Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Rindu(ku)

Kau tau, jangan pernah berpikir bahwa aku terkadang tidak merasai rindu. Rindu itu datang dengan riak yang kadang-kadang melewati ambang batas. Persis seperti rindumu. Tapi biar kuberi tahu, aku akhirnya bisa bersahabat dengan rindu. Yah Terkadang kita harus belajar menegendalikan rindu, bukan membiarkan gelisah memperdayai hati tapi merasai bahagia bahkan saat hanya mengingat segala hal tentangmu. Dan itu cukup, saat suara bahkan tak datang menemuimu. Aku merindukanmu Sayang, Rindu yang membuatku bahagia, bukan gelisah...

Bait Puisi Untukmu Sayang

Tentang bait puisi yang kau pinta Maaf aku tak mampu memberinya Karena sesungguhnya kaulah bait puisi yang hilang Karena ternyata sesungguhnya kaulah pemilik jutaan puisi yang tak bertuan Maka biarlah kau menjadi puisi yang tak pernah terbatas waktu Menemaniku dengan kata yang tak pernah habis Mencintaiku dengan indah Bahkan melebihi bait puisi manapun Yah, karena kamu lah puisi dalam hidupku, Sayang Watampone, 18 November 2014 Love, Rain and November

Teruntuk Adikku yang Manis

Kau tidak pernah memberiku kata-kata sayang yang indah Apa lagi menghadiahiku dengan puisi-puisi romantis Kau hanya mengucap cinta dengan bahasa yang paling sederhana Tapi, sungguh rasa yang sampai padaku mampu memenuhi setiap ruang di hatiku Akh, kau begitu manis, Sayang... Suatu hari sikapmu berubah oleh perihal yang tidak kutahu Aku dirundung gelisah, karena sesungguhnya setiap tingkahmu adalah sebuah ungkapan sayang Melebihi puisi yang pernah mereka tulis untukku Membuatku merasakan arti bahagia sesungguhnya Taukah kau, saat kau mengakui dengan penuh kesungguhan Di hari yang berbeda, ketika sikapmu telah kembali seperti biasa Dan aku merasakan cinta yang utuh, kembali Aku sadar kau sangat manis dengan semua pengakuanmu yang polos "Haruskah aku mengakui jika aku cemburu?" "Haruskah aku mengatakan bahwa aku cemburu karena Dia telah lebih dahulu merasakan kopi buatanmu" "Aku tidak mungkin menjelaskan bahwa aku cemburu karena kau telah m

Rasa yang Terlewati

Kau punya telapak tangan yang lebar bukan untuk menghapus air matamu sendiri? Karena tangan yang pernah bersedia menghapusnya telah kau lepaskan. Atau jika kau mendengar saranku, segeralah mencari tangan yang baru. Sebuah tangan yang lebih lebar, halus, dan lebih hangat dari pada tangannya. Bersabarlah, karena bukan hanya air matamu seorang yang mengalir Kau hanya tak tahu, jauh sebelumnnya setiap malam seseorang yang lain telah membasahi sajadahnya dengan doa dan air mata. Lalu, air mata itu tak kunjung terhenti, menghadirkan gelisah yang hebat sampai  tak tahu lagi bagaimana menghentikan air mata itu, Padahal, kau tahu bukan Ia harus menghadirkan senyum untuk wajah-wajah yang lain Tidak, Ia benar-benar harus pergi sebelum tak mampu lagi menyembunyikan air matanya. Dan, saat Ia membutuhkan kata-kata yang menenangkan dirinya darimu. Entah kau berada di mana? Lalu ketika dia memutuskan untuk pergi... Tak sepatah katapun keluar darimu, jangankan menahannya, kata tanya p

Masalah, Mari Kusambut Dirimu

Hm, memang hidup tidak semulus yang kau lihat dipermukaan. Memang ada orang-orang yang hidupnya terlihat bergitu indah. Agama bagus, karier bersinar, prestasi gemilang, jodoh enteng, keluarga harmonis. Wuih, ternyata tak seindah dan selancar yang kita bayangkan. Mereka mati-matian dan akhirnya mampu bersahabat dengan masalah-masalah yang datang. Menghadapi "sang masalah" tergantung bagaimana persepsi, ilmu dan juga pengalaman. Mereka telah melalui pasang-surut kehidupan. Hanya saja mungkin kita hanya melihat permukaannya. Kemudian kita serta merta cemburu, menyalahkan Allah atau takdir. Semoga tidak. Dan ilmu yang paling jitu adalah dekat dengan Allah, karena "Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya" (Q.S. Muhammad :7) Yah, masalah yang dihadapi setiap orang berbeda, sesuai dengan kesanggupan manusia, karena Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya sesuai dalam firman Allah yaitu:

