Langsung ke konten utama

Muslimah Anti-Mainstream

Note : Tulisan ini tulisan "Merry Girl" begitu aku menjulukinya senang sekali dipertemukan dengannya, ini tulisannya hadiah milad untukku (dia tidak bilang begitu, tapi kusimpulkan saja seperti itu)...

Sudah berapa lama kita tak saling menyapa? Sepertinya sudah masuk hitungan bulan. Maka aku memutuskan menyapamu sekarang. Tapi Hei... Apa kau masih menunggu bahkan merindu tulisan ini?

Kita benar-benar gadis aneh. Bukankah begitu?
Ya, Aku sepakat denganmu. Aku ingat, dalam setiap pertemuan kita "selfie" tak pernah kita lakukan. Kecuali momentum tertentu, itu pun kita akan bersama beberapa bahkan puluhan orang. Haha.. hampir tak pernah kita berdua. Maka menculik fotomu diam-diam dari dp bbm menjadi hobby tersembunyiku. Aku pun heran, mengapa saat bertemu denganmu aku tak pernah mencoba menjepretmu satu atau dua kali? Padahal paparazzi itu menjadi kebiasaanku dulu. entahlah...
Saat bertemu nanti mungkin "selfie berdua" adalah hal pertama yang harus kita lakukan sebelum pertemuan kita terlindas oleh waktu. Asalkan tidak dengan cincin yang menghiasi 10 jari untuk membuktikan kita sedang hidup di abad ini. Di zaman semua manusia sedang tergila-gila pada cincin batu akik. Di abad purba-modern. Aku tak tahu apakah manusia yang kembali purba(hidup dizaman batu) atau batu yang menjadi modern. Bagaimana menurutmu?
Sebenarnya aku benar-benar dibuat gila oleh fenomena ini. Pernahkah ku ceritakan kepadamu tentang seorang anak tanpa ayah tanpa ibu? ah bukan seorang tapi beberapa orang, karena mereka bersaudara. Tapi pernahkah ku ceritakan kepadamu kisah mereka? Aku akan mengulangnya lagi. Seorang gadis cilik bersama adiknya. Ayahnya meninggal, ibunya menikah lagi tanpa pernah menolehnya lagi. Ia dititipkan kepada neneknya yang tua renta. Alhasil, kebutuhan sehari-hari mereka harus berjuang sendiri. Mengais tong sampah, mencari botol bekas dan hal semacamnya untuk menukarnya dengan beberapa rupiah yang itu pun tak seberapa. Tak jarang ia dicibir karena penampilannya yang awut-awutan. Sangat sering ia menjadi bahan olok-olokan teman sekelasnya karena pekerjaannya. Tapi tahukah kau apa yang dia katakan saat hinaan menderanya?
"Lebih baik aku memulung daripada aku mencuri!"
Kata yang luar biasa yang keluar dari mulut sigadis cilik. Membuat airmataku hampir terjatuh saat itu juga. Bagaimana tidak? Ditengah badai hidup yang melandanya, ia memiliki idealisme yang telah banyak menghilang dari orang dewasa. Kau pasti masih menyimpan dalam rekaman memorimu bagaimana mereka yang punya kemewahan masih menimbun harta, demi ambisi dan nafsu dunia. Tak jarang mereka mengambil hak orang lain. Pencuri profesional dengan setelan jas rapi. kita menyebutnya para "Tikus berdasi". Jika mereka masih memiliki nurani, kuharap kalimat gadis kecil itu menjadi cambuk yang menohok jantungnya lalu tersadar. Tapi itu bagai mencari jarum ditumpukan jerami bukan? Bagaimanapun, kita masih harus tetap berharap tentang sebuah perubahan yang lebih baik.

Lalu, apa hubungannya dengan batu akik? Kau pasti mengerti ketika fenomena itu melanda negeri ini. Banyak dari mereka mengeluarkan rupiah beratus-ratus juta hanya untuk sebuah cincin. Tak jarang mereka melakukannya hanya demi kebanggan, ingin dipuji, ingin dibilang hebat. Lalu aku berfikir, mengapa mereka tak lebih peka terhadap manusia-manusia disekelilingnya? Padahal, mereka menjadi salah satu sebab, mengapa banyak orang yang memilih menjadi kriminil untuk mencari sesuap nasi demi makan satu hari. Karena mereka menjadi sangat acuh terhadap tetangga-tetangga yang kelaparan. Semua ini membuatku muak melihat batu cincin itu.

