Subhanallah, sehabis shalat magrib, Hp saya
berdering, sebuah nomer baru.
"Maaf benar dengan Andi Asrawaty?"
Suara seorang gadis di ujung telepon sana.
"Ia, maaf ini siapa?" Tanyaku
penasaran.
"Saya Ana dari Bulukumba," Jawabnya.
Saya membaca sebuah cerpen di koran dan saya berniat menganalisnya,
"Ow... Ia, ada yang bisa saya bantu?"
Jawabku sedikit formal, soalnya si penelponnya formal juga sih!
"Penulisnya Andi Asrawaty, saya boleh tahu
tidak biografi pengarang? (Tuh kan Ananya formal banget) Soalnya saya sedang
menganalisis unsur extrinsik cerpen anda." Lanjutnya.
"Boleh," kata saya, sambil tersenyum, Kalau
boleh tahu Ana ini esema, kuliah or? Saya mencoba mencairkan pembicaraan,
"Saya Mahasiswa STKIP"
Em... Dan, mulailah perbincangan itu...
Subhanallah, supraise banget untuk yang pertama
kalinya ada orang yang berniat menganalisis cerpen saya. Dan bagian yang paling
saya senangi ketika ada celah untuk sedikit menyampaikan dakwah,
"Latar belakang anda? Agama, ideologi,
budaya?
"Agama : Islam, Ideologi : Islam juga. Jujur
buat saya, Islam bukan hanya ritual ibadah misal puasa, shalat dll. Ideologi itu,
pandangan hidup, cita-cita bersama, dan ideologi saya Islam, kalau ada yang tanya
soal pancasila, itu bagi saya adalah sekumpulan nilai-nilai yang luhur, tapi
sayang ternyata bukan ideologi. Maaf yah itu pandangan saya, budaya: saya orang bugis makassar, tapi jika ada budaya yg tidak sejalan dengan ideologi Islam, saya tingalkan.
Oh, ia. Jawabnya. (Entahlah si Ana ini mengerti
atau tidak, sepertinya dia sedang terburu-buru, atau yah pulsa memang terus
berjalan, Pokoknya yang penting saya sudah menjelaskan Titik. Saya benar-benar
ngak mau kalau islam itu dibilang eksklusif, walaupun di jaman ini memang
sangat. Jadi, mari perkenalkan Islam yang kaffah, sorakku dalam hati menguatkan
diri).
"Oia, di penokohannya saya agak bingung,
Karena tokohnya tidak diberi nama, saya menggunakan tokoh "Berjilbab
Hitam", tapi aneh kenapa pengarang membedakan antara Jilbab dan Kerudung?” Masih ingat kan cerpen yang anda tulis? (ya Ia lah Ana, masa ia saya lupa cerpen sendiri)
“Yups, persepsi saya tentang kerudung dengan jilbab memang berbeda. Menurut yang sudah saya pelajari, dan silahkan
Ana cek Quran surah An Nur ayat 31 dan AL Azhab ayat 59 perintah Allah tentang pakaian wanita muslimah. An Nur ayat 31 menelaskan pemakaian Kimar,
atau kerudung yang biasa dipakai menutupi rambut hingga dada, Kalau surat Al Azhab,
perintah berjilbab”Ulurkanlah jilbabmu keseluruh tubuhmu” kira-kira begitu
konteks potongan ayatnya.”
“Oh, begitu pantas... soalnya buat saya jilbab dan
kerudung itu sama saja”
“Ia, saya juga dulu berpikir begitu, tapi setelah
saya membandingkan beberapa pendapat ulama dan saya cocokkan pula dengan beberapa
hadis, yang saya pahami, yang pendapat itulah yang syar’i. Tapi, wallahu alam jika ada
saudara kita yang memiliki pendapat yang berbeda.”Kataku menambahkan.
“Oia, makasih banyak yah”
“Ia, makaih juga cerpen saja sudah mau di
analisis.”
Tit…. Telepon terputus… Tapi percakapan kami
masih berlanjut lewat sms.
Nb
: Buat Ana, maaf yah, sepotong pembicaraan kita saya posting di blog… Ngak
apa-apa kan?
Komentar