Pernahkah kau merasa iri pada seseorang. Saya pernah iri pada seseorang yang bisa mendapatkan kemauannya hanya dengan mudah dengan hanya pada orang tua. Sedangkan saya, entah kenapa, ada perasaan pantang dalam diri saya untuk meminta pada orang tua, kecuali dalam hal yang benar-benar terpaksa dan saya sangat-sangat membutuhkan. Saya bahkan tidak mengingat, kapan saya terakhir kali meminta bantuan finansial pada orang tua, atau kapan saya pernah meminta dibelikan barang. Hampir tidak pernah.
Yah, pernah saya merasa iri, beruntungnya mereka memang memiliki orang tua dengan ekonomi yang cukup, atau mungkin merupakan anak semata wayang sehingga orang tua akan memberikan apa yang mereka inginkan dengan mudah.
Namun, belakangan rasa iri itu berubah menjadi rasa iba. Dan saya merasa lebih beruntung. Saya bisa membeli dan memiliki apa yang saya inginkan dengan berusaha lebih giat, karena saya tidak suka bergantung, saya perempuan mandiri.
Terus meminta sebenarnya akan membuat harga diri menajdi berkurang, atau karena sudah tidak ada jalan lain selain meminta, terpaska mau tidak mau kita harus mengorbankan harga diri. Yah, bayangkan jika kita telah dibesarkan dengan susah payah, disekolahkan tinggi-tinggi, namun akhirnya kita tetap meminta, padahal semestinya kita yang harus memberi. Saya yakin, sebagian anak tidak lagi ingin meminta, tapi kadang kenyataan mengharuskan mereka tetap bergantung pada orang tua. Belakangan yah, saya tidak lagi iri, saya merasa iba pada mereka.
Saya mendoakan anak-anak yang masih bergantung pada orang tua dapat segera berusaha lebih giat, berhenti untuk gengsi, tidak menilih-milih pekerjaan dan tentunya juga berdoa lebih banyak. Jangan sampai kebiasaan meminta membuat rasa tidak enak kita menjadi hilang, dan kita menjadi keenakan hanya dengan meminta
Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam tinggi dan sangat rewel, situasi yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit. Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...
Komentar