Sekarang, coba kita lihat lagi di TV. Pemilihan Putri Muslimah 2015. Mengapa kita tak turut serta? Bukankah kita juga seorang putri muslimah? Hehehe...
Hal yang sangat mustahil untuk kita lakukan. Sebab kita tahu, Muslimah itu adalah seorang yang terjaga. kecantikannya bukan untuk didedahkan begitu saja. Kita memang wajib menjadi muslimah cerdas, sebab kita harus menjadi ibu yang cerdas untuk mendidik generasi penerus kita kelak. Tapi bukan untuk menjadi seseorang yang ikut kontes ajang pamer diri. Kau masih ingat? sebuah kalimat yang mengatakan "ketika syaithon gagal mempengaruhi muslimah membuka hijabnya, ia akan mempengaruhinya dengan cara yang lain yaitu dengan bertabarruj. Maka sungguh Allah melaknat wanita-wanita yang bertabarruj meskipun hijab menghiasi tubuhnya.

lalu kita? Kita memilih menjadi muslimah sepanjang zaman, bukan sekedar menjadi muslimah musiman. whatever, jika kita dianggap aneh. Nevermind.

Kita benar-benar gadis aneh. Bahkan disaat menyapa dengan tulisan pun yang kita lakukan hanyalah diskusi. Sepanjang kebersamaan kita hanya diisi dengan diskusi. Perpustakaan Daerah, Rumah Tanpa Atap(yang entah sekarang bagaimana bentuknya), dimanapun. Tapi akhir-akhir ini kita memilih rumah. Home sweet home. Dimana kita bisa bersantai tanpa khawatir terutama pada hujan. Kita adalah dua manusia yang tak cocok dengan hujan bukan? meski kita tak pernah membencinya. Kita tetap menikmatinya selayaknya oecinta hujan, menjamah tubuh hujan dengan tangan-tangan kecil kita, lalu kemudian tertawa bersama sebelum kembali berdiskusi.

Gadis Anti_Mainstream. Kau menambah istilah itu untuk menjadi gelar kita sebelum orang lain memberi kita gelar. Hahaha...Edisi menyelamatkan diri. Tapi aku ingin mengganti kata "gadis" dengan kata "muslimah". Aku tak bermaksud menyabotase istilahmu. Aku punya alasan tersendiri. Sebab mungkin kata "gadis" tak berlaku lagi untuk kita beberapa tahun kedepan. Disaat kita menjadi madrasah utama. Disaat Allah menitipkan dibawah telapak kaki kita. Maka "muslimah" adalah kata yang tepat menurutku. Kata itu akan tetap melekat kepada kita sepanjang waktu. selama kita masih menjadi wanita muslim.

Kau tahu? "Mikir_Cantik" juga sudah mewabah. Mungkin mereka ingin membuktikan keberadaan mereka dijagad ini sebagaimana Descartes yang mengatakan "Cogito Ergo Sum". Aku berfikir, maka aku ada.
Tapi yang menjadi pertanyaanku hampir sama dengan yang selalu ditanyakan oleh om facebook saat kita membuka beranda. "Apa yang mereka fikirkan?". Aku ingat sepanjang diskusi kita yang kita fikirkan hanyalah bagaimana membenahi problematika yang ada, yang seakan tak ada ujungnya. Memikirkan generasi, politik, masa depan, cinta, iman, dan sastra.

Mungkin hari-hari kita kedepan menjadi sangat berat, karena kita memilih untuk mengambil bagian memikirkan ummat. Tapi bukankah kita punya Allah ? Ya, kita punya Allah yang selalu menyediakan solusi bagi kita. Disaat kita sudah merasa lemah dan tak berdaya. Allah ada. lalu disaat itu, kita akan kembali bangkit lagi menghadapi semuanya. Aku yakin kita bisa, meskipun kita menjadi terasing ditengah hiruk pikuk dunia, tak mengapa karena Allah telah menjanjikan keberuntungan bagi orang-orang yang asing.

"Imam Muslim meriwayatkan di dalam shahihnya dari jalan abu hurairah ra. dia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda, 'Islam datang dalam keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang asing itu"(HR.Muslim[145] dalam kitab Al-Iman Syarh Muslim 1/234).

nb: Aku tak dapat menulis di blog

_Bone, 14 Mei 2015_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Aku yang Tersesat Di Bawah Ribuan Bintang

Aku tak lagi sama Bumi berputar dengan cepat Bocah-bocah yang dulu berlarian saat dikampung Sekarang sudah menjelma menjadi Ibu dan Bapak Aku tak lagi padai menyulam kata Kata-kata indah dari sanubariku tetiba ludes Oleh dinamika kehidupan  Aku berada di bawah puisi bintang-bintang Namun, Tak tahu lagi kubaca puisi dari rasi bintang tidak kulihat lagi jalan pulang Dulu, aku dapat mendengar suara angin Berbuai, bahkan berkirim dan menitipkan pesan padanya Kini, angin hanya menghembuskan hawa panas yang ketus Aku masih di bawah bintang-bintang Berharap menemukan bintang jatuh Untuk mengabulkan permintaanku Aku ingin kembali ke masa dimana  Aku dapat membaca Kemana arah bintang yang membawaku pulang