Langsung ke konten utama

Sebuah Perjalanan

 Kini aku berada pada keadaan yang entah apa aku harus menyebutnya. Terjebak, atau sedang mengusahakan mimpi. Aku ingin keluar dari sini, tapi aku harus tetap memberanikan diri. Aku harus mencari cara untuk memutuskan apa yang aku inginkan. Aku harus menjadi berani. Tapi, apakah aku cukup siap untuk terjatuh?


Namun mimpi yang tinggi memang mengharuskan kita untuk jatuh terlebih dahulu bukan, untuk menerima suatu yang besar, kita memang harus mengorbankan banyak hal. Saat ini aku sangat takut. Namun, aku tahu, mundur bukan pilihan yang baik. Aku harus tetap melangkah.


Sesuatu yang baik, pasti akan datang. Yang berlalu, biarlah berlalu, tak perlu kita berpikir terlalu jauh untuk melangkah. Kita harus berusaha sungguh-sungguh. 

Kita tidak akan tahu di mana ujung jalan, jika tidak melangkah hingga akhir. 

Hidup hanya sekali, selama itu baik dan ada harapan, maka melangkahlah...

Komentar

Anonim mengatakan…
Teruskanlah...
Teruskan setiap langkah untuk meraih mimpi..
Dan biarkan cahaya menuntunmu, agar langkahmu tidak berbelok kelain arah.
Meski harus terjatuh, lalu bangkit dengan tertatih..
Namun mimpi akan menguatkan mu, hingga engkau meraihnya.

Tak ada kata terjebak. Bukankah seseorang memang harus memulai sesuatu?
Dan sesuatu yang telah dimulai, selama bukan suatu kesalahan, maka sepatutnya memang untuk dilanjutkan hingga akhir.

Yang membuatmu terjebak hanyalah apabila engkau memulai sesuatu yang salah.

Kau tidak melakukan itu bukan?
Pelangi.ku

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang