Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 22, 2018

Tanpa Suara

Hukuman paling telak adalah diam Jiwa terasa tercerabut Semangat melayang entah ke mana Jika kau masih diam Maka kelak kau akan menjumpainya Diam selamanya Karena dia telah mati bersama kata-kata terakhirmu

Seni Memafkan

Kenapa tidak memberi maaf? Bukankah memberi maaf adalah membuka hati Membuka hati dan menerima kelalaian-kelalaian Bahkan kesalahan dan kehilafan orang lain Bahwa kesalahan orang lain yang hadir padamu, juga merupakan kelalaianmu sendiri Jauh dari itu kesalahan orang lain padamu adalah sebuah ujian. Sejauh mana kau bisa bertahan. Kau mampu memaafkan apapun, karena dengan memafkan orang lain sesungguhnya kau memaafkan dirimu sendiri, menerima kesalahanmu sendiri.  Sungguh tak elok menimpakan semua kesalahan pada orang lain, tanpa berkaca pada diri.  Kau, yakinkah memiliki hati seluas samudra yang dapat menampung maaf yang lebih besar. Memberi maaf, tidak hanya dengan melepaskan.  Selanjutnya, maaf harus kita kawal agar kita tidak jatuh pada kesalahan-kesalahan selanjutnya.  Dan kita tak perlu lagi menerima kesalahan-kesalahan yang sama, membiarkan orang lain melakukan kesalahan  yang itu-itu saja. Yah, sesunggunya langkah awal dar