Langsung ke konten utama

Selimuti Hatiku

Aku ingin melupakan kekecewaan
Agar benih-benih benci mati sebelum berkembang
Aku ingin membunuh harga diri
Yang membuatku eggan untuk merunduk
Ingin kuruntuhkan jarak di antara hati kita,
Agar aku bisa mengungkap segala

Sejatinya aku yang harus mengerti
Bahwa dirimu bukan kau yang dulu
Rindu ini sebenarnya mendesak-desak
Menyisakan hujan yang tak pernah reda
Namun hatiku masih berupa karang
Terlalu lama terombang-ambing atas kesakitan-kesakitan yang kau ciptakan
Aku hampir menjadi pesakitan,
Tapi pad-Nya selalu kulabuhkan harapan

Aku ingin hatiku berubah menjadi kapas
Agar ia dapat terbang dengan mudah ke arahmu
Dan aku bisa mendekapmu seperti seharusnya
Sebelum aku pergi,

Aku ingin bersandar di bahumu, mengungkapkan segala gundah
Membayar rindu...
Tapi bagaimana bisa
Sedangkan genderang perang di ujung lidahmu membuat aku selalu menjadi karang
Aku mohon ajari hatiku menjadi kapas...

Aku merindukan kau yang dulu, kau yang saat itu belum lupa ingatan.

Komentar

Unknown mengatakan…
Aku percaya pada senja, aku percaya pada pelangi.

Aku bukan takut untuk berjanji, namun berusaha keluar dari gelisah lama
Menuju padamu adalah yg benar
Dirimu kini ku Nomor satukan.

Maaf jika pusiku akhir2 ini lemah dalam memeluk hatimu.

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Palayanan Kesehatan Makassar, Menebar Inspirasi dan Manfaat Bersama Astra

Bagi kami sekeluarga berobat ke dokter dan dirawat inap di rumah sakit adalah pilihan terakhir. Ibu saya pernah mengalami trauma pasca kematian adik saya. Usianya baru tiga bulan saat itu, Amal, nama almarhum demam   tinggi dan sangat rewel, situasi   yang tidak biasa karena biasanya Almarhum adalah bayi yang tidak rewel. Saat itu, Ibu akhirnya memutuskan untuk membawa adik saya ke rumah sakit, setelah dirawat inap tiga hari. Amal meninggal. Saya lupa apa penyebab kematiannya, usia saya saat itu masih tiga tahun, tapi konon saat itu adik saya mengalami mal praktek. Selepas kejadian tersebut, Ibu akhirnya sangat trauma. Bahkan saat saya sakit tipes, hampir satu bulan lamanya saya bedrest di rumah, ibu tidak ingin saya dirawat di rumah sakit.  Mungkin kasus tentang adik saya tersebut hanya satu di antara ratusan kasus yang terjadi, sebagian diketahui oleh publik sebagian lagi hanya menjadi cerita yang tidak tersampaikan. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu fa...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...

Sebuah Perjalanan

 Kini aku berada pada keadaan yang entah apa aku harus menyebutnya. Terjebak, atau sedang mengusahakan mimpi. Aku ingin keluar dari sini, tapi aku harus tetap memberanikan diri. Aku harus mencari cara untuk memutuskan apa yang aku inginkan. Aku harus menjadi berani. Tapi, apakah aku cukup siap untuk terjatuh? Namun mimpi yang tinggi memang mengharuskan kita untuk jatuh terlebih dahulu bukan, untuk menerima suatu yang besar, kita memang harus mengorbankan banyak hal. Saat ini aku sangat takut. Namun, aku tahu, mundur bukan pilihan yang baik. Aku harus tetap melangkah. Sesuatu yang baik, pasti akan datang. Yang berlalu, biarlah berlalu, tak perlu kita berpikir terlalu jauh untuk melangkah. Kita harus berusaha sungguh-sungguh.  Kita tidak akan tahu di mana ujung jalan, jika tidak melangkah hingga akhir.  Hidup hanya sekali, selama itu baik dan ada harapan, maka melangkahlah...