Aku melihat diriku berjalan dengan perut buncitku
Aku di kampung halamanku dan melemparkan senyum ke arah tetanggaku
Mereka seakan mengatakan, mereka pikir aku sudah melahirkan
Lalu aku sampai di depan rumah, kulihat ada tetangga yang berulang tahun dan membagi-bagikan nasi kuning
Adikku Aan dan Pila, telah duduk di kursi disuapi Ibuku, makan nasi kuning dan telur lebur
Aku terbangun...
Sebuah mimpi, yang berhasil membuatku tiba-tiba merindukan setiap inci kampung halamanku,
Rumahku, rumah tetanggaku, Ibu dan adik-adikku, tetanggaku, teman-temanku, sekolahku,
kenangan-kenangan di Bone
Di antara suasana yang tidak menentu, hatiku menjadi kosong
Lagi, tersadar bahwa manusia benar-benar tidak ada kuasa tanpa-Nya
Bahkan untuk menentukan suasana hati
Seharusnya aku bergembira saja, hanya perasaan gembira karena anak yg kami tunggu-tunggu akan segera hadir.
Firasatku mengatakan ini adalah minggu-minggu terakhir penantianku
Tapi di hatiku, tidak selalu bergembira, ia berganti cemas, khawatir, rindu, semuanya datang bergantian...
Pun bayangan kematian sesekali muncul, dan kita tak pernah tahu kapan ajal itu akan datang. Apatah lagi dengan situasi bumi yang tidak baik-baim saja, bagaikan kisah film yang menjadi kenyataan, virus corona yang menghantui.
Kapan kita akan berpisah dari dunia.
Olehnya hanya doa-doa yang hadir, selalu untuk menguatkan hati, untuk memupuk semangat juga bayangan tentang putri kecilku yang akan segera hadir dan bumi akan segera pulih.
Ya Allah, hanya kepadamu kami bermohon, meminta takdir-takdir baik dan perlindungan kepada orang-orang yang kami cintai.. ❤
Buol, 21 Maret 2020
Komentar