Pagi ini di rumah sakit. Saya sedang menjaga tante, dan menebus resep. Saat diberitahu harganya, saya mengeluarkan selembar uang 100 ribuan, dan menaruhnya persis di samping komputer. Lalu diberi copy resep karena, obatnya ternyata habis.
Akhirnya saya pergi ke apotik sebelahnya. Menunggu cukup lama. Ketika, hendak membayar obatnya, membuka dompet, tapi tenyata uang 100rb annya sudah tidak ada di dompet. Hilang. Ya Allah, saya melupakannya di apotek pertama. Akhirnya saya membayar dengan uang yang lain. Karena tesadar telah melupakan uang di apotek pertama, saya langsung meninggalkan apotek ke dua, tanpa mengambil obat pula.
Di apotek pertama, akhirnya saya bertanya tentang uang saya yang terlupa. Em, masalahnya uang itu adalah uang tante saya. Dan, ketika sudah sampai di apotek pertama, uangnya sudah tidak di sana. Apoteker dan cleaning service-nya juga tidak melihat kataya. Si apoteker menyuruh saya untuk kembali mengecek di sepanjang jalan, jatuh mungkin. Saya menyusuri jalan, dan juga tempat duduk saya di apotik kedua hm, ternyata nihil. Karena yakin uang tersebut saya lupakan di apotik pertama, akhirnya saya kembali ke sana, tentunya dengan obat yang sudah saya ambil di apotek ke dua.
Saya bertanya ulang, mas apotekernya juga lihat saya menaruh uang 100 ribuan, cuman setelah memberikan resepnya dia juga tidak tahu lagi.
"Ada tidak pak orang yang ke sini setelah saya? Ini kan masih pagi sekali!"
"Ada dek, ibu-ibu, nih dia belanja 66 ribu. Tapi, tunggu, ibu itu ngasih saya uang 100 rb an, jangan-jangan itu uangnya adek, soalnya saya juga ngak ngeliat kalau ibunya buka dompet.Dan si ibu itu juga sudah pergi dek, seandainya saya lihat dia ambil uang di samping saya, pasti saya tegur"
"Wah, berarti percuma juga saya tau siapa ibunya, belum tentu juga, kan bapak ngak lihat langsung! Ya udah Pak, Makasih"
Sebenarnya agak tidak rela, kehilangan uang. Hanya saja sayanya saja yang lalai, pelupa. Hm, dan saya mencoba mengikhlaskan, walaupun agak kesal juga sama si Ibu, tapi yah sudahlah si Ibu mungkin sangat butuh. Dan, belum tentu Ibu itu yang mengambill.
Saat kembali ke ruang inap, saya tidak bilang apa-apa pada tante saya. Dan masalahnya saya juga tidak membawa uang lebih untuk mengganti uang tante yang hilang, hehe, lagi tanggal tua soalnya. Yah, walaupun saya yakin tante saya tidak akan minta ganti, tapi kan tidak enak. Kesannya sangat ceroboh.
Dan, akhirnya setelah beberapa menit, suster mengatakan saya harus kembali ke apotek. Firasat saya mengatakan, pasti uangnya sudah ketemu? tapi bagaimana caranya? padahal kan si Ibu yang dicurigai ngambi uang saya, sudah pulang.
Di tengah jalan sebelum sampai ke apotek saya bertemu sang Apoteker, membawakan uang 100 rb saya. Ternyata si Ibu membeli obat lagi.
Kok bapak tau Ibu itu ambil uang saya?
Ia, soalnya saya bilang, Ibu tadi tidak bayar saya tadi yah? Tadi ambil uang dari mana?
Akhirnya ibu mengaku dia membayar resep memakai uang yang teregeletak di samping komputer, dan mau tidak mau mengembalikan, karena ketahua."

Tapi, saya yakin, hal itu sebagai pelajaran bagi saya, dan mungkin sentilan Allah untuk saya, solanya tadi saya asyik berfacebook ria, akrab dengan hp, akhirnya melupakan uang. Dan sebenarnya, fb an terlalu banyak tidak bagus. Tanpa disadari FB telah berubah menjadi Infotaiment terbesar.
Allah akan selalu menjaga langkah-langkah kita, menjewer kita, kalau sedikit saja melakukan pekerjaan yang buang-buang waktu, apa lagi kalau sudah dosa, peringatannya tidak main-main. :D
Thanks, Allah... :D
Menulis Lagi, walaupun dari hal yang sederhana... :D
Komentar
:)
menulis curhatan...
Makasih, :D