Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Puisi Sebelum Kematian

Puisi Sebelum Kematian Adalah rahasia, siapa yang akan pergi terlebih dahulu, Aku..  Ataukah Kau... Yang kutahu, kita sedang mempersiapkan hidup setelah kematian. Tentang orang-orang yang akan kelak mengenang dan mendoakan kita. Perihal dimana jasad kita akan disemayamkan. Juga tentang upacara dan bagaimana kita akan saling melepaskan. Katamu, Kau ingin berteduh di bawah pohon rindang, bebaring selamanya di rumah kita. Melihat anak cucumu bermain, berlarian dan mendengarkan cerita, keluh, kesah dan bahagia.  Kau ingin menyaksikan segalanya lebih dekat. Seolah kau tahu, kini, waktu memang selalu berlalu begitu cepat. Anak-anak tumbuh dewasa dengan kesibukan yang tidak berjarak. Aku mempersiapkan diri menghadapi kepergianmu yang pasti. Namun kuharap kepastian itu dapat kuulur selama mungkin. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu lebih lama.  Sebenarnya, sebanyak aku mempersiapkan diri. Sebanyak itu pula aku tahu, aku tidak akan bisa siap.  Namun, jikakah besok aku yang terlebih dahulu p

Bincang-bincang “Hometown Cha-cha-cha” (Si Kim Seon Ho yang Tampan namun Selalu Punya Hubungan Istimewa dengan Nenek-nenek)

  Alhamdulillah setelah mencuri-curi waktu di sela-sela semua kesibukanku sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karier yang luar biasa padat. Yeah, akhirnya saya bisa menyelesaikan salah satu drama favoritku, Hometown Cha-Cha-Cha. Sebelum mengobrol lebih jauh tentang Drakor ini, sepertinya ini tulisan pertamaku yang ngebahas Drakor yah. Bukan apa-apa sih saya bukan drakor lover sejati, saya suka nonton Drakor, tapi bukan prioritas yah. Secara saya bukan lagi anak abg yang punya banyak waktu untuk berleha-leha. Jadi saya sangat selektif untuk apapun yang harus saya lakukan terlebuh dalam menonton film atapun Drakor.  Harus saya akui drakor dengan judul Hometown Cha-Cha-Cha ini melebihi espektasi saya. Pada awalnya saya hanya ingin menonton untuk hiburan, kebetulan saya suka pemeran cowoknya Kim Seon Ho yang sebelumnya saya tonton dalam Drakor Star-up. Dan ternyata, wow setelah menyelesaikan filmnya saya bahagia Gaes. Soalnya Drakornya happy ending dengan kesan yang mendalam. Yah, se

Inara, 11 Bulan

Inara di 11 Bulan, rasa penasarannya terhadap berbagai benda disekelilingnya semakin bertambah. Terkadang dia akan berucap "A I A I A U" saat melihat benda yang ingin dia ambil saat berada di gendongan. Oia, Inara juga semakin aktif, dia tidak lagi suka berada lama-lama dalam gendongan. Selain dapur, salah satu tempat favoritnya adalah sudut baca, dengan sebuah rak buku kecil berisi buku anak. Tidak, Inara belum bisa membaca, lebih tepatnya dia merobek bukunya. Saya akhirnya pasrah membiarkan Inara merobek bukunya, sambil berdoa nanti saya akan membeli lagi. Inara memang telah saya belikan beberapa macam buku, hanya saja Inara kecil sangat cepat bosan. Ia ingin mengeksplore benda-benda baru disekelilingnya. Yah, saya membiarkannya merobek buku, sambil mengatakan No, No, dia mengerti, saya melarangnya, tapi rasa penasarannya membuncah. Inara, mungkin tidak bermaksud merobek buku, hanya saja ia belum mampu mengontrol rasa ingin tahu, dan gerakan refleks tangannya. Ditambah deng

