Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Labuni Essoe

Labuni essoe turunni uddanie Wettunnani massenge’ ri tau mabelae Mabelani laona tengnginana taddewe’ Tekkarebannapole, teppasenna pole Waseng magi muonro ri dolangeng Temmulettutona temmurewetona Iyami ripuada idi tea iyya tea Idi temmadampe iyya temmasenge Idi temmadampe iyya temmasenge Ajamua mupakkuamenreppa ri cempae Uanrei buana na mecci elo’mu Uanrei buana na mecci elo’mu Mecci elo manre cempa Waena kalukue mappasau-sau dekka Waena kalukue mappasau-sau dekka

Mendesak Rasa

Kau bagai malam Pekat Tak tertebak Kadang membawa damai Kadang menghadiahkan gigil Bukankah aksara telah menjelaskan segala Di helai-helai buku yang termakan rayap Tentang jalan yang seharusnya telah kau pilih Kau bagai siang Kadang memberi hidup Kadang membakar Kadang aku lelah menunggu fajar Apakah nanti kau akan sampai pada cahaya Haruskah aku mengemis cinta Lalu mengumumkan rindu pada semesta Akan hadirmu Sultan Al-Fatih Tak inginkah kau menjadi salah satu prajuritnya Ummu Sulaim Tak inginkah kau menjejaki langkahnya Yang menunggangi kuda-kuda Mengasah pedang Mengharap Mahar Keimanan Menghiasi kecantikan Allah Rasulullah Saat kau mengucap nama-Nya Ada getaran yang Dasyat Ada cinta membuncah Ikutlah ke dalam barisan Di mana nada-nada cinta Bersenandung dalam lantunan ayat Suci Mengeluarkan gelap menuju terang Bahkan senja, pelangi, bintang, matahari dan semua benda yang kau kagumi Akan tunduk padamu atas kehendak-Nya Lalu katakan apa yang ka

Menakar Rindu

Aku. Tak pernah lagi mengusir rindu Menghirup nafas, membiarkn rindu menelusup ke dada Menikmatinya diam-diam Sambil mengigat-Nya Dan masih ada ingatan yang menjaring wajahmu Di antara desah nafas Aku tak perlu mengusir rindu Biarkan dia menjelajah Di tempat yang semestinya Sungguh tak perlu mengusirnya Bisa-bisa dia berubah ganas menjadi badai Bukankah rindu telah kau takar Agar angin yang mengingatkanmu pada-Nya Betapa indah segala cipta-Nya Biar rindu menjadi angin sepoi Yang akan menawarkan sejuk di hati Saat melihat ideologi terinjak-injak.

Menjahit Hati

Kekuatan dari mana kalau bukan dariNya Tiap kali menyaksikan hatimu banjiri oleh darah, Darah yang losos dari jebolan jahitan yang sudah berkali-kali lepas Tiap kali ada pemicu walau bukan darinya Maka memori akan seakan kembali membentuk pisau yang menyayat dan memutus ribuan jahitan yang membujur,.melintang diseluruh hatimu Kekuatan dari mana? Kalau bukan karenaNya Bahwa satu2nya kekuatan yang kumiiki adalah kembali membantumu menjahit hatimu yang terkoyak untuk sekian kalinya... Entah, disujud keberapa hati itu akan selalu kmbali utuh dengan jahitan yang tak terhitung Dan engkau akan kembali tegak berdiri Mengarungi kehiduan Dengan hati yang kembali mulus tanpa bekas Lalu menyongsong mimpi2 yang kau telah amanahkan padaku Maka kau tahu, alasanku masih berdiri tegak Dengan senyum yang terurai Kekuatan dari mana kalau bukan dariNya Adalah karena dirimu Aku membungkus hatiku dengan perban, agar kau tidak pernah tahu. Darah dihatiku juga menderas. Sungguh kau tidak pe

Berdamai

Bosan aku dengan perang dingin yang belum jua berakhir Rasanya seperti teriris Kala nyatanya jabatan tangan kita hari itu hanya sekedar formalitas Namun hati kita masih menyulut bara Akh, siapakah yang mampu memisahkn akar dari pohonnya kecuali dia akan melihat kita mati perlahan-lahan Oleh pisah yang bukan karenaku juga karenamu Sampai ketika kita menangis meraung-raung dalam diam akibat rindu yang disumbat dendam dan gengsi Yang meracuni diri Aku akan berlari melawan waktu meraih maaf yang sudah lama kau berikan sebenarnya Dan saat pertikaian ini terjadi, Aku menjadi paham betapa cintamu yang sangat besar terkadang membuatmu tak berpikir logis. Maka semoga Allah masih memberi waktu Dalam sebuah perdamaian yang akan membuat penduduk bumi menagis dalam haru Bahwa cinta kita tidak akan pernah terpisah lagi setelah ini Pun suatu hari saat aku pergi, dalam pelukan Imamku nantinya Kau, akan berdiri dengan cinta yang semakin berlipat, Semoga, aku masih memiliki waktu agar ma