Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Januari dan Kita

Januari kembali menyapa dan dalam hitungan detik akan kembali pergi... Sepertimu, yang entah Di awal januari, aroma kematian dihantar tangisan awan yang menyesak bumi dan hati Tapi, selalu ada penawar setiap kali mengingat pertemuan kita yang juga berlatar Januari Pertemuan kata-kata yang menembus lebatnya hujan Membawa serenade magis di hati kita Lalu aku mencoba bernegosiasi dengan waktu... Ini sudah januari keberapa? Berapa januari aku harus menunggu... Atau aku terima saja tawaran di februari, maret, april atau mei? Lalu jika juni, juli, agustus, september dan oktober datang menuntut aku harus bagaimana Lalu november datang merajuk membawa mimpi indah Tidak aku sedang tidak menuntut apa-apa aku masih mengagumi daun yang tak pernah marah jika embun pergi bersama mentari, karena dia tahu, saat fajar mnyingsing, ksejukan itu akan selalu datang tepat waktu Aku sedang tidak bertanya apapun, karena jawabannya tidak terdapat di manapun, tapi di hati kita Dan kuputuskan ak

Repair Mind and Heart

Belakangan ini saya mendengar banyak suara-suara keluhan di sekitar saya. Bahkan tidak jarang keluar dari mulut saya sendiri, kalau tidak bahkan keluhan itu dalam hati saya.  Namun, Allah memberi kita sebuah device yang begitu canggih, ada yang menyebutnya hati atau yang lainnya menyebutnya pikiran. Entah, atau masih ada ada yang berdebat di mana tempat device ini.  Dia berfungsi untuk membangun perasaan gelisah ketika suara-suara negatif mendominasi, untuk segera menetralkan kembali. Ada yang salah padaku. Dia menyadarkan ketika virus-virus mulai menyerang perlahan. Maka sesungguhnya, ada jawaban yang datang. Dari kompilasi yang indah antara hati dan pemikiran, bahwa ketika kau banyak mengeluh, sesungguhnya kau sedang lupa bersyukur. Bahwa bukankah sudah begitu banyak nikmat bertebaran memelukmu? Hanya saja kita lebih terfokus, pada debu-debu cobaan yang melekat, padahal jujurlah, untuk menyingkirkannya kita hanya membutuhkan sekali dua kali tepukan, dan debu itu akan terba

Merekam akhir Desember

Memulai cerita TOWR dengan sebuah prolog mengenai kehidupanku beberapa bulan terakhir.  Yah, beberapa bulan terakhir ini, saya berkutat dengan kegiatan akademik kampus. Kuliah sekaligus mengajar. Ternyata menjalani semuanya tidak semudah membayangkannya. Saya senang belajar, juga mengajar karena kita bisa berbagi banyak hal. Saya pikir semuanya akan menjadi lebih mudah. Ternyata, saya dihimpit oleh waktu. Menginjak tahun ke dua mengajar, saya dipercayakan 6 kelas dengan 3 mata kuliah yang berbeda. Mungkin ketua prodiku lupa, jika saya sedang menempuh kuliah s2. Tapi, kepercayaan adalah hal yang penting, sebagai pengajar baru, menolak mata kuliah yang diberikan saya pikir sangat lancang.  Maka mulailah saya berkutat dengan rutinitas yang cukup membuat stressfull, di Makassar saya kuliah setiap hari selalsa, rabu dan kamis. Kamis, sepulang kuliah, saya mempersiapkan lesson plan. Sorenya kembali ke Bone, saya akan tiba sekitar pukul 2 dini hari, essok harinya langsung mengajar, Jumat