Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Etalase Rindu II

Lagi Risau mengepung Bingung membadai Bagaimana aku titipkan rindu padamu Bukan karena kita masih terpisah oleh waktu dan jarak Ketika bulan purnama mengantar kepergianmu Namun, bukankah kita telah bersua dalam dalam dongeng yang menjadi nyata di hati lalu kita telah berjumpa pada judul-judul buku mengikat simpul tak terputus dimemori? Mengantar desiran dan getar-getar lembut di relung jiwa Karena janji yang sebentar lagi akan tertunai atas izin-Nya Kita, memang terpaut pada hubungan yang rekah, Tapi sesungguhnya, belum sepantasnya rindu menguap menjumpaimu Lalu, tahukah kau di mana rindu yang kutitip padamu? Aku, memilih menahannya, di etalase-etalase rindu Pada sujud-sujud panjang Pada doa-doa yang dibawa malaikat sampai pada-Nya Juga pada gerimis yang jatuh Pada ayat-ayat yang dilantunkan disepertiga malam   Pun pada puisi-puisi yang mungkin tak terbaca Aku masih menunggu, Hingga kau memilih pada sebuah etalase rindu menuju titian pel

Perisai Cahaya

Maaf, karena aku tak dapat merangkai kata yang berlebih atas puisi-puisi yang tertuju bagai peluru dengan kecepatan cahaya ia dapat menembus bilik-bilik hati namun, masih ada perisai yang terbuat dari doa-doa dalam sujud tapi, aku bukan malaikat tetap saja ada bait-bait yang lolos menggetarkan sukma karena aku perempuan, hanya ikrar suci yang dapat mengubah perisai menjadi cahaya menuju hatiku.... Pelangi Kata Karena Puisi tak pernah cukup...

Meretas Beda

Selalu akan ada kesabaran yang bertahta di dadaku setiap kali kau menepiskan separuh isi batok kepalaku ke sudut ruangan tapi taukah kau, ada air mata yang menggenang di sana? Maaf, karena terkadang dadamu tersulut emosi atas fakta-fakta yang kulemparkan juga ketakutan-ketakutan yang membelengguku dan tentang pengertianmu akan kristal-kristal yang telah menghujam di hatiku, terimakasih Bukankah kita sedang belajar, memerangkap ego pada bulir-bulir tasbih... mengeja perbedaan dalam sujud panjang Karena aku bukan hanya aku dan kau bukan hanya kau ada kau, aku, kita dan mereka Yah, karena dalam perdebatan tersimpan kekaguman dalam keangkuhan tertambat kerinduan juga dalam kemarahan terpendam cinta Dan kita telah memutuskan akan berjalan bersama pada titian jembatan di sisi berbeda berpegangan tangan, saling menyeimbangkan takut salah satu di antara kita jatuh... Kita, meretas beda, menuju jalan yang satu pada-Nya

Wasiat untuk Anakku Kelak

Nak, Berhati-hatilah... Perasaan seseorang berbeda dengan benda yang selalu bisa kau tes kemampuannya kapanpun kau mau. Hati itu bisa terluka Nak, dan jika kau telah membuat gores padanya dia akan terus ada, membekas. Jika suatu saat kau bertemu orang yang tepat. Yakinlah, tak ada seorangpun yang sempurna. Tapi Nak, Ibumu ini tak percaya pada cinta tak bersyarat. Semua cinta haruslah bersyarat. Cinta itu selalu berevolusi, cinta itu menggerakkan. Cinta itu mengubah. Orang yang tepat itu bukanlah seseorang yang sempurna, tapi seseorang yang mau berubah dan bisa mengubah kekurangan-kekurangan menjadi kekuatan untuk menjadi lebih baik dan mengantarkan pada cinta sesunguhnya.  Nak, biar kuberitahu sebuah rahasia... Setiap orang punya kekurangan tapi tidak kelemahan. Nak, ada orang yang tidak memiliki kelemahan, jadi tak usah kau bersusah-susah mencari titik terlemah darinya untuk dapat menguasainya. Karena nak, semakin kau menggali kelemahannya, yakinlah kau hanya akan mene

Gejolak

Sungguh aku tidak peduli Jika seluruh dunia menentangku, Kecuali kamu Sungguh , aku tidak peduli Jika semua orang meragukan mimpiku Kecuali kamu Sungguh, aku tidak peduli Jika seluruh dunia meremehkan usahaku Kecuali kamu, Aku tidak memintamu mempercaiku Aku tidak meminta kau mendukungku Aku tidak meminta kau mengikuti jalan cahaya yang aku bawa Sungguh, pengertianmu jauh dari cukup Agar aku masih bisa tegak berdiri Menantang semua sengat dunia Membawa cahaya yang dititipkan Rab Pada dunia yang dipenuhi keasurban Tahukah kau bahwa jalan ini begitu berliku, Dan aku telah terkoyak memperjuangkan segalanya Namun, Cukuplah Allah yang jadi saksiku Tapi salahkah aku jika aku berdoa dirimulah yang paling kuharap menjadi Imam yang menuntun jalanku?

Manifestasi Kata-kata

Dear, pada akhirnya wujud dari kata adalah sebuah pembuktian Seseorang mengingatkanku, Bahwa kita adalah apa yang kita kerjakan Bukan apa yang kita katakan, saja... Tapi kata adalah pengikat mimpi Maka jangan berhenti Merekam mimpi dalam jejak kata yang menjelma doa Saat kita bertemu pada titian surga Yang akan menggetarkan Arsy, Di sore yang kita nantikan Saat Pelangi melangkah malu-malu dihantaran gerimis, menghambur dalam pelukan Langit Sore...

Kita dalam Beda

Kita, hanya bisa menambah kekayaan pemikiran saat kita bertukar milyaran kata. Kita, sejak awal, memang terlahir dari rahim pergerakan yang berbeda. Tidak ada yang bergeming, kita tetap berdiri pada pendirian masing2. Pertemuan selalu misteri... Tiba2 kita bertemu pada sebuah sore, Dan kita, akan saling mengerti bukan? Kita akan tetap menerima kebenaran masing2, dengan warna-warni beda. Kita, tidak akan menyangkal kebenaran. Karena kita berasal dari cahaya yang sama, Putih. Tapi, jika nanti kita tiba pada suatu ketika di mana semesta menjadikan pelangi menghiasi Langit Sore, seperti impian kita. Kuharap kita menemukan kebenaran yang sama, semoga tak ada ego. Karena sesungguhnya, kebenaran bukan hanya soal memuaskan logika, tapi kebenaran akan mengelus hatimu yang terdalam. Entahlah, aku yakin, sebesar keyakinanmu padaku... Satu hal yang kuyakini kau adalah Pejuang sesungguhnya, yang hatinya selembut salju. Dan mampu menghangatkan seperti langit sore... Ketika kebenaran H