Buat Aku Tersenyum

Datanglah sayang, dan biarkan ku berbaring Di pelukanmu, walau untuk sejenak Usaplah dahiku, dan ‘kan ku katakan semua [Reff:] Bila ku lelah tetaplah disini, jangan tinggalkan aku sendiri Bila ku marah, biarkan ku bersandar, jangan kau pergi untuk menghindar Rasakan resahku, dan buat aku tersenyum Dengan canda tawamu, walaupun ‘tuk sekejap Kar’na hanya engkaulah, yang sanggup redakan aku Kar’na engkaulah satu-satunya untukku, dan pastikan kita s’lalu bersama Kar’na dirimulah yang sanggup mengerti aku, dalam susah ataupun senang [Bridge:] Dapatkah engkau s’lalu menjaga ku Dan mampukah engkau mempertahankan ku Lagu ini lagu favoritku jaman - jaman SMA dulu , sekarang aku tak lagi banyak menikmati lagu - lagu semenjak Hijrah , tapi ada saat - saat tertentu aku ingin saja mendengarnya . Tapi memang saya lebih menyukai lagu - lagu dulu , Sheila On 7, Elemen , Padi , Gigi dll ... Hm pokoknya lagu2 mereka keren . Tak lekang oleh waktu ... :) Gi

Sebuah Prinsip

Sebuah prinsip, kadang-kadang bertentangan dengan hati, terkadang dengan logika. Tidak jarang, hati bertentangan dengan logika. Tapi buatku, prinsip akan menentukan kapan kita harus memenangkan hati atau logika atau bahkan mampu menyatukan hati dan logika. Prinsip juga tentang merealisasikan janji yang pernah terucap. Tak peduli, sesulit apapun, tak peduli siapapun yang harus kau hadapi, dan seberapa besarpun rintangan yang menghadang. Kecuali yang terucap adalah keterpaksaan, dan saat itu juga sebenarnya kau telah mematahkan prinsipmu. Apa prinsip hidupmu ? Semoga , kita selalu berpegang teguh pada prinsip yang telah dicontohkan Rasulullah SAW pad a kita ... Amiin

Yang Tak Bisa Mencintaimu Lagi

Aku dan waktu telah membeku menyimpan dinginnya luka yang kau seduh Bilamana musim memaksamu membalik kemudi membawamu kembali menggoda kenangan hidup lagi : dongeng kau dan aku sungguh tidak bisa lagi aku menamaimu duka yang dulu hanya bekas hujan pada tanah dam lekas lenyap begitu saja sebagaimana embun di daun atau halimun dan hilang ditelan cahaya Segala tentangmu ingin punah saja tenggelam membawa luka dan duka Aku, di sini, tak bisa menjatuhkan cinta padamu lagi Dan bila akhirnya aku harus jatuh cinta mungkin bukan dirimu yang akan kucintai, melainkan dia Andai waktu bisa mencurahkan segalanya ada hati yang berbisik lirih pesonanya yang terbaik Sebuah puisi pada sehimpun puisi Roman Semesta, Kak Fitrawan Umar,,,

Andai Saja

Pernahkah kau mencoba untuk menghindar dari seseorang, berlari sejauh-jauhnya, menghindari setiap pertemuan, bahkan ingin menghilang dari hidupnya, atau berandai-andai, andai saja kau tidak  pernah kenal dengannya atau bahkan kau berharap tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Tapi semuanya berbeda, semua berada di luar skenariomu. Kau tetap bertemu di koridor, harus mengambil sesuatu darinya, mesti berkomunikasi dengannya dan seluruh semesta menarikmu dalam hidupnya. Entah siapa yang tertarik, dirimu ke dalam hidupnya atau hidupnya ke dalam hidupmu. Atau pernah juga kau begitu ingin berjumpa seseorang, berharap bertemu di toko buku, atau tidak sengaja berpapasan di jalan, atau mungkin kalian akan berteduh pada halte yang sama, menahan kalian dalam hujan. Atau berharap suatu saat akan berjumpa, dan berandai-andai kalau saja dulu kau tidak berpisah dengannya. Tapi ternyata kau tidak lagi pernah bertemu dengannya. Seberapa pun kau sudah mencoba menskenariokannya, itu hanya sekedar

