Langsung ke konten utama

Unhas... Saya Ingin Bercerita Panjang

Twibbon ini akhirnya membuat saya kembali mengenang bagaimana perjuangan panjang akhirnya bisa menjadi salah satu mahasiswa di kampus merah ini.

Dulu, saat SMA bahkan saya tidak tau jika ada universitas bernama Unhas, bahkan saya tidak begitu tau tentang dunia perkuliahan. Yang saya tau saat itu, saya ingin menjadi guru dan yang paling populer adalah universitas keguruan di Makassar itu, saya tidak ingin sebut nama universitasnya. Sebut saja universitas A. Akhirnya, saya mendaftar A lewat jalur prestasi. Saya ikut dengan keluarga Etta ke Makassar yang konon bekerja sebagai dosen di sana. Kata Ummi, setidaknya ada yang tau saya sehingga jika sekiranya ad yg nilainya sama, saya yang diloloskan (semacam pendekatan, memperkenalkan diri 😁)

Saya ingat waktu it sy ikut sama Rosdiana Nawawi ke Makassar ikut sama keluarga Alm. Pt. Dullah, di Makassar sy d titip d rumah Dosen A it yang masih kemanakan Etta. Singkat cerita saya tidak pernah menyangka kalau oknum dosen itu meminta saya harus membayar sejumlah uang agar bisa lulus.

Saya kaget bercampur kecewa. Harga diri saya terluka, saya mendaftar jalur prestasi dan saya hanya akan mendaftar dengan murni. Sekalipun waktu itu seandainya orang tua memiliki uang, saya akan masuk universitas dengan cara terhormat, bukan dengan uang. Yah, saya pulang dengan kecewa. Kami memgadu pada Allah.

Beberapa minggu kemudian, sedang ada promo bimbel yang memberikan beasiswa pada siswa berprestasi dengan prasyarat tes. Saat itu, teman2 saya hampir sebagian besar telah mengikuti bimbel ternama di Kab. Bone. Dan saya memilih tidak ikut, karena biayanya yang cukup besar. Saya tidak ingin membebani orang tua.

Dan mata saya berbinar ketika melihat poster berwarna kuning yang dipasang di setiap pintu kelas. Bimbingan Belajar Ranu Prima Collage rintisan Kak Ramli (beliau ketua IGI saat ini) dan dimulai dari bimbel di RPC ini pengetahuan saya tentang dunia perkuliahan mulai terbuka. (Oh yah, cerita sampai akhirnya masuk bimbel dengan beasiswa inipun penuh drama, kapan-kapan akan saya tuliskan).

Saya mengambil kelas IPC dan Stan, saya belajar dari pagi jam 8 pagi hingga jam 9 malam. Dari rumah saya membawa bekal, jujur soal SNMPTN sangat menguras tenaga. Semakin saya belajar, rasanya semakin sulit. Namun saya tetap berusaha. Hampir setiap malam saya melakukan salat malam, dan bahkan melaksanakan solat hajat. Bagaimanapun saya harus melakukan usaha terbaik belajar dan berdoa.

Tahun 2008, adalah tahun pertama dibuka program masuk PTN dengan nama UMB (Ujian Masuk Bersama) dan Unhas masuk ke salah satu dari 5 Universitas yang mengadakan jalur UMB.  

Saya sudah di Bone saat diberitahu bahwa saya berhasil lolos di Fakultas Satra Universitas Hasanuddin Jurusan Sastra Inggris, jurusan yang memang saya idam-idamkan. Allah tidak pernah tidur, dengan segala kegihan itu, akhirnya saya bisa diterima di Universitas Terbaik di Indonesia Timur. Lulus dengan terhormat, setelah berhasil menyisihkan ratusan pendaftar lainnya. Saya dan Ummi sujud syukur, kami menangis sesegukan. Dan dari kampus Unhas inilah saya kemudian menemukan jatidiri saya. 🥰


Buol, 8 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang