Langsung ke konten utama

Gundah



Menulis...
Aku harus menulis apa?
Ah. Dulunya aku yang sering memberi nasehat bagaimana memulai sebuah tulisan. Tapi, sekarang rasanya tak satu kata pun dapat kutilis.
Ah, jangankan memulai sebuah kata, ingin menulis tentang apa pun aku bingung. Hm...
Kamu tahu tidak, dulunya aku sering yang memberi nasehat ke orang-orang. “Kalau kamu lagi stag, blank, atau apapun namanya tuliskan saja apa yang terlintas dibenakmu saat itu. Apapun itu, mungkin dengan begitu paling tidak hal-hal yang mengganjal pikiranmu, menyesakkan hatimu dan menghalangimu menulis ide-idemu bisa berkurang dengan menumpahkan uneg-uneg pada selembar kertas.” Begitu kata-kata itu sering kuucapkan. Dah sekarang penyakit itu malah bersarang di diriku sendiri. Bingung memulai tulisan setelah lama tak menulis.  
Em... bukankah dulu juga seperti itu, kalau aku sedang malas sekali mengerjakan tugas maka terlebih dahulu aku akan curhat tentang kondisi pikiran dan hatiku saat itu yang sedang tidak siap mengerjakan tugas. Atau mengeluh akan beratnya tugas itu. Atau betapa malas sebenarnya mengerjakan tugas. Dan begitu banyak tugas yang harus dikerjakan. Pokoknya semua hal. Karena sebanyak apa pun alasan dan hal-hal yang membuat aku tidak bisa mengerjakan tugas kuliah. Aku tetap harus mengerjakannya. Apa pun yang terjadi. Kecuali memang benar-benar tidak bisa, yah tidak dikerjakan, tapi minggu depannya aku harus tetap mengerjakan.
Dan gilanya sebagian kertas curhatanku malah aku sisipkan bersama dengan tugas... Untuk dosen-dosen yang aku pikir tidak ada masalah dengan tugas dan curhatanku itu...
Hm... Jadi, sungguh aku masih bingung harus menulis apa, memulai dengan kata apa, bagaimana panjangnya, seperti apa alurnya, temanya, dan sebagainya.
Tapi, sebentar. Bukankah aku sudah menulis beberapa hal... Beberapa paragraf, walaupun hanya sekedar curhatan. But it is works. Paling tidak aku sudah menulis, memulai sebuah tulisan tepatnya. Dan semoga besok dan besoknya lagi aku sudah bisa menulis lagi. Menarikan jariku dengan lincah di atas tombol keyboard. Walaupun hanya akhirnya hanya meracau.., hehe, yang penting bisa menulis lagi.
Dan tentunya berbagi cerita denganmu. Tidak apa-apa kalau kamu bilang aku GR. Silahkan saja tidak mengakuinya, tapi aku yakin. Kamu sudah sangat rindu bukan dengan tulisanku. Jadi biar tulisan singkat ini, menyapamu... Di antara rindu yang saya pun tidak pernah tau, kapan akan menguap seutuhnya... J
Watampone, 31 Oktober 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil Untuk Diriku...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu  kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak

Merayakan Aksara dalam Dekapan Keindahan Banggai

Luwuk , saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di Banggai . Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar 20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan kekayaan bahari yang berlimpah.   Tidak hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di Luwuk .  Da

Cenning Rara

Di luar angin berhembus pelan, namun menipkan udara dingin hingga menembus sumsum tulang rusuk, masuk lebih dalam menghujam hati.  “Ibu, aku begitu rindu, sangat. Namun, apakah aku mampu untuk pulang? Ibu, bisakah aku mengatakan tidak. Haruskah aku kembali menghianatimu.  “Maaf Mak.” Uleng memendang bulan, air mata jatuh, menganak sungai. Hatinya tersandra dilema. Andi Cahaya Uleng, nama yang indah seindah artinya, cahaya bulan. Namun sayang, malam ini, untuk kesekian kalinya, hatinya dilanda prahara.  Yah, setiap kali rencana penghianatan menuntut dan berontak dibenaknya, bayangan cinta itu selalu hadir, membelai, menghangatkan, menenangkan. Bayangan cinta itu, yang tidak akan pernah pergi dari benaknya, bahkan nama yang indah itu juga pemberian cinta dari sang Ibu yang disapanya “Emmak”. Bayangan Emmak setia datang menemani, bahkan saat Emmak jauh. Aura cinta Emmak tak pernah pudar, bahkan semakin terasa. Angan-angan Uleng melambung jauh. Lagi, merasakan cinta tak bersyarat Emmak. Ya