Langsung ke konten utama

Jawaban dari Suara-Suara itu...

Apa, Kenapa, Mengapa???
Pertanyaan –pertanyaan itu selalu saya dengarkan.
Sungguh dada ini bergemuruh hebat.
Yah. Karena Cinta. Semua karena Cinta.
Tapi jangan salah paham ini bkan cinta biasa.
Bukan cinta yang diobral sana-sini.
Apa… Kenapa… Mengapa ???
Kenapa hanya ngomong, kenapa hanya aksi (demonstrasi), action dong!!! Mana aksinya, ngomong doank.
Yah malam ini pertanyaan itu diucapkan tepat di depanku.
Untuk apa terus mengeluarkan ide tanpa henti. Kita hidup dalam kenyataan. Bukan dalam negeri mimpi.
Sekali-sekali kaki kita harus menapak pada kenyatan.
Semua orang tahu bahwa Amerika dan semua konsep-isme nya merupakan biang kerok. Tapi kita bisa apa. Kenyatannya sudah begitu.
Pertanyaan itu mucul menyesakkan dadaku. Membuat aliran darahku mengalir, bahkan sepuluh kali lipat lebih cepat. membuat sesuatu dalam ubun-ubunku mendidih.
Separuh sedih. Separuh bahagia.Separuh emosi. Tapi sebagian lagi mencoba meredam emosi. Yah emosi bertambah. Apa lagi si penyanya yang satu ini. Menanyakannya dengan ekspresi yang betul-betul menggemaskan. Menganggap apa yang saya sebutkan tentang konsep Islam begitu utopis. Dan tidak ada harapan. Sambil menghela nafas dan melihat kelangit  tanpa memandang kearahku sedikitpun.
Belum selesai pernyataan penanya yang satu si penanya yang lain juga melontarkan pertanyaan. Tapi ekspresinya sedikit menenangkan. Ekspresi bertanya dan memang meminta jawaban. Heran. Bukan wajah putus asa seakan menganggap apa yang saya katakana hanya ilusi.
Tarik nafas. Keluarkan.
Sedih. Sedih.. Sekali, Mimpi ikatanya?
Apa mereka menganggap Janji Allah, kisah Rasulullah, para sahabat, bahkan penakluk Al Fatih merupakan cerita dongeng? Innalillah.
Bahagia. Yah. Mereka bertanya. Paling tidak mereka ingin tau. Saya punya waktu ntuk menjelaskan. Setuju atau tidaknya bukan tanggung jawab saya. Tugas saya hanya menyampaikan.
Paling tidak ada yang tertinggal di kepala mereka. Mungkin suatu waktu mereka akan mengamini apa yang saya ucapkan. Saya yakin. (1)
 Yah. Mungkin dibenak mereka seperti ini. Sama seperti yang orang-orang nyatakan pada setiap aksi-aksi kami hanyalah utopis dan buang-buang waktu.
Tidak usah berbicara tentang ide-ide utopis. Mimpi. Negara islam, Demokrasi, Dan Isme-Isme itu.
Sudahlah. Mana rakyat mengerti. Yang mereka butuhkan sekarang adalah sepiring nasi dan uluran tangan. Bukan Negara Islam. Bukan Syariah Bukan Khilafah.
Dan inilah jawabanku . Setelah bertarung dengan diri sendiri mengalahkan emosi sesaat.
Aksi, Demonstrasi, Konsep. Mimpi? Omdo (Omong Doang).
Benarkah seperti itu?
Benar, benar sekali rakyat membutuhkan sepiring nasi. Benar sekali. Dan apakah anda pikir kami tidak memberikan sepiring nasi. Tentu saja kami juga memberikan. Maka siapakah yang tega membiarkan seorang anak yang memegang perut saat melewati tangga dengan kantongan kosong berisi sampah di samping kirinya. Siapa? Pun kalau pun itu adalah intrik mendapatkan uang kami pun tidak mungkin tega membiarkannya. Siapa yang tega.
Apakah kami rela membiarkan saudara sendiri tidak shalat dan kami tidak mengingatkan. Siapakah yang tidak meminjamkan uang pada saat saudara sedang kesusahan. Siapa?
Tapi sungguh kami tidak bisa hanya memberikan sepiring nasi pada orang-orang yang hanya di dekat kami sedangkan di saat yang sama dan di tempat berbeda dan tak terjangkau beribu-ribu orang juga membutuhkan bantuan yang sama. Apakah kita harus mencukupkan hal tersebut tanpa usaha apa-apa padahal jelas kita tahu apa akar penyebab utama tidak tersebarnya makanan itu. Sedangkan kita tahu apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang begitu besar.
 Di suatu hari kita bisa melihat orang dapat membeli baju dan make up yang begitu banyak. Di saat yang sama kita harus menyaksikan bayi-bayi mati karena busung lapar. Di saat yang sama pemerintah sibuk mencari koruptor yang jumlahnya semakin bertambah. Sungguh ironi. Dan kita sama-sama tahu penyebabnya sebuah hegemoni asing yang suntikkan dengan berbagai pemahaman yang bertentangan dari jalan Islam. Maka Sistem islamlah yang bisa menggantikannya. Tapi sayang otak kita telah dicekoki. Apa yang bisa dilakukan. Kita harus melawan. Tidak menyerah pada kenyataan. Allah telah memberi contoh melalui rasul dan memberikan petunjuk berupa AL-Quran dan Al-Hadis, apanya yang tidak bisa?
Lalu apakah salah ketika kami tidak hanya mengingatkan saudara untuk shalat dan tidak hanya sekedar meminjamkan uang tapi juga memberikan informasi tentang situasi perpolitikan. Menyadarkan bahwa pemuda harus maju seribu langkah. Karena pemuda harus berbuat revolusioner dan sang revolusioner sejati. Kami kemudian menjelaskan konsep demokrasi, sistem kapitalisme, faham sosialisme. Memberikan gambaran teori adam smith dan marxisme dan lenin. Memberikan gambaran, contoh, serta metode yang utuh tentang fikrah keduanya. Demokrasi dengan konsep kapitalisme yang telah mendewakan kebebasan dan sosialisme yang utopis memenjarakan keinginan untuk mendapatkan kekayaan. Di sisi lain kami menggambarkan konsep Islam yang begitu konperhensif dan meliputi segala aspek. Baik sosial. Ekonomi. Politik. Budaya. Segalanya. Dan Menyuarakan sang Revolusioner sejati Rasulullah SAW. Kami tidak mungkin diam dan membiarkan saudara-saudara kita tercekoki dengan hedonisnya kapitalisme, dan utopis serta zalimnya sosialisme. Agar mereka sadar dan meminta Indahnya Islam dan kemudian menyebarkannya. Hingga Islam benar-benar dapat dirasakan sebagai rahmatan lilalamin. (2)
Itulah konsep yang kami perjuangkan. Yang katanya bukan langkah rill. Jangan salah, bukankah Islam adalah sebuah konsep dan Ide yang kemudian mampu menggantikan sistem jahiliah. Dan sekarang akan tetap menjadi ide yang tetap akan berjuang menggantukan sistem jahiliah modern yang diagung-agungkan oleh kaum orientalis.
Islam akan menjadi tataran action ketika ide telah terterapkan baik secara Individu, Jamaah dan Negara. Seperti yang dilakukan Rasulullah pada saat berhijrah dari Mekkah ke Madinah karena Negara merupakan sebuah hal yang Urgen untuk melindungi ide dan terterapkannya sebuah konsep Islam secara keseluruhan.
Yah, pasti kami akan dianggap bermimpi di saat semua orang memang sedang tidur. Dan kami yang melek di anggap tidur dan mengganggu mimpi mereka. Karena mencoba membangunkan mereka dari mimpi. Inilah yang terjadi disaat suara Rakyat dianggap mampu mengalahkan suara Allah.
Sama ketika Rasulullah bahkan dituduh gila. Karena idenya tentang Islam yang begitu asing di tengah kaummnya sendiri.
Maka beruntunglah orang-orang terasing…. (3)
Wallahu Alam...
Landasan Ayat :
(1)   Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. an-Nahl (16) : 125
(2)   "Apakah Hukum Jahiliyyah yang mereka kehendaki ? Dan hukum siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?" (QS. Al-Maaidah [05]: 50)
Landasan Hadis :
(3)   Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam datang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim [145] dalam Kitab al-Iman.Syarh Muslim, 1/234).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil Untuk Diriku...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu  kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak

Merayakan Aksara dalam Dekapan Keindahan Banggai

Luwuk , saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di Banggai . Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar 20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan kekayaan bahari yang berlimpah.   Tidak hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di Luwuk .  Da

Cenning Rara

Di luar angin berhembus pelan, namun menipkan udara dingin hingga menembus sumsum tulang rusuk, masuk lebih dalam menghujam hati.  “Ibu, aku begitu rindu, sangat. Namun, apakah aku mampu untuk pulang? Ibu, bisakah aku mengatakan tidak. Haruskah aku kembali menghianatimu.  “Maaf Mak.” Uleng memendang bulan, air mata jatuh, menganak sungai. Hatinya tersandra dilema. Andi Cahaya Uleng, nama yang indah seindah artinya, cahaya bulan. Namun sayang, malam ini, untuk kesekian kalinya, hatinya dilanda prahara.  Yah, setiap kali rencana penghianatan menuntut dan berontak dibenaknya, bayangan cinta itu selalu hadir, membelai, menghangatkan, menenangkan. Bayangan cinta itu, yang tidak akan pernah pergi dari benaknya, bahkan nama yang indah itu juga pemberian cinta dari sang Ibu yang disapanya “Emmak”. Bayangan Emmak setia datang menemani, bahkan saat Emmak jauh. Aura cinta Emmak tak pernah pudar, bahkan semakin terasa. Angan-angan Uleng melambung jauh. Lagi, merasakan cinta tak bersyarat Emmak. Ya