Langsung ke konten utama

Curat Tengah Malam

Terkadang kita akan terbawa oleh takdir, dan terhanyut olehnya...
Yah, ternyata sebentar lagi, usiaku akan mencapai angka dua puluh delapan. Sebuah usia yang cukup matang untuk berpikir jauh, tentang masa depan, tujuan hidup dan kehidupan.
Berada di kota ini seperti sebuah mimpi yah sebuah mimpi yang menjadi nyata. Waktu terlalu cepat berlalu. Rasanya baru sekejap mata aku masih berada di kota kelahiranku Watampone. Waktu itu aku masih seorang gadis kecil yang kegemarannya menatap bulan bintang awan segala benda di langit. Langit adalah hiburan yang paling nyata juga indah untuk dipandang. Aku tidak pernah bosan memandang ke langit, di sana aku bisa menemukan segala hal, menulis mimpi-mimpiku di awan, bahkan imajinasiku membentuk  mereka jadi hewan dan apapun yang aku suka juga karakter-karakter kartun favoritku.
Membayangkan semua perjalanan hidup itu membuatku bersyukur begitu dalam tentang kehidupan yang aku jalani saat ini. Kini kini aku memiliki semua peran baru, di kota baru yang dulu tak pernah terbersit bahkan terdengar sebelumnya.
Aku mencintai pekerjaanku juga peran yang diamanahkan padaku sekarang. Berada di kota kecil mencoba memberikan manfaat untuk orang lain mengabdi untuk negeri.
Memberikan mimpi tentang pendidikan lebih yang baik,  di tengah jengahnya kita dengan pendidikan juga sistemnya. Bukan menyalahkan siapa-siapa, tapi berbuat mencoba mengubah keadaan menjadi lebih baik, sekecil apapun itu.
Jika kau bertanya apa yang membawaku ke kota ini. Maka jawabannya akan begitu romantis.
"Jodohlah yang membawaku ke kota ini"
Bulan ini, usia pernikahanku sudah genap dua setengah tahun. Sebuah peran yang lain. Aku sangat bersyukur memiliki pasangan yang mengerti setiap "kegilaan" yang aku lakukan. Dia tidak pernah bertanya tentang kemana rupiah yg telah ia berikan, dan berapa yang telah aku hasilkan. Dan tau-tau dia hanya melihat tumpukan buku yang semakin banyak. Juga istrinya yang semakin cerewet, tentang konsep-konsep rumah tangga, impian-impian bagaimana mengasuh anak, ide-ide tentang konstruksi peradaban dan banyak hal.
Yah, saat ini arah masa depan pendidikan berada di tangan generasi 80 dan 90-an. Kita memasuki babak baru dalam kehidupan, menyeimbangkan peran yang harus kita lakukan bersamaan, sepenuh hati dan bahagia.
#Curhat_Tengah_Malam

Komentar

Nahlatul Azhar mengatakan…
Semangat kak Asra, semoga yang baik baik menghampiri.
Shaqayeq mengatakan…
Haa.... Bertemu Nahla disini... Lama tak jumpa @Nahlatul Azhar....

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang