Langsung ke konten utama

Andai Saja


Pernahkah kau mencoba untuk menghindar dari seseorang, berlari sejauh-jauhnya, menghindari setiap pertemuan, bahkan ingin menghilang dari hidupnya, atau berandai-andai, andai saja kau tidak  pernah kenal dengannya atau bahkan kau berharap tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya.

Tapi semuanya berbeda, semua berada di luar skenariomu. Kau tetap bertemu di koridor, harus mengambil sesuatu darinya, mesti berkomunikasi dengannya dan seluruh semesta menarikmu dalam hidupnya. Entah siapa yang tertarik, dirimu ke dalam hidupnya atau hidupnya ke dalam hidupmu.

Atau pernah juga kau begitu ingin berjumpa seseorang, berharap bertemu di toko buku, atau tidak sengaja berpapasan di jalan, atau mungkin kalian akan berteduh pada halte yang sama, menahan kalian dalam hujan. Atau berharap suatu saat akan berjumpa, dan berandai-andai kalau saja dulu kau tidak berpisah dengannya. Tapi ternyata kau tidak lagi pernah bertemu dengannya. Seberapa pun kau sudah mencoba menskenariokannya, itu hanya sekedar skenario yang tidak pernah terjadi.

Yah, sama dengan perpisahan, perjumpaan pun adalah skenario Allah. Ketika anak manusia telah menghindari segala kemungkinan sesuai petunjuk Rabb-nya maka pertemuan itu adalah jodoh, tidak bisa untuk dihindari.  Dan betapa pun kita sudah mempertahankan semuanya, ternyata perpisahan adalah jawaban. Maka jodoh itu pun telah dicabut. Dan kau harus menerimanya. Maka syukuri saja saat-saat bersamanya, karena suatu hari nanti, bagaimana pun perpisahan akan terjadi... Mungkin...

Ini tulisan lama, tapi entah kenapa saya ingin mempostingnya lagi... Malam ini...

Komentar

Andi Asrawaty mengatakan…
Eh... Ad sparkling autum, Welcome in my home, makasih yh... Sering-sering berkunjung yah... :)

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Suara

Hukuman paling telak adalah diam Jiwa terasa tercerabut Semangat melayang entah ke mana Jika kau masih diam Maka kelak kau akan menjumpainya Diam selamanya Karena dia telah mati bersama kata-kata terakhirmu

Seminggu Selepas Purnama

Seminggu selepas purnama, Maaf aku tak datang Seminggu selepas purnama Ada yang mencipta berbagai guratan yang menyeretku, terpaku Aku terjebak dalam labirin wajah rembulan dan menghilang Dan kita hanya bisa berjanji Tentang pertemuan, seminggu selepas purnama Karena takdir mampu menyapu dan mengubah segala Seperti awan yang tiba-tiba menutupi bulan Seminggu selepas purnama Kudengar ada adik kecil berjiwa bidadari pergi, Menuju rumah abadinya Kau boleh bersedih Aku bahkan tidak mampu mengucap satu kata pun Aku berdoa dalam diam Dan benar katamu Ia tidak mati, tapi ia sedang memulai hari kehidupan yang baru Di tempat yang berbeda Namun yakinlah, kita akan bertemu pada minggu-minggu berikutnya selepas purnama yang entah Pada suasana yang tidak bisa kita tebak Seminggu selepas purnama Aku dilema, tanpa kata, tanpa kabar Tanpa perpisahan Karena memang tidak ada perjumpaan Seminggu selepas purnama Seseorang di sana merindukanku, lebih dari biasa Palu, ...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...