Langsung ke konten utama

Subuah Pengakuan

Maaf aku pergi
Kau tak lagi membutuhkanku di sini
Aku bahagia melihatmu telah berevolusi
Walaupun tak pernah kutahu dengan jelas
Katamu tak semua yang tampak sperti yg kukira
Maka, aku berikan kalimat yang sama
Kita masing saling berjalan menuju puncak
Dengan posisi yang berbeda

Aku memilih pergi
Pernah aku nyatakan bahwa aku mempercayaimu
Tapi bagaimana mungkin jika kau tidak mencoba mempercayai dirimu sendiri
Entahlah, apakah itu artinya kepercayaanku tak penting bagimu

Tapi sudahlah, saatnya aku pergi
Aku bahagia, melihatmu telah berdiri di tempat yang sama
Aku hanya yakin, bahwa sebaik-baik penjaga hanyalah Allah
Aku, tak pernah takut meninggalkanmu
Pun semua yang terjadi padamu
Tak ada hubungannya denganku
Aku, bukan siapa-siapa
Aku yakin, ketika Allah telah memberikan hidayah maka siapapun tak akan kuasa mencabutnya, pun dirimu sendiri

Kini aku pergi
Menitipkan segenggam asa padamu, bolehkah?
Bukan untukku
Suatu hari jika takdir mempertemukan kita kembali
Atau kau mngejar takdir kita
Semoga iman itu semakin tertancap

Aku memilih pergi
Aku bukan Fatimah
Aku wanita biasa
Takut kekaguman itu beretamorfosa tanpa kusadari
Aku takut murka Allah
Maaf

Dan aku pergi
Seperti biasa
Mengejar mimpi-mimpi
Aku tak mungkin menjadi Fatimah
Tapi akan kutelusuri jalan yang dilaluinya

Tapi sebenarnya aku tak pernah benar-benar pergi,
Karena kau tahu tempat untuk menggapaiku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang