there is the very real prospect of a new world order.
In the words of Winston Churchill, a "world order" in which "the
principles of justice and fair play ... protect the weak against the
strong ..." A world where the United Nations, freed from cold war
stalemate, is poised to fulfil the historic vision of its founders. A
world in which freedom and respect for human rights find a home among
all nations.
The Gulf war put this new world to its first
test, and, my fellow Americans, we passed that test.”
Jelaslah bahwa para pendukung the New World Order
memiliki agenda yang sangat berbeda –bertentangan lebih tepatnya- dengan
kaum muslimin yang faham dan bangga akan sejarahnya. Tidak ada
muslim-mukmin yang bisa melupakan masa lalunya. Sebab kendati Khilafah
Islamiyyah sudah tiada, namun karena ia telah berlangsung belasan
abad sulit untuk begitu saja dilupakan. Sedangkan hegemoni Novus Ordo
Seclorum alias Sistem Dajjal belum ada seabad. Dan para pengusung sistem
batil ini masih berjuang keras memastikan dan memuluskan eksistensinya.
Mereka sangat khawatir jika sebelum pemimpin mereka datang, yakni
Ad-Dajjal, ummat Islam keburu bangun kembali dari tidur mereka dan
bergerak bangkit mewujudkan kembali Khilafah Islamiyyah yang
diyakini berlandaskan Kitabullah Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah
An-Nabawiyyah.
Bagi muslim-mukmin yang sadar, maka urusan tegaknya
kembali Khilafah Islamiyyah bukanlah sekedar mengenang kembali nostalgia
masa lalu. Urusan ini berkaitan erat dengan iman dan keyakinan akan
janji Allah سبحانه و تعالى yang tidak pernah berdusta serta prediksi
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengenai skenario Akhir Zaman yang
tidak pernah meleset. Betapapun tampak digdayanya kekuatan kaum kuffar
barat, kaum yahudi-nasrani serta para antek kaki-tangan mereka dari
sebagian kaum musyrikin dan munafikin yang telah berhasil mereka rekrut
dengan kebijakan stick and carrot.
Urusan siapa yang Allah سبحانه و تعالى izinkan
memimpin dunia adalah urusan giliran. Ada kalanya Allah سبحانه و تعالى
percayakan kepada kaum beriman dan ada kalanya dipercayakan kepada kaum
kuffar. Dewasa ini giliran sedang Allah سبحانه و تعالى serahkan kepada
kaum kuffar. Ummat Islam wajib bersabar dan melipat-gandakan kesabaran.
Kesabaran untuk terus menyempurnakan persiapan diri, keluarga dan ummat
di berbagai bidang, sejak dari bina al-iman wa at-tauhid hingga bina
ad-da’wah wa al-jihad. Kesabaran untuk tidak mudah tergoda oleh
rayuan pengusung NOS yang membujuk ummat Islam untuk memandang baik
berkompromi dan kerja-sama dengan NOS guna memelihara nilai-nilai Sistem
Dajjal. Kesabaran untuk tidak terjerembab ke dalam berbagai fitnah
zaman yang telah meliputi segenap aspek kehidupan manusia. Fitnah yang
telah meliputi aspek ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi,
militer, pendidikan, hukum, kesehatan, informasi dan lain-lainnya.
Babak ini boleh jadi merupakan babak di mana ummat
Islam sedang babak belur, tetapi ia bukan alasan untuk membiarkan diri
mengembangkan defeated mentality (mental pecundang) sehingga
kemenangan kaum kuffar sedemikian menyilaukan sehingga seorang muslim
menggunakan kaedah if you can’t beat them, then you join them
(jika kamu tidak dapat mengalahkan mereka, maka bergabung sajalah dengan
mereka). Sehingga kita mendengar mereka yang sedemikian rupa
tersilaukan melihat kedigdayaan kaum kuffar tega secara terang-terangan
mengungkapkan hilangnya kepercayaan diri terhadap perlunya institusi
Khilafah Islamiyyah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji”uun.
Padahal Rasulullah صلى الله عليه و سلم dengan jelas menyatakan bahwa
sesudah babak yang penuh fitnah ini, niscaya Allah سبحانه و تعالى akan
izinkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah berdasarkan manhaj
Kenabian.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ
مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ
ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ
النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ
أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا
فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ
أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً
فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ
أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ
النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
”Akan berlangsung nubuwwah (kenabian) di tengah-tengah
kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya.
Kemudian berlangsung khilafah menurut manhaj kenabian selama
kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung para Mulkan
‘Aadhdhon (para penguasa yang menggigit) selama kurun waktu
tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia
menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung kepemimpinan
Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak) selama
kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian akan berelangsung kembali khilafah
menurut manhaj kenabian. Kemudian beliau berhenti”. (AHMAD - 17680)
- Boleh jadi Allah سبحانه و تعالى tidak izinkan kita mengalami hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Yang paling penting ialah memastikan diri dan keluarga kita menjadi bagian dari ummat islam yang dipercaya Allah سبحانه و تعالى untuk turut serta mempersiapkan dan memperjuangkannya di atas jalan yang lurus dan benar. Bukan malah menjadi bagian dari mereka yang justeru turut melestarikan dan memandang final The New World Order yang sejatinya merupakan Sistem Dajjal dalam rangka menyambut kedatangan si puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal. Wa na’udzu billaahi min dzaalika...!
Komentar