Tentang kenangan yang kau ingatkan kembali padaku
Persis seperti bocah ingusan yang menuduh temannya mencuri mainannya sembarangan
Aku bisa menulis tentang langit semauku
Walaupun aku mencintai laut
Dan kau tak usah mengira bahwa yang kumaksud adalah langitmu
Karena aku menggambarkan langit yang sesungguhnya
Kau terlalu naif, seperti banteng yang konon menanduk apa saja yang berwarna merah
Aku bisa menulis tentang langit sebanyak yang aku mau
Kau tak perlu khawatir karena makna langit yang dulu tak lagi memiliki bekas
Seperti keberadaan dinosaurus yang sudah punah
Dan kau menemukan fosil yang membuatmu sakit hati,
Fosil itu seperti kenangan, namun kau menciumnya lebih menyedihkan dari bangkai
Menghantuimu sepanjang pagi hingga malam
Membuatmu berteriak dengan suara yang sangat mengerikan
Aku dan laut telah menyatu
Seperti bayangkan pelangi yang jatuh dipelukannya tanpa ombak
Karena dia mampu mengendarainya kemanapun dia mau
Kau, rawatlah langitmu,
Jangan menjadi awan hitam yang hanya melemparkan petir keseluruh penjuru, membabi buta
Jadilah awan yang setia, agar langitmu menjadi tenang
Karena aku tak bisa berhenti menulis tentang langit, hanya karena tuduhanmu yang mengada-ada
Tentang kenangan yang kau ingatkan padaku
Berhentilah berimajinasi
Tidak semua cerita yang kau dengar semanis dan seindah tulisanku
Ciptakan kenangan yang indah dengannya
Melebihi tulisan-tulisanku
Agar ia hanya bernafas untuk namamu
Aku kasihan juga resah, jadi memberimu sapu tangan
Agar kau mampu menyeka igusmu yang keluar tanpa air mata
Agar tidak mengotori orang lain
Bahkan langitmu sendiri
Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak
Komentar