Terimakasih Cinta

Assalamualaikum Cinta, Maaf telah membuatmu khawatir belakangan ini. Kau, mengingatanku selalu. Jika kaki-kakiku menginjak kerikil sehingga aku harus tersandung berkali-kali Padahal, kita sudah menenpuh jalan yang lurus. Bagaimana yah Cinta, kalau kita menempuh jalan yang salah. Ah, entah apa jadinya kita. Cinta, aku bersyukur memilikimu di jalan ini. Kau, selalu mengerti, memberiku nasehat serupa angin mamiri, membekas dan kukenang, selalu. Hampir aku jatuh, terporosok Bukankah kita wanita biasa, tanpa sedikitpun kelebihan, selain iman yang terengah-engah kita pertahankan, karena rayuan dunia semakin bergolak. Yakinlah. Aku perempuan tegar, seperti dirimu yang penuh kesabaran. Kita saling melengkapi, sungguh aku bersyukur memilikimu, Cinta... Terimakasih nasehat dan doamu, itu lebih dari seribu hadiah. Kini, telah kutemukan petunjuk itu. Akan kuberi tantangan padanya, mampukah ia membersamai menuju cahaya? Jika tidak, aku yakin, akan ada cinta yang lain. Bagaimana den

Sandiwara Langit dan Bumi

Tidak selamanya bunga-bunga yang kita tanam akan merekah dengan Indah, apatah lagi menghasilkan buah yang ranum Seperti impian kita, sayang... Sakit, kecewa, jika dia akhirnya layu perlahan-lahan bahkan mati Padahal kita telah membeli bibit yang paling unggul Mungkin, karena sinar matahari yang mungkin berlebih Atau, karena air kehidupan yang kita berikan mungkin tak cukup Dan mungkin kita terlalu sibuk, dan lupa memberi pupuk Juga tanaman lain menggerogotinya, karena ia tak pernah lagi kita tengok Dan kita, terlalu sibuk dengan hidup kita masing-masing Kita gagal? Tidak... Kegagalan akan mengajari kita, menemukan bibit yang paling cocok Dan nantinya tak usah mengulang kesalahan yang sama... Bukankah sudah berkali-kali kita jatuh... Kita, harus belajar saling mengihlaskan Tanaman yang akan layu harus segera kita ganti Kau membutuhkan bunga yang indah untuk menemani harimu Aku juga harus memetik buah yang telah ranum Kita harus berhenti berpura-pura Karena keterpaksaa

Setia Itu

Aku tahu ragamu tak bisa didikte Karena kau lebih lihai berintruksi Aku masih belajar merangkak Menyelipkan inginku padamu Seperti menyisipkan kekata Pada bait puisi Agar yang mengalir adalah ketenangan Bukan keterpaksaan Katakan padaku, adakah cinta seindah dari-Nya? Sehingga kita mencari-cari pembenaran Atas ketidaksetiaan pada-Nya Bukalah hatimu seluas langit Maka Ia akan merentangkan pintu dengan hamparan yang lebih luas dari bima sakti Saat itu kau dapatkan cinta sejati. Cinta itu anugrah . Maka janganlah mencintai seseorang yang tidak mencintai Allah .. jika Allah saja ia tinggalkan , apalagi engkau . Tapi jika ia ternyata jodohmu , mungkin Allah mengirimnya untukmu aga r ka u bis a mengajari nya mencin tai Alla h . Suat u sa at dia akan menjadi saingan terberatmu mencintai Allah , membersamaimu menuju s urgaNya ."