Jurnal Penjelajahan Misi 3

Aktifitas Pagi Biasanya saya bangun jam 3 Subuh, solat tahajjud kemudian melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak sempat saya selesaikan seperti melipat, menyetrika atau mencuci. Setelah salat subuh, baby Inara bangun, saya bermain, menyiapkan sarapannya, memandikan dan membersamainya. Biasanya hingga siang dan Baby Inara kembali tidur. Hari selasa pagi setiap bulan adalah jadwal saya mengajar offline sekali sebualan. Siang hari, waktunya makan, menemani suami, dan istirahat, terkadang saya tidur siang, tapi sangat jarang. Biasanya juga, saya menelpon orang tua, mengecek jualan di aplikasi dan internetasn saat Inara tidur. Di jam ini saya kembali menemani Inara, hingga sore dari jam 4 hingga 5, biasanha saya mengajar atau meeting dengan komunitas saya. Jam stengah 6, Inara mandi dan bersiap untuk tidur. Saat malam hari, saya mengecek tugas-tugas, menulis, memikirkan ide-ide bisnis dan banyak hal lain. Untuk masak, saya memasak sesekali ketika Mood, karena memiliki Bayi, kami memilih me

Misi 2 Martikulasi IIP

Dear Inara, Sekarang Umma sedang mengerjakan misi 2 untuk kelas martikulasi Ibu professional. Kali ini Umma ingin bercerita, bahwa disela-sala merawatmu, Umma juga melakukan beberapa hal lain yang bermanfaat Nak, untuk pengembangan diri Umma.  Disaat menjalani semha hal yang bermanfaat itu  tidak selamanya berjalan mulus. Kadang-kadang hal membuat Umma kepikiran dan mungkin tidak maksimal mengasuhmu Anakku, maafkan Umma. Sebenarnya saya pikir saya sudah gugur, karena dihubungi oleh pengurus bahwa saya terlambat menyetor misi 2. Padahal, setelah membuka fb, deadlinenya hari ini. Hari Jumat, tapi, saya pasrah saja. Sedikit kecewa, tapi, mengingat banyaknya aktiftas, mungkin saya bisa lanjut tahun depan saja.  Dan benar saja, pengurus tersebut salah info. Harusnya, Umma menyerah saja dan tidak usah membuat tugas, dengan begitu amanah menjadi berkurang. Saya bisa terbebas sedikit. Hanya anakku, sekali layar terkembang, pantang biduk kembali ke pantai. Untuk apa yang Umma telah mulai, panta

Keajaiban Itu Bermula dari Rumah (Part 2)

"Kita Berbeda dalam Semua, Kecuali dalam Cinta" Kalimat itu adalah kalimat yang sangat membekas dalam penggalam puisi di film Gie yang romantis revolusioner😁 Dulu, saya hanya menikmatinya kalimat itu tanpa mengerti. Bagaimana mungkin kita saling mencintai jika kita berbeda dalam segala? Tapi, mana juga saya punya waktu memikirkannya saat mahasiswa, toh dulu saya seorang aktivis ideologis (ngaku-ngakunya 😅). Sampai akhirnya saya menikah dan bertemu dengannya... Ehm, Serius, akhirnya saya mengerti kalimat itu. Saya mungkin salah satu aktivis dakwah yang cukup berani. Memutuskan menikah dengan laki-laki yang bukan aktivis dakwah. Yah, kriteria saya memang tidak muluk-muluk, dia solat dan mencintai Ibuya. Kami, awalnya dijodohkan, atau mungkin lebih tepatnya dikenalkan namun karena sama-sama jomblo, dan sepertinya memang sudah jodoh, tanpa babibu dan drama yang berlebihan, setelah berkenalan, saling tertarik, bertunangan dan akhirnya menikah. Dan karena kurang

Misi 1 Martikulasi IP

Mari menjelajag di Samudra Amarta, jadilah pelaut ulung, tahlukkan lautan, gulung ombak, arungi samudra.

Jurnal Mengajar #1

Saya membuat tulisan ini sebagai portofolio kegiatan mengajar saya. Saat ini, saya sedang mengajar kelas teenager, mereka berada di level preintermediate. Untuk di level ini, karena mereka sudah bisa serius belajar, tentu saja saya sudah mengajarkan mereka grammar.  Untuk pertemuan pertama saya menjelaskan tentang bagaimana membuat kalimat dalam bahasa inggris. Kalimat verbal, nonverbal dan cara menggunakan Tenses Simple Present Tense.  Medote setelah menjelaskan, tentu saja memberikan contoh kalimat, lalu mereka juga memberikan beberapa contoh kalimat Simple Present Tense dalam bentuk, positif, negatif dan introgative. Setelahnya saya menggunakan metode conversation, menanyakan aktivitas mereka saat pagi, siang dan malam.  1. What do you do at the morning? Dengan pertanyaan ini, mereka akan menjawab aktivitas mereka dipagi hari dengan menggunakan Simple Present Tense Setelah temannya menjawab saya kembali bertanya 2. What does Kesya do at the morning? Maka mereka kembali akan merespon

Aliran Rasa Trancity

Walaupun saya ekstrovert, mudah berteman dengan orang baru, tapi saya tidak mudah dekat dengan orang lain. Padahal untuk orang-orang ekstrovert macam saya, interaksi sangat penting. Di Ibu profesional ini, saya menyadari kalau saya, tidak begitu tertarik untuk berinteraksi secara virtual (saja). Mungkin itu salah satu faktor, saya tidak begitu aktif untuk mengikuti semua kegiatan di IP kecuali beberapa yang wajib.  Yah, saya sudah berkomitmen untuk belajar di Ip, jadi saya harus ikut dan menyelesaikan martikulasi sebagai syarat memulai perkuliahan. Saya harap saya bisa lebih bersemangat nantinya. Saya juga harus mengakui, bahwa ada daftar prooritas yang harus saya kerjakan. Sehingga tugad dari IP terkadang telat. Namun, sejauh ini saya banyak belajar dari IP, termasuk cara mengelola grup belajar melalui facebook. Semangat... 😅💪💪💪

Keajaiban Itu Bermula dari "Rumah" Part 1

Terkadang, seorang istri karena sedang mengejar karier dan aktualisasi diri, akhirnya lalai mengerjakan ranah domestik sebagai ibu runah tangga. Harus diakui, pekerjaan di ranah publik merupakan sesuatu hal yang cukup menyilaukan bagi seorang ibu rumah tangga. Rasa-rasanya, ranah domestik menyita bayak hal, termsuk eksistensi dalam ranah publik. Padahal, pahala sesungguhnya bagi seorang istri terdapat di rumah, dan akan berbuah syurga. Memang, kita bisa memilih dua-duanya, menjadi ibu rumah tangga dan menjadi wanita karier sekaligus. Namun, disadari atau tidak ranah domestik bukan hal yang mudah untuk diduakan. Mengurus rumah, mengelola kebutuhan rumah tangga, melayani suami dan mendidik anak bukanlah hal enteng. Maka, penghargaan besar harusnya diberikan untuk istri yang mengabdikan hidupnya untuk mengurus rumah tangga. Namun, memilih keduanya juga bukan sebuah hal yang tidak mungkin. Adanya kesepakatan dengan pasangan menjadi hal yang penting, semisal membagi mengerjaka

Engka Seua Wettu

Engka Seua Wettu Engka seua wettu Na idi' usenge Ri wettu labuni essoe Narekua, lennye maneng temmassesa Sininna sengereng Sininna uddani Sinninna paringngerang Pura seua wettu Na idi' urampe Ri wettu menre essoe Narekua, namo pai' temmasesa Lenye pappasetta Lenye pakkulleku Mali nawa-nawakku Engkana tettong manggolo rialeta Degaga waemata Nasaba janci'ta nairi anging Nauno wettu ta'magangka Engkana tettong manggolo rialeta Degaga pappoji Nasaba, purana dijeppu ditau laing'nge Tania idi' Buol, 16-01-21