Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Terimakasih Cinta

Assalamualaikum Cinta, Maaf telah membuatmu khawatir belakangan ini. Kau, mengingatanku selalu. Jika kaki-kakiku menginjak kerikil sehingga aku harus tersandung berkali-kali Padahal, kita sudah menenpuh jalan yang lurus. Bagaimana yah Cinta, kalau kita menempuh jalan yang salah. Ah, entah apa jadinya kita. Cinta, aku bersyukur memilikimu di jalan ini. Kau, selalu mengerti, memberiku nasehat serupa angin mamiri, membekas dan kukenang, selalu. Hampir aku jatuh, terporosok Bukankah kita wanita biasa, tanpa sedikitpun kelebihan, selain iman yang terengah-engah kita pertahankan, karena rayuan dunia semakin bergolak. Yakinlah. Aku perempuan tegar, seperti dirimu yang penuh kesabaran. Kita saling melengkapi, sungguh aku bersyukur memilikimu, Cinta... Terimakasih nasehat dan doamu, itu lebih dari seribu hadiah. Kini, telah kutemukan petunjuk itu. Akan kuberi tantangan padanya, mampukah ia membersamai menuju cahaya? Jika tidak, aku yakin, akan ada cinta yang lain. Bagaimana den

Sandiwara Langit dan Bumi

Tidak selamanya bunga-bunga yang kita tanam akan merekah dengan Indah, apatah lagi menghasilkan buah yang ranum Seperti impian kita, sayang... Sakit, kecewa, jika dia akhirnya layu perlahan-lahan bahkan mati Padahal kita telah membeli bibit yang paling unggul Mungkin, karena sinar matahari yang mungkin berlebih Atau, karena air kehidupan yang kita berikan mungkin tak cukup Dan mungkin kita terlalu sibuk, dan lupa memberi pupuk Juga tanaman lain menggerogotinya, karena ia tak pernah lagi kita tengok Dan kita, terlalu sibuk dengan hidup kita masing-masing Kita gagal? Tidak... Kegagalan akan mengajari kita, menemukan bibit yang paling cocok Dan nantinya tak usah mengulang kesalahan yang sama... Bukankah sudah berkali-kali kita jatuh... Kita, harus belajar saling mengihlaskan Tanaman yang akan layu harus segera kita ganti Kau membutuhkan bunga yang indah untuk menemani harimu Aku juga harus memetik buah yang telah ranum Kita harus berhenti berpura-pura Karena keterpaksaa

Setia Itu

Aku tahu ragamu tak bisa didikte Karena kau lebih lihai berintruksi Aku masih belajar merangkak Menyelipkan inginku padamu Seperti menyisipkan kekata Pada bait puisi Agar yang mengalir adalah ketenangan Bukan keterpaksaan Katakan padaku, adakah cinta seindah dari-Nya? Sehingga kita mencari-cari pembenaran Atas ketidaksetiaan pada-Nya Bukalah hatimu seluas langit Maka Ia akan merentangkan pintu dengan hamparan yang lebih luas dari bima sakti Saat itu kau dapatkan cinta sejati. Cinta itu anugrah . Maka janganlah mencintai seseorang yang tidak mencintai Allah .. jika Allah saja ia tinggalkan , apalagi engkau . Tapi jika ia ternyata jodohmu , mungkin Allah mengirimnya untukmu aga r ka u bis a mengajari nya mencin tai Alla h . Suat u sa at dia akan menjadi saingan terberatmu mencintai Allah , membersamaimu menuju s urgaNya ."

Berdamai dengan Hati

Beberapa minggu yang lalu, saya memberanikan diri untuk membawa motor sendiri dari Bone kota, menuju ke desa Sumaling, kecamatan Mare, silaturahmi pasca lebaran kemarin, ke rumah tante sekaligus siarah ke makan kakek dan nenek. Ummi tak mau dibonceng olehku, masih takut, jadinya aq membonceng fila. Ummi dibonceng kak Darwis, sepupuku. Jarak kota Bone dan Sumaling kira-kira 40 km, dengan medan jalan yang tidak terlalu sulit. Tapi tetap sj sebenarnya berbahaya, apalagi untukku yang belum terlalu lincah naik motor. Di tambah sekitar 5 km jalan yang rusak, berbatu dan becek selepas hujan. Tapi, aku bukan orang penakut, selain itu kan ada kak Darwis dan Ummi, Allah juga selalu melindungi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kami PP, pergi pagi pulang sore. Abis dari Sumaling, kami ke Mare melewati sungai di Sabballoang, dan wuish... Jalannya naudzubillah, berlumpur, kami terjebak, sudah terlalu jauh untuk pulang, sudah menyebrang sungai pula naik perahu, di tambah kak darwis yang