Berdamai dengan Hati

Beberapa minggu yang lalu, saya memberanikan diri untuk membawa motor sendiri dari Bone kota, menuju ke desa Sumaling, kecamatan Mare, silaturahmi pasca lebaran kemarin, ke rumah tante sekaligus siarah ke makan kakek dan nenek. Ummi tak mau dibonceng olehku, masih takut, jadinya aq membonceng fila. Ummi dibonceng kak Darwis, sepupuku. Jarak kota Bone dan Sumaling kira-kira 40 km, dengan medan jalan yang tidak terlalu sulit. Tapi tetap sj sebenarnya berbahaya, apalagi untukku yang belum terlalu lincah naik motor. Di tambah sekitar 5 km jalan yang rusak, berbatu dan becek selepas hujan. Tapi, aku bukan orang penakut, selain itu kan ada kak Darwis dan Ummi, Allah juga selalu melindungi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kami PP, pergi pagi pulang sore. Abis dari Sumaling, kami ke Mare melewati sungai di Sabballoang, dan wuish... Jalannya naudzubillah, berlumpur, kami terjebak, sudah terlalu jauh untuk pulang, sudah menyebrang sungai pula naik perahu, di tambah kak darwis yang

Sajak-sajak dalam Doa

Kukirimkan doa berupa sajak Padamu Karena namamu masih bernafas dalam hatiku Walau kurasa jarak semakin membuatnya terengah melawan penatnya rasa sendiri Aku hanya hendak memperjelas ukiran nama-Nya di batinmu Membasuhnya dengan cahaya Biar kedamaian syurga menelusup di hatimu Agar kau tak akan pernah merasa hilang Dan tak lagi terjerat silau dunia yang memerangkapmu dalam sepi tak bertepi Seandainya pun kelak bukan namaku yang bertahta di sana Lagi, kukirimkan sajak berupa doa Untukmu

Disappear

Let me disappear and then see what will you do? Will you hold my hand, or just allow me to go... Actually it so simple, as long as you assure me, everything will be fine I just need a simple words and solutions Motivation to remove my doubt Advice to strengthen my power More attention to assure me... Let me know your worry Let me know your sorrow And share your happiness So, I can understand My existence is precious to you

Pada Akhirnya Mungkin

Pada Akhirnya Akan ada cerita yang usai Sebelum semunya benar-benar selesai Seperti hujan yang tiba-tiba reda Sebelum bumi meretas rindu Lalu Pelangi tak jua Muncul Dan langit hanya berubah menjadi gelap Dan kita pada akhirnya akan berjalan pada kehidupan masing - masing Yang pada awalnya kita coba pertemukan Jangan - jangan kita adalah sepasang garis luru s yang sejajar Dan tidak akan pernah bertemu

Selimuti Hatiku

Aku ingin melupakan kekecewaan Agar benih-benih benci mati sebelum berkembang Aku ingin membunuh harga diri Yang membuatku eggan untuk merunduk Ingin kuruntuhkan jarak di antara hati kita, Agar aku bisa mengungkap segala Sejatinya aku yang harus mengerti Bahwa dirimu bukan kau yang dulu Rindu ini sebenarnya mendesak-desak Menyisakan hujan yang tak pernah reda Namun hatiku masih berupa karang Terlalu lama terombang-ambing atas kesakitan-kesakitan yang kau ciptakan Aku hampir menjadi pesakitan, Tapi pad-Nya selalu kulabuhkan harapan Aku ingin hatiku berubah menjadi kapas Agar ia dapat terbang dengan mudah ke arahmu Dan aku bisa mendekapmu seperti seharusnya Sebelum aku pergi, Aku ingin bersandar di bahumu, mengungkapkan segala gundah Membayar rindu... Tapi bagaimana bisa Sedangkan genderang perang di ujung lidahmu membuat aku selalu menjadi karang Aku mohon ajari hatiku menjadi kapas... Aku merindukan kau yang dulu , kau yang saat itu belum lupa ingatan .

Tentang Jantung Hatiku

Selain pada-Nya, Hanya padamu kukabarkan, bagaimana keadaan jantung hatiku Bahwa ia telah berlubang menganga.... Sekarang tidak hanya pada satu kutub, tapi dua Hanya padamu dapat kuungkapkan rasa kehilangan yang menderas dari kedua bilik Jantung hatiku yang terkoyak Tentang langitku yang telah dicuri... Apa yang lebih perih? Tak ada, saat Langitmu dicuri semua gelap... Kehidupan akan berakhir... Langit pertamaku, dia telah menjelma badai, petir dan guntur bersahut-sahutan. Membuatku hangus. Aku jengah, terkadang ingin berlari lalu berharap hilang, Tapi ingatan tentang bumi yang membutuhkanku menjadi semangat hidupku... Dan maaf dan harapan masih terus ada... Toh aku masih ada langit yang lain, yang selalu ada, menemaniku Tapi kemarin, kudengar kabar badai telah datang lagi... Hendak merebut langitku yang kedua. Hatiku telah dihinggapi lubang menganga... Tidak, aku belum kehilangan langitku yang kedua, aku akan mempertahankannya... Tapi sungguh Jantung hatiku, telah meng

