Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Bahasa Ibu

Setiap tetesan bening yg jatuh dipipimu Ibu Mngkn tk dapat sepenuhnya kuhapus Aku akn melakukn apapun agr air mata itu tak tumpah karenaku, kecuali sebuah butiran kebahagiaan Malam ini, hujan jatuh dr langit hatimu Membrsamai keergianku, menjemput risalah sang Maha agung Hujan air mata, karena lukaku Sungguh luka akn selalu ada ibu Dia adalah ujian untuk orng2 beriman Ibu, kau selalu mngganti air mata mnjadi doa Malam ini aku belajar... Berusaha agr tk lagi trluka, krn siapapun Krn katamu Lukaku adalah lukamu Taukah Ibu, air mata ibu adalah air mataku disetiap sujudku Namamu selalu ada Seperti di setiap doa panjangmu yg juga dipenuhi air mata penuh sykur, cinta dan pngharapan.. Malam ini aku kmbali belajar bahasa padamu, seperti biasa Kali ini adalah bahasa memaafkan

Etalase Rindu

Risau mengepung Bingung membadai Bagaimana aku titipkan rindu padamu Bukan karena kita terpisah oleh samudra ketika angin mengabarkan kepergianmu kepulau nun jauh di sana Tidak juga karena kita tak pernah bersua bukankah perjumpaan pada judul-judul buku mengikat simpul tak terputus dimemori? Bukan, tidak, karena memang belum sepantasnya rindu menguap menjumpaimu Kita, terpaut pada hubungan yang entah, Lalu, di mana mesti kutitipkan rindu? Aku, memilih menahannya, di etalase-etalase rindu Pada sujud-sujud panjang Pada doa-doa yang dibawa malaikat sampai padaNya Juga pada gerimis yang jatuh Pada ayat-ayat yang dilantunkan disepertiga malam   Pun pada puisi-puisi yang mungkin tak trbaca Aku masih menunggu, Hingga kau memilih pada sebuah etalase rindu menuju titian pelangi di mana kita bisa bertemu dalam rindu yang menggetarkan Arsy Bone, 13 Desember 2013

Day after Day

Tidak Perlu Menunggu Moment Tahun Baru (Part I) Empat belas purnama berlalu setelah toga berhasil terpasang, juga gelar sarjana yang melekat. Tak terasa, semua berlalu begitu cepat, masih teringat dengan berbagai memori saat berstatus sebagai mahasiswa S1. Mengejar prestasi, menulis, aktif di organisasi kepenulisan kita, juga mencapai target-target dakwah bersama para muslimah yang luar biasa (para mutiara peradaban: saya selalu menyebut mereka begitu). Terlalu banyak hal yang telah terjadi. Sekarang semua telah berganti dengan suasana yang baru. Setting tempatnya memang masih sama, saya kembali ke Unhas, melewati koridor-koridor yang sama, tapi tentunya dengan status mahasiswa S2, yang semuanya telah berbeda. Yah, di empat belas purnama ini, telah begitu banyak yang terjadi. Aku tak sempat merekamnya dalam tulisan, jadi mungkin akan ku-rangkum saja. Tidak perlu menunggu moment tahun baru kan, untuk mengingat apa-apa saja yang telah terjadi dan berlalu.  Ngajar Satu ming

Isyarat Kata

Kamu payah! Kau tidak perlu menyimpan penasaran terlalu lama, Untuk melihat dan mengetahui keberadaan seseorang Kamu bisa menjadi Sherlock untuk mengetahui beberapa hal rahasia Dengan cara rahasia pula, yang hanya kau yang tahu Tidak begitu sulit bukan, hanya sebuah usaha kecil. Lalu, apa kau masih penasaran?

Give Thanks to Allah

Pagi ini di rumah sakit. Saya sedang menjaga tante, dan menebus resep. Saat diberitahu harganya, saya mengeluarkan selembar uang 100 ribuan, dan menaruhnya persis di samping komputer. Lalu diberi copy resep karena, obatnya ternyata habis. Akhirnya saya pergi ke apotik sebelahnya. Menunggu cukup lama. Ketika, hendak membayar obatnya,  membuka dompet, tapi tenyata uang 100rb annya sudah tidak ada di dompet. Hilang. Ya Allah, saya melupakannya di apotek pertama. Akhirnya saya membayar dengan uang yang lain. Karena tesadar telah melupakan uang di apotek pertama, saya langsung meninggalkan apotek ke dua, tanpa mengambil obat pula. Di apotek pertama, akhirnya saya bertanya tentang uang saya yang terlupa. Em, masalahnya uang itu adalah uang tante saya. Dan, ketika sudah sampai di apotek pertama, uangnya sudah tidak di sana. Apoteker dan cleaning service-nya juga tidak melihat kataya. Si apoteker menyuruh saya untuk kembali mengecek di sepanjang jalan, jatuh mungkin. Saya menyusuri j

Menemani Bintang...

Kalau kau menginginkan bintang, paling tidak kau harus bersinar... Aku ingin kau menjadi bintang... Yang selalu memberi petunjuk arah, kepada para pelaut, Menuntunnya untuk mengetahui arah... Malam ini ada dua bintang yang hadir silih berganti... Tapi hanya ada satu bintang yang paling terang... Hampir saja sebuah bintang itu datang dan menghiasi langit malamku selamanya... Tapi, Dia, Dzat pencipta segala Punya rencana lain... Ada bintang lain yang lebih bercahaya... Aku masih di sini, Setia menunggu bintang walaupun beribu tahun cahaya lamanya... Semalam Bintang, menyapaku dalam Mimpi... Aku tahu, esok dia akan menjumpaiku tepat di sisiku... Menjadi petunjuk arah, menghiasai langit malamku... Bintang.... Aku ingin menemanimu, menerangi belahan bumi yang gelap Hingga peradaban ini terang gemilang, seperti impian kita dan Rab... :) Untukmu Bintang... Watampone, 16 Februari 2013

Mimpi Itu Lagi...

Em... Mimpi yang sama, ini bukan mimpi tentang cita-cita... Bukan, ini mimpi, yah mimpi gambaran, perasaan, kejadian yang yang dialami saat tidur... Mimpi itu terjadi berulang-ulang... Sampai sekarang, bahkan semalam... Awalnya, saya pikir itu hanya sekedar mimpi... Tapi, beberapa minggu ini, mimpi itu menemukan titik-titik cahaya, untuk menuntunnya menuju kenyataan... Em, mungkin itu mimpi yang menggambarkan visi tentang kehidupan yang akan datang... Ini masalah waktu, biar waktu yang membuktikan...

Rindu

Rindu... Dia akan datang, kapan saja, bahkan tanpa kau minta... Ah, Rindu, menggambarkannya terlalu sulit... Sampai kusadari... Puisi adalah bahtera terbaik untuk mengalirkan rindu sampai padamu... 8.26 10 Januari 2011 Grand Clarion Hotel Makasar