Sajak-sajak dalam Doa

Kukirimkan doa berupa sajak Padamu Karena namamu masih bernafas dalam hatiku Walau kurasa jarak semakin membuatnya terengah melawan penatnya rasa sendiri Aku hanya hendak memperjelas ukiran nama-Nya di batinmu Membasuhnya dengan cahaya Biar kedamaian syurga menelusup di hatimu Agar kau tak akan pernah merasa hilang Dan tak lagi terjerat silau dunia yang memerangkapmu dalam sepi tak bertepi Seandainya pun kelak bukan namaku yang bertahta di sana Lagi, kukirimkan sajak berupa doa Untukmu

Disappear

Let me disappear and then see what will you do? Will you hold my hand, or just allow me to go... Actually it so simple, as long as you assure me, everything will be fine I just need a simple words and solutions Motivation to remove my doubt Advice to strengthen my power More attention to assure me... Let me know your worry Let me know your sorrow And share your happiness So, I can understand My existence is precious to you

Pada Akhirnya Mungkin

Pada Akhirnya Akan ada cerita yang usai Sebelum semunya benar-benar selesai Seperti hujan yang tiba-tiba reda Sebelum bumi meretas rindu Lalu Pelangi tak jua Muncul Dan langit hanya berubah menjadi gelap Dan kita pada akhirnya akan berjalan pada kehidupan masing - masing Yang pada awalnya kita coba pertemukan Jangan - jangan kita adalah sepasang garis luru s yang sejajar Dan tidak akan pernah bertemu

Selimuti Hatiku

Aku ingin melupakan kekecewaan Agar benih-benih benci mati sebelum berkembang Aku ingin membunuh harga diri Yang membuatku eggan untuk merunduk Ingin kuruntuhkan jarak di antara hati kita, Agar aku bisa mengungkap segala Sejatinya aku yang harus mengerti Bahwa dirimu bukan kau yang dulu Rindu ini sebenarnya mendesak-desak Menyisakan hujan yang tak pernah reda Namun hatiku masih berupa karang Terlalu lama terombang-ambing atas kesakitan-kesakitan yang kau ciptakan Aku hampir menjadi pesakitan, Tapi pad-Nya selalu kulabuhkan harapan Aku ingin hatiku berubah menjadi kapas Agar ia dapat terbang dengan mudah ke arahmu Dan aku bisa mendekapmu seperti seharusnya Sebelum aku pergi, Aku ingin bersandar di bahumu, mengungkapkan segala gundah Membayar rindu... Tapi bagaimana bisa Sedangkan genderang perang di ujung lidahmu membuat aku selalu menjadi karang Aku mohon ajari hatiku menjadi kapas... Aku merindukan kau yang dulu , kau yang saat itu belum lupa ingatan .

Tentang Jantung Hatiku

Selain pada-Nya, Hanya padamu kukabarkan, bagaimana keadaan jantung hatiku Bahwa ia telah berlubang menganga.... Sekarang tidak hanya pada satu kutub, tapi dua Hanya padamu dapat kuungkapkan rasa kehilangan yang menderas dari kedua bilik Jantung hatiku yang terkoyak Tentang langitku yang telah dicuri... Apa yang lebih perih? Tak ada, saat Langitmu dicuri semua gelap... Kehidupan akan berakhir... Langit pertamaku, dia telah menjelma badai, petir dan guntur bersahut-sahutan. Membuatku hangus. Aku jengah, terkadang ingin berlari lalu berharap hilang, Tapi ingatan tentang bumi yang membutuhkanku menjadi semangat hidupku... Dan maaf dan harapan masih terus ada... Toh aku masih ada langit yang lain, yang selalu ada, menemaniku Tapi kemarin, kudengar kabar badai telah datang lagi... Hendak merebut langitku yang kedua. Hatiku telah dihinggapi lubang menganga... Tidak, aku belum kehilangan langitku yang kedua, aku akan mempertahankannya... Tapi sungguh Jantung hatiku, telah meng