Etalase Rindu II

Lagi Risau mengepung Bingung membadai Bagaimana aku titipkan rindu padamu Bukan karena kita masih terpisah oleh waktu dan jarak Ketika bulan purnama mengantar kepergianmu Namun, bukankah kita telah bersua dalam dalam dongeng yang menjadi nyata di hati lalu kita telah berjumpa pada judul-judul buku mengikat simpul tak terputus dimemori? Mengantar desiran dan getar-getar lembut di relung jiwa Karena janji yang sebentar lagi akan tertunai atas izin-Nya Kita, memang terpaut pada hubungan yang rekah, Tapi sesungguhnya, belum sepantasnya rindu menguap menjumpaimu Lalu, tahukah kau di mana rindu yang kutitip padamu? Aku, memilih menahannya, di etalase-etalase rindu Pada sujud-sujud panjang Pada doa-doa yang dibawa malaikat sampai pada-Nya Juga pada gerimis yang jatuh Pada ayat-ayat yang dilantunkan disepertiga malam   Pun pada puisi-puisi yang mungkin tak terbaca Aku masih menunggu, Hingga kau memilih pada sebuah etalase rindu menuju titian pel

Perisai Cahaya

Maaf, karena aku tak dapat merangkai kata yang berlebih atas puisi-puisi yang tertuju bagai peluru dengan kecepatan cahaya ia dapat menembus bilik-bilik hati namun, masih ada perisai yang terbuat dari doa-doa dalam sujud tapi, aku bukan malaikat tetap saja ada bait-bait yang lolos menggetarkan sukma karena aku perempuan, hanya ikrar suci yang dapat mengubah perisai menjadi cahaya menuju hatiku.... Pelangi Kata Karena Puisi tak pernah cukup...

Meretas Beda

Selalu akan ada kesabaran yang bertahta di dadaku setiap kali kau menepiskan separuh isi batok kepalaku ke sudut ruangan tapi taukah kau, ada air mata yang menggenang di sana? Maaf, karena terkadang dadamu tersulut emosi atas fakta-fakta yang kulemparkan juga ketakutan-ketakutan yang membelengguku dan tentang pengertianmu akan kristal-kristal yang telah menghujam di hatiku, terimakasih Bukankah kita sedang belajar, memerangkap ego pada bulir-bulir tasbih... mengeja perbedaan dalam sujud panjang Karena aku bukan hanya aku dan kau bukan hanya kau ada kau, aku, kita dan mereka Yah, karena dalam perdebatan tersimpan kekaguman dalam keangkuhan tertambat kerinduan juga dalam kemarahan terpendam cinta Dan kita telah memutuskan akan berjalan bersama pada titian jembatan di sisi berbeda berpegangan tangan, saling menyeimbangkan takut salah satu di antara kita jatuh... Kita, meretas beda, menuju jalan yang satu pada-Nya

Wasiat untuk Anakku Kelak

Nak, Berhati-hatilah... Perasaan seseorang berbeda dengan benda yang selalu bisa kau tes kemampuannya kapanpun kau mau. Hati itu bisa terluka Nak, dan jika kau telah membuat gores padanya dia akan terus ada, membekas. Jika suatu saat kau bertemu orang yang tepat. Yakinlah, tak ada seorangpun yang sempurna. Tapi Nak, Ibumu ini tak percaya pada cinta tak bersyarat. Semua cinta haruslah bersyarat. Cinta itu selalu berevolusi, cinta itu menggerakkan. Cinta itu mengubah. Orang yang tepat itu bukanlah seseorang yang sempurna, tapi seseorang yang mau berubah dan bisa mengubah kekurangan-kekurangan menjadi kekuatan untuk menjadi lebih baik dan mengantarkan pada cinta sesunguhnya.  Nak, biar kuberitahu sebuah rahasia... Setiap orang punya kekurangan tapi tidak kelemahan. Nak, ada orang yang tidak memiliki kelemahan, jadi tak usah kau bersusah-susah mencari titik terlemah darinya untuk dapat menguasainya. Karena nak, semakin kau menggali kelemahannya, yakinlah kau hanya akan mene

