Langsung ke konten utama

Me and Him

NICE TO MEET U
Perjalanan pulang…
Kau duduk persis di sebelahku,
Kau bilang kau suka sejarah…
Kau bercerita padaku tentang revolusi merah
Aku bilang aku suka budaya, aku bercerita tentang Ilagaligo...
Sejarah dan budaya tidak bisa dipisahkan... katamu padaku…
Tah, that’s right..
Kau bilang kau sama sekali tidak setuju jika ada orang Indonesia yang malu dengan Indonesia
Indonesia masih punya harapan, terlalu dini untuk menyerah katamu dengan berapi-api…
Bukankah kita dilahirkan di tanah Indonesia untuk mengubah Indonesia?
Ia, kak aku setuju, aku hanya prhatin saat ini anak muda terseret oleh kehidupan metropolis yang semu, cenderung melupakan sejarah. Untungnya masih ada anak muda seperti kita yang akan memperjuangkan bangsa, kataku sambil menoleh kearahnya dan melemparkan sesinggung senyum untukmu.
Aku bilang Sukarno itu komunis… yah karena mungkin aku tdak begitu kenal Sukarno, yang aku tahu Suharto pernah memimpin pada demokrasi terpimpin ingin menjadi presiden seumur hidup.
Ah,,, ternyata kau bereaksi terhadap asumsiku tentang sukarno.
Begitukah?
Mungkin jawabku,
Aku pengagum berat sukarno, aku suka pidato-pidatonya… dia dalah founding father untuk Indonesia…
Memang, tidak bisa dipungkiri, beliau founding father untuk Indonesia, tapi bukan berarti seumur hidup nasib indonesia ditentukan olehnya. Jawabku sedikit menyontek jawaban Nicolas saputra di GIE. Yah, untunglah aku sudah menonton film hebat itu sehingga wawasanku tentang sukarno sedikit terbuka.
Ia,,, setiap orang mempunyai sisi buruk termasuk sukarno. Terlepas dari itu beliau seorang tokoh yang memberiku banyak aspirasi. Oh,,, aku tahu sisi yang tidak kau suka dari sukarno, karena kecintaannya memperistri wanita-wanita cantik? Katamu sambil melirik ke arahku penuh makna..
Yah mungkin,,, jawabku penuh kemisteriusan tanpa menoleh kearahmu..
Lalu kita tertawa bersama. Tawa yang hampir tidak terdengar oleh deru suara mobil yang membawa kita jauh meninggalkan kota Makassar.
Umur kakak berapa?
Nga usah tahu dek,,, kakak sudah tua kok,, menurut ade?
Em,,, saya tidak pandai menebak kak.
Wanita,,,
Ada apa dengan wanita kak? Itupun kalau kakak ingin membagiya padaku…
Ia, sudah banyak teman-temanku yang menikah, tapi entahlah mereka seakan ingin menahanku, padahal aku suka bepergian melihat setiap kota, tapi wanita itu selalu menahanku. Aku tidak bisa aku masih ingin banyak pengalaman berpetualang melihat dunia.
Oh,, begitu yah,,, berarti kakak harus mencari wanita yang harus mengerti kakak.
Malam itu kita banyak bercerita, walau ini pertemuan pertama kita yah kita berdua memiliki topik yang sama anakmuda, sejarah, budaya dan termasuk soal asmara, aneh… tapi tidak mengapa, biaralah malam ini saja hingga mobil ini berhenti di sebuah tempat peristirahatan. Setelah itu kita berdua lebih banyak diam, membiarkan hujan bergumam sendiri dengan derasnya. Lalu kita terlelap dibuai mimpi masing-masing ditemani deru kendaraan saat jalanan ramai dan suara binatang malam saat mobil kita memasuki wilayah terpencil. Empat jam rasaya begitu singkat, karena lelapnya tidur saat aku terbangun aku mendapati diriku aku telah jatuh tertidur dalam pundaknmu. Astagfirullah, aku segera memperbaiki posisiku. Kulihat kau masih tertidur. Dan mobil terhempas menerobos sebuah lubang. Kaupun terbangun.
Enak yah tidarnya… ngak kerasa udah masuk kota Bone..
Ia, hujannya deras enak untuk tidur, apalagi dalam kondisi capek.
Oia, ade turun dimana.
Di jalan pramuka kak. Udah dekat kok.
Enak yah, perjalanan kakak masih jauh masih harus naik kapal,
Oh berarti kakak turun di bajoe?
Yups,
Tidak lama kemudian, aku sudah sampai, akupun turun.. kakak singga, ia… nice to meet u, kataku megakhiri perjumpaan
Nce to meet u too…
Pertemuan itu pun berakhir, anehnya aku lupa menanyakan namanya dia juga tidak tahu namaku… ah,, lucu tapi biarlah… idengan seperti itu pertemuan ini lebih terasa misterius… see u latter… Mr……

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil Untuk Diriku...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu  kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak

Merayakan Aksara dalam Dekapan Keindahan Banggai

Luwuk , saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di Banggai . Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar 20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan kekayaan bahari yang berlimpah.   Tidak hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di Luwuk .  Da

Cenning Rara

Di luar angin berhembus pelan, namun menipkan udara dingin hingga menembus sumsum tulang rusuk, masuk lebih dalam menghujam hati.  “Ibu, aku begitu rindu, sangat. Namun, apakah aku mampu untuk pulang? Ibu, bisakah aku mengatakan tidak. Haruskah aku kembali menghianatimu.  “Maaf Mak.” Uleng memendang bulan, air mata jatuh, menganak sungai. Hatinya tersandra dilema. Andi Cahaya Uleng, nama yang indah seindah artinya, cahaya bulan. Namun sayang, malam ini, untuk kesekian kalinya, hatinya dilanda prahara.  Yah, setiap kali rencana penghianatan menuntut dan berontak dibenaknya, bayangan cinta itu selalu hadir, membelai, menghangatkan, menenangkan. Bayangan cinta itu, yang tidak akan pernah pergi dari benaknya, bahkan nama yang indah itu juga pemberian cinta dari sang Ibu yang disapanya “Emmak”. Bayangan Emmak setia datang menemani, bahkan saat Emmak jauh. Aura cinta Emmak tak pernah pudar, bahkan semakin terasa. Angan-angan Uleng melambung jauh. Lagi, merasakan cinta tak bersyarat Emmak. Ya