Langsung ke konten utama

Me and Fajar

Hari yang Kutunggu-tunggu Akhirnya Tiba
Alhamdulillah, akhirnya hari ini datang juga. Aku sudah berada di Lantai 4 fajar, tepatnya di meeting room. Sebuah ruangan berwarna cream bernuansa minimalis yang ckup luas, kira-kira seluas lapangan basket. Furniture utamanya terdiri dari meja yang besar berukauran 3 kali rumah makan rumahku dilengkapi dengan kursi direksi yang mengelilingi meja tersebut kira-kira cukup menampung 40 orang. Aku leluasa memperhatikan setiap detail ruangan itu, kebetulan aku adalah anggota DPF (baca:Dewan Pembaca Fajar) yang pertama hadir. Tepat di sebuah dinding utama terdapat gambar seorang raja bugis beserta isrinya yang berpakaian kerajaan Sulawesi selatan. Kemudian masing-masing disisi kiri kanan lukisan ada sebuah whiteboard yang berisi komentar dan tanda tangan orang-orang penting kepada fajar. Di sekeliling tembok terdapat bofet yang diatasnya dipajang penghargaan-penghargaan dari berbagai instansi-instansi kepada media fajar baik sebagai pelaksana kunjungan media, pemateri dll.
Beberapa puluh menit setelahnya, DPF pun berkumpul. Aku lalu teringat mimpiku saat belajar di runag senat FIB ketika bangunan FIB di renovasi saat itu aku bermimpi suatu saat aku akan duduk di kursi bersama bersama orang-orang hebat, dan agaknya awal dari mimpiku hari ini terwujud. Aku duduk bersama orang-orang peting dari berbagai guru besar dan doktor, aktivis LSM, penulis dan para redaktur fajar. Selain itu suatu kesempatan yang sangat menyenagkan dapat mengenal para redaktur fajar secara dekat. Pada awalnya aku belum terlalu ingin mempublikasikannya ataupun sekedar membagi kabar bahagia ini, karena sebenarnya akupun masih bingung apa nantinya yang akan aku lakukan sebagai DPF. Gambaran awalku terhadap tugas DPF dasarnya yanh dari asal katanya dewan pembaca fajar, aku membayangkan kalau kerjanya sedikit mirip dengan dewan perwakilan rakyat, atau paling tidak membaca dan memberikan feedback terhadap fajar.
Dan Rapat pun Dimulai…
Ini adalah meeting ketiga DPF pada awalnya aku kira rapat akan berjalan membosankan, tapi ternyata aku beranggapan salah. Yah, berbicara mengenai media cetak dan kesalahannya begitu menarik. Apa lagi setelah mendengar jawaban dari Redaktur fajar. Aku lalau belajar banyak hal lagi tentang dunia jurnalistik dan kepenulisan. Mereka juga humoris, “bagaimana kesimpulan rapat pansus kita hari ini” kata salah seorang anggota DPF denagn guyon. Sontak kami semua pun tertawa.
Langkah Awal Menjadi Bagian dari Fajar
Hari ini keempat kalinya aku menginjakkan kaki ke graha pena, dan hari ini aku datang sebagai bagian dari fajar.
Pada awalnya jujur, aku hanya ikut-ikut mendaftarkan diri menjadi anggota DPF. Aku mendapatkn informasi tersebut di sekolah menulis dari kak lisa ketua FLP maros. Makasi yah kak ternyata diriku yang diterima. Hehe,Aku ingat kami bertiga mendaftar menjadi DPF. Yah, aku hanya ikut-ikutan dan sama sekali tidak pernah berharap untuk diterima. Satu-satunya yang ada di benakku saat itulah akan sangat sayang jika aku tidak mendaftar walaupun rasanya peluang unuk diterima sangatlah kecil. Aku sama sekali tidak ingin melewatkan sedikitpun peluang. Walau sekecil apapun peluang itu. Yah.seperti prinsip hidupku “Better Try Than Never”. Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali. Apa lagi setelah membaca novel Tere Liye dari Ebook yang kudapat dari kak Gege denagan judul Moga Bundo Disayang Allah. Dalam novel itu ada sebuah pesan yang begitu mengakar dihatiku bahwa 20 tahun yang akan datang, kita akan menyesal dengan hal-hal yang tidak kita lakukan. Kita tidak akan pernah menyesali hal- hal salah yang pernah kita lakukan. So lakukan apa yang bisa dan harus kau lakukan!

Komentar

Qia mengatakan…
Alhamdulillah...
ketika kita banyak bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmatNya
Jadi, segala berkah yang telah kita dapatkan selama ini jangan pernah lupakan kalau itu wujud kasih sayang Allah. Allah menyayangi kita. Maka semakin mendekatlah kpada-Nya. Jangan kau tinggalkan diriNya. perbanyaklah mengingat dan beribadah kepadaNya. Ok sister!!!
aida_radar mengatakan…
Subhanallah... Dewan Pembaca Fajar kita... Congrats nah sista'... ^_^

Bahagianya duduk bersama orang-orang yg mumpuni dalam kepenulisan. Mw dong... hehe

Bakda dapat ilmu dari FAJAR, ajarika juga nah sist' ^_^
andizulfikar945 mengatakan…
aku suka tulisannya..

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil Untuk Diriku...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu  kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak

Merayakan Aksara dalam Dekapan Keindahan Banggai

Luwuk , saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di Banggai . Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar 20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan kekayaan bahari yang berlimpah.   Tidak hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di Luwuk .  Da

Cenning Rara

Di luar angin berhembus pelan, namun menipkan udara dingin hingga menembus sumsum tulang rusuk, masuk lebih dalam menghujam hati.  “Ibu, aku begitu rindu, sangat. Namun, apakah aku mampu untuk pulang? Ibu, bisakah aku mengatakan tidak. Haruskah aku kembali menghianatimu.  “Maaf Mak.” Uleng memendang bulan, air mata jatuh, menganak sungai. Hatinya tersandra dilema. Andi Cahaya Uleng, nama yang indah seindah artinya, cahaya bulan. Namun sayang, malam ini, untuk kesekian kalinya, hatinya dilanda prahara.  Yah, setiap kali rencana penghianatan menuntut dan berontak dibenaknya, bayangan cinta itu selalu hadir, membelai, menghangatkan, menenangkan. Bayangan cinta itu, yang tidak akan pernah pergi dari benaknya, bahkan nama yang indah itu juga pemberian cinta dari sang Ibu yang disapanya “Emmak”. Bayangan Emmak setia datang menemani, bahkan saat Emmak jauh. Aura cinta Emmak tak pernah pudar, bahkan semakin terasa. Angan-angan Uleng melambung jauh. Lagi, merasakan cinta tak bersyarat Emmak. Ya