Gejolak

Sungguh aku tidak peduli Jika seluruh dunia menentangku, Kecuali kamu Sungguh , aku tidak peduli Jika semua orang meragukan mimpiku Kecuali kamu Sungguh, aku tidak peduli Jika seluruh dunia meremehkan usahaku Kecuali kamu, Aku tidak memintamu mempercaiku Aku tidak meminta kau mendukungku Aku tidak meminta kau mengikuti jalan cahaya yang aku bawa Sungguh, pengertianmu jauh dari cukup Agar aku masih bisa tegak berdiri Menantang semua sengat dunia Membawa cahaya yang dititipkan Rab Pada dunia yang dipenuhi keasurban Tahukah kau bahwa jalan ini begitu berliku, Dan aku telah terkoyak memperjuangkan segalanya Namun, Cukuplah Allah yang jadi saksiku Tapi salahkah aku jika aku berdoa dirimulah yang paling kuharap menjadi Imam yang menuntun jalanku?

Manifestasi Kata-kata

Dear, pada akhirnya wujud dari kata adalah sebuah pembuktian Seseorang mengingatkanku, Bahwa kita adalah apa yang kita kerjakan Bukan apa yang kita katakan, saja... Tapi kata adalah pengikat mimpi Maka jangan berhenti Merekam mimpi dalam jejak kata yang menjelma doa Saat kita bertemu pada titian surga Yang akan menggetarkan Arsy, Di sore yang kita nantikan Saat Pelangi melangkah malu-malu dihantaran gerimis, menghambur dalam pelukan Langit Sore...

Kita dalam Beda

Kita, hanya bisa menambah kekayaan pemikiran saat kita bertukar milyaran kata. Kita, sejak awal, memang terlahir dari rahim pergerakan yang berbeda. Tidak ada yang bergeming, kita tetap berdiri pada pendirian masing2. Pertemuan selalu misteri... Tiba2 kita bertemu pada sebuah sore, Dan kita, akan saling mengerti bukan? Kita akan tetap menerima kebenaran masing2, dengan warna-warni beda. Kita, tidak akan menyangkal kebenaran. Karena kita berasal dari cahaya yang sama, Putih. Tapi, jika nanti kita tiba pada suatu ketika di mana semesta menjadikan pelangi menghiasi Langit Sore, seperti impian kita. Kuharap kita menemukan kebenaran yang sama, semoga tak ada ego. Karena sesungguhnya, kebenaran bukan hanya soal memuaskan logika, tapi kebenaran akan mengelus hatimu yang terdalam. Entahlah, aku yakin, sebesar keyakinanmu padaku... Satu hal yang kuyakini kau adalah Pejuang sesungguhnya, yang hatinya selembut salju. Dan mampu menghangatkan seperti langit sore... Ketika kebenaran H

TANDA JODOH

Jodoh itu suatu saat akan datang, ent a h kapan, entah siapa juga entah di mana. Tak ada yang mengetahuinya secara tepat. Tidak juga aku, kau atau pun dia. Tapi, akhir-akhir ini permbicaraan serta diskusi -diskusi kita akhirnya sampai juga pada pembahasan tentang Jodoh. Wajar, bukankah kita telah menyelesaikan stud i dengan sukses. Gelar sarjana telah tersematkan di belakang nama kita. Foto wisuda telah terpampang di ruang tam u . Bukan hanya itu, satu klipping tebal dekumentasi tulisan-tulisan yang pernah memenangi lomba serta yang pernah menghiasi media massa telah terkumpul dengan cantik , ditambah satu bundel map tebal berisikan sertifikat seminar, training, dan piagam pernghargaan . Pidala-piala . Lalu, apanya yang kurang.? Oh yah, tak ketinggalan koleksi buku yang selalu saja t ak pernah cukup . Semua telah diboyong ke kampung halaman, terpajang di ruang tamu. Menjadi kebanggan orang tua yang selalu diceritakan berulang-ulang pada setiap tamu yang

Melumpuhkan Keraguan

Tentang ragu yang mengusik Juga tentang ketakutan yang menghantui Cabutlah ia dari hatiku Singkirkanlah ia dari Jalanku Mampukah kau, Meyakinkanku, seutuhnya? Bukan dengan harta, bukan dengan tahta, tapi dengan cinta hakiki pada-Nya Hati, sungguh bukan sesuatu yang dapat diserahkan dengan mudah... Bantu aku menyusun keyakinan-keyakinan tentangmu, tentang kita... Tentang Mimpi-mimpi, Tentang perjalanan menuju cahaya Bahwa kau adalah Langit Sore yang ditakdirkan-Nya menjadi kanvas untuk Pelangi, membersamai senja...

