Langsung ke konten utama

Give Thanks to Allah

Pagi ini di rumah sakit. Saya sedang menjaga tante, dan menebus resep. Saat diberitahu harganya, saya mengeluarkan selembar uang 100 ribuan, dan menaruhnya persis di samping komputer. Lalu diberi copy resep karena, obatnya ternyata habis.

Akhirnya saya pergi ke apotik sebelahnya. Menunggu cukup lama. Ketika, hendak membayar obatnya,  membuka dompet, tapi tenyata uang 100rb annya sudah tidak ada di dompet. Hilang. Ya Allah, saya melupakannya di apotek pertama. Akhirnya saya membayar dengan uang yang lain. Karena tesadar telah melupakan uang di apotek pertama, saya langsung meninggalkan apotek ke dua, tanpa mengambil obat pula.

Di apotek pertama, akhirnya saya bertanya tentang uang saya yang terlupa. Em, masalahnya uang itu adalah uang tante saya. Dan, ketika sudah sampai di apotek pertama, uangnya sudah tidak di sana. Apoteker dan cleaning service-nya juga tidak melihat kataya. Si apoteker menyuruh saya untuk kembali mengecek di sepanjang jalan, jatuh mungkin. Saya menyusuri jalan, dan juga tempat duduk saya di apotik kedua hm, ternyata nihil. Karena yakin uang tersebut saya lupakan di apotik pertama, akhirnya saya kembali ke sana, tentunya dengan obat yang sudah saya ambil di apotek ke dua.

Saya bertanya ulang, mas apotekernya juga lihat saya menaruh uang 100 ribuan, cuman setelah memberikan resepnya dia juga tidak tahu lagi.

"Ada tidak pak orang yang ke sini setelah saya? Ini kan masih pagi sekali!"
"Ada dek, ibu-ibu, nih dia belanja 66 ribu. Tapi, tunggu, ibu itu ngasih saya uang 100 rb an, jangan-jangan itu uangnya adek, soalnya saya juga ngak ngeliat kalau ibunya buka dompet.Dan si ibu itu juga sudah pergi dek, seandainya saya lihat dia ambil uang di samping saya, pasti saya tegur"
"Wah, berarti percuma juga saya tau siapa ibunya, belum tentu juga, kan bapak ngak lihat langsung! Ya udah Pak, Makasih"

Sebenarnya agak tidak rela, kehilangan uang. Hanya saja sayanya saja yang lalai, pelupa. Hm, dan saya mencoba mengikhlaskan, walaupun agak kesal juga sama si Ibu, tapi yah sudahlah si Ibu mungkin sangat butuh. Dan, belum tentu Ibu itu yang mengambill.

Saat kembali ke ruang inap, saya tidak bilang apa-apa pada tante saya. Dan masalahnya saya juga tidak membawa uang lebih untuk mengganti uang tante yang hilang, hehe, lagi tanggal tua soalnya. Yah, walaupun saya yakin tante saya tidak akan minta ganti, tapi kan tidak enak. Kesannya sangat ceroboh.

Dan, akhirnya setelah beberapa menit, suster mengatakan saya harus kembali ke apotek. Firasat saya mengatakan, pasti uangnya sudah ketemu? tapi bagaimana caranya? padahal kan si Ibu yang dicurigai ngambi uang saya, sudah pulang.

Di tengah jalan sebelum sampai ke apotek saya bertemu sang Apoteker, membawakan uang 100 rb saya. Ternyata si Ibu membeli obat lagi.

Kok bapak tau Ibu itu ambil uang saya?
Ia, soalnya saya bilang, Ibu tadi tidak bayar saya tadi yah? Tadi ambil uang dari mana?
Akhirnya ibu mengaku dia membayar resep memakai uang yang teregeletak di samping komputer, dan mau tidak mau mengembalikan, karena ketahua."

Dan uang saya kembali. Ternyata ketika mengikhlaskan dan menyerahkan segala sesuatu pada Allah, akan membuat hati menjadi lapang. Dan mudah saja bagi Allah untuk mengembalikan uang itu segera, dengan cara yang tidak pernah kita duga. Allah Maha Tau kalau uang saya hanya cukup untuk biaya hidup dan membeli buku, bukan untuk ganti rugi, beasiswa belum keluar soalnya. : )

Tapi, saya yakin, hal itu sebagai pelajaran bagi saya, dan mungkin sentilan Allah untuk saya, solanya tadi saya asyik berfacebook ria, akrab dengan hp, akhirnya melupakan uang. Dan sebenarnya, fb an terlalu banyak tidak bagus. Tanpa disadari FB telah berubah menjadi Infotaiment terbesar. 

 Allah akan selalu menjaga langkah-langkah kita, menjewer kita, kalau sedikit saja melakukan pekerjaan yang buang-buang waktu, apa lagi kalau sudah dosa, peringatannya tidak main-main. :D

Thanks, Allah... :D 


Menulis Lagi, walaupun dari hal yang sederhana... :D

Komentar

Unknown mengatakan…
Masih aktif nulis blog... kereennn.. saluutt... :)
Andi Asrawaty mengatakan…

:)
menulis curhatan...
Unknown mengatakan…
curahan hati nya seru
Andi Asrawaty mengatakan…
Vina :
Makasih, :D

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil Untuk Diriku...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu  kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak

Merayakan Aksara dalam Dekapan Keindahan Banggai

Luwuk , saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di Banggai . Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar 20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan kekayaan bahari yang berlimpah.   Tidak hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di Luwuk .  Da

Cenning Rara

Di luar angin berhembus pelan, namun menipkan udara dingin hingga menembus sumsum tulang rusuk, masuk lebih dalam menghujam hati.  “Ibu, aku begitu rindu, sangat. Namun, apakah aku mampu untuk pulang? Ibu, bisakah aku mengatakan tidak. Haruskah aku kembali menghianatimu.  “Maaf Mak.” Uleng memendang bulan, air mata jatuh, menganak sungai. Hatinya tersandra dilema. Andi Cahaya Uleng, nama yang indah seindah artinya, cahaya bulan. Namun sayang, malam ini, untuk kesekian kalinya, hatinya dilanda prahara.  Yah, setiap kali rencana penghianatan menuntut dan berontak dibenaknya, bayangan cinta itu selalu hadir, membelai, menghangatkan, menenangkan. Bayangan cinta itu, yang tidak akan pernah pergi dari benaknya, bahkan nama yang indah itu juga pemberian cinta dari sang Ibu yang disapanya “Emmak”. Bayangan Emmak setia datang menemani, bahkan saat Emmak jauh. Aura cinta Emmak tak pernah pudar, bahkan semakin terasa. Angan-angan Uleng melambung jauh. Lagi, merasakan cinta tak bersyarat Emmak. Ya