Kau tak perlu menulis puisi yang menembus awan, karena pada akhirnya aku hanya dapat melihatnya dari jauh saja
Kau juga tidak perlu menulis namaku di atas pasir, karena dia akan terhapus kala air laut datang menerjang
Kau tak perlu menulis nama kita berudua pada batu, atau pada pohon, apa lagi pada situs sejarah, karena hanya akan merusak pemandangan dan aku akan marah
Tak perlu kau menggambar wajahku pada embun yang melekat pada kaca, karena itu akan menguap, lalu menghilang.
Tak usah pula kau mengabadikannya lewat lagu,
Karena
Semua yang kau lakukan sudah cukup memberitahuku, kau akan seperti itu selamanya bukan?
Sejak kau telah menyebut namaku lantang saat akad nikah kita
Dan saat itu kau telah mengkristalkan sebuah puisi di hatiku dengan ikatan yang paling kokoh.
Dan aku akan menanti kisah-kisah kita pada deretan cerita di hati
Hukuman paling telak adalah diam Jiwa terasa tercerabut Semangat melayang entah ke mana Jika kau masih diam Maka kelak kau akan menjumpainya Diam selamanya Karena dia telah mati bersama kata-kata terakhirmu
Komentar