Entah

Tentang kisah-kisah yang usai tanpa bahkan dimulai, lalu berakhir tanpa salam perpisahan, Juga tentang kepergian yang entah di mana jejaknya. Adakah air mata? Kecewa? Atau rindu? Oh ataukah janji yang kandas, tak pernah sampai? Atau bahkan terlupa. Adakah gelisah yang menyergap pada setiap desahan nafas? Tak ada, hanya pada-Nya kuadukan segala Tapi harapan tak pernah usang Mimpi akan terus bergulir Adakah kali ini cerita akan selesai pada bingkai kehidupan yang akan mempertemukan hidup kita Sudahkah kau mendengar cerita tentangku? Karena berita tentangmu telah sampai ke depan rumahku, Akankah kau akan benar-datang? Doakan aku, seperti aku yang selalu mendoakanmu, seperti pintamu.

Ingatan Gadis Itu tentangmu

Pada Gadis Itu, masih saja ada ingatan yang selalu singgah padamu Lalu dia akan tersenyum setelahnya, diikuti gelengan kepalanya, tersenyum lagi Dan, kembali berusaha mengembalikan pada ingatan yang seharusnya pada-Nya Dia lalu melihat sekitar memastikan tidak ada yang melihatnya Ketika dia mengingat kamu... Akh, Gadis itu, siapa pula yang akan tahu bahwa dia sedang memikirkan kamu?

Mereka yang memanggilku "Pelangi" :D

Beberapa orang dekatku memang tau kalau saya suka pelangi, tersebab waktu kecil Ummi tidak pernah mengijinkan aku bermain hujan, akh, saya terlalu penyakitan, saat itu. Dan, sang Pelangi akhirnya mampu mewarnai hati saya dengan perasaan damai setelah terisi kelabu karena hanya bisa bisa melihat teman-teman begitu asyiknya bercengkrama dengan hujan. Maka aku memilih bersahabat dengan pelangi, berbincang-bincang lama, setiap kali ia muncul. Saya juga pernah membaca sebuah opini di koran, tentang pelangi. Waktu itu saya masih SMP, kalo tidak salah tentang, Belajar dari pelangi. Saya semakin suka, karena mengerti filosofi pelangi. Waktu SMA, seorang sahabat berkata pada saya, tak pernah saya lupa. "Tadi pagi waktu menuju ke sekolah, Aku, lihat pelangi lho, saya jadi ingat sama kamu." Saya semakin GR. Dan, saat membuat Blog, namanya pun saya tulis, Pelangi Kata, saya berharap kata-kata saya akan seindah pelangi.  Akhirnya buku pertama saya terbit, saya beri Judu

14.05.14. 24

(Rasa Nano-nano di Usia 24) Tanggal keramat, ah tidak menurutku itu tanggal cantik. Lagi usia meranggas, satu persatu, harusnya saya bersedih, karena waktuku bersama kalian terus berkurang. Lembaran kalender terus berganti tanpa kusadari. Moment-moment tahunan datang lagi, rasanya baru kemarin. Waktu benar-benar berlari dengan cepat, dapat menggilas siapa saja jika tidak memanfaatkannya dengan baik. Akh, waktu begitu banyak ayat yang harusnya mengingatkan kita bahwa waktu begitu berharga. Sangat, tapi ternyata kadang kita terlena dan... Lupa Dua puluh tiga, adalah usiaku yang kemarin. Aku ingat, usia 23 tiga tahun ini adalah usia yang tidak mudah. Seperti permen nano-nano. Secara kasat mata, semua mungkin baik-baik saja, yah ada beberapa pencapaian memang, beberapa telah aku tulis, kalian bisa membacanya di http://charaaw.blogspot.com/2013/11/day-after-day.html   tapi menurutku semuanya karena Allah, juga karena doa-doa ibu yang tak lelah dipanjatkannya selepas shalat, shal