Akhirnya kau berhasil membuatku menulis, Mer, sudah lama sebenarnya, hendak berbagi kabar. Di mana lagi perjumpaan yang lebih indah selain di dunia kata. Karena benar jarak telah membuat kita tak bisa menghabiskan waktu bersama, bahkan saat aku ataupun kau pergi, tak ada pertemuan perpisahan. Jika mengingatnya rasanya sekak, bukan? Yah, Sesungguhnya, banyak wajah yang ingin kujumpai, banyak kabar yang kunanti, banyak cerita yang ingin kudengar, juga banyak rumah yang ingin kukunjungi. Tapi sayang, terlalu banyak alasan yang akhirnya membuat itu hanya sebuah rencana untuk saat ini. Dan yah, tulisan menjadi sebuah mesin yang dapat mengubah rindu menjadi sebuah ramuan yang membuat hati makin kokoh.
Oh yah, hari ini tepat 6 bulan aku menikah dengannya, Ilhamku, Ilham dari Allah :). Banyak cerita yang ingin kubagi, atau anggap saja tulisan ini adalah doa agar kalian semakin termotivasi untuk segera menyempurnakan separuh dien.
Sungguh kau tidak usah menghawatirkanku lagi, aku bersama lelaki yang paling tepat di sisiku saat ini. Dalam enam bulan ini aku merasakan semua kisah -kisah romantis ala india, drama korea, ataupun novel-novel itu menjadi sebuah kenyataan (hehe lebay). Ini beberapa potongan ceritanya.
Ada sebuah moment yang tidak bisa kulupakan saat perjalanan menuju Buol, tempat
kediaman K Ilham, untuk pertama kali. Setelah melewati kota toli-toli yang
sepanjang jalan adalah pesisir laut, sampailah kami di tempat
peristirahatan yang berada di pantai. Tempat makannya beberapa buah gazebo
sederhana, namun menjadi istimewa karena berhadapan langsung
dengan laut. K Ilham segera turun dari mobil, lalu membuka kedua
sandalnya, mengisyaratkan aku untuk memakainya ,aku memang sudah tak tahan hendak ke toilet, maklumlah kami sudah
melakukan perjalanan semalamam. Dan jadilah K Ilham nyeker dan aku yang memakai sandalnya dan sukses menjadi pusat perhatian pengunjung lain karena kakiku yang kecil dengan ukuran 36, tenggelam dalam sandal K ilham yang berukuran 40. Aku berlalu saja, dengan hati berbunga-bunga karena teringat moment di sebuah postingan gambar di fb tentang seorang suami yang
memilih nyeker di tengah guyuran dan genangan air kala hujan sambil
memegangi sepatu highheels sang istri, Lalu, sang istri melenggang
menggunakan sepatu sang suami... Oh, so sweet... Kamu pernah melihatnya
bukan? Akhirnya aku mengalaminya,
Ada saja moment-moment yang membuat semuanya menjadi slow motion. Suatu pagi aku ngambek, pokoknya lagi jengkel banget udah lupa sebabnya. Biasa, perempuan. Saat itu K Ilham sedang sibuk mengerjakan sesuatu di luar rumah, dan saya sendiri di dalam rumah menonton. Dan tiba-tiba aku melihat gantungan horden bergoyang-goyang, sofa yang kududuki juga bergoyang, juga dinding. Sempat aku berpikir bahwa K Ilham mungkin mengerjaiku agar bisa tertawa, soalnya saat aku ngambek dia pasti bertingkah lucu agar aku tersenyum. Dan bodoh, kukatakan pada diriku sendiri, memangnya K Ilham sekuat hercules dapat menggoncang-goncangkan rumah. Dan saat itu juga aku tersadar, sedang terjadi gempa. Maklum, ini pertama kali aku merasakan gempa, jadi agak telmi (telat mikir) hehe. Dan saat itu juga aku merasa panik, langsung loncat dari kursi menuju ke pintu. Tapi sebelum sampai di pintu aku bertabrakan denga k Ilham, melihatku ketakutan dia langsung merengkuhku. Dan saat itu aku lupa kalau aku sedang ngambek. Semua seakan menghilang, meleleh dan saat itu rasanya aku ingin gempa saja lagi, lebih lama (how crazy). Untungnya keinginan nyelenehku tidak terkabul, tergempanya hanya berlangsug beberapa menit, pergerakan lempeng bumi, katanya daerah Buol memang dilewati oleh lempeng.
Yah, cukup itu yah, karena tidak semua kisah harus di bagi. Sungguh kau tidak usah khawatir, dia lelaki yang baik. Aku merasa bahagia berada di sisinya. Walau semua tentu saja tak melulu kisah manis. Tapi kami akan berjuang, untuk saling bersama dan bersetia. Dia aslinya pendiam, tak banyak bicara introvert. Tapi untuk beberapa hal dia selalu cerewet, apalagi menyangkut soal kesehatan dan keamananku, sampai rasanya pun ketika tidak sedang bersama suaranya mengiyang-ngiyang, kalau aku sedang batuk dia akan bilang, Yang, minum air hangat, kalau mau keluar kampus, Sayang, jangan lupa pakai jaket, kalau membersihkan jangan lupa pake masker. Dan banyak lagi. Dalam diamnya aku tahu, pikirannya telah menjaring laba-laba merencanakan masa depan kami.
Doakan aku Mer, agar bisa segera wisuda dan menyusulnya dan juga agar Allah segera menitipkan malaikat kecil pada kami, untuk menemaniku jika Workaholic-nya lagi kambuh.
Aku sudah menuntaskan janjiku, aku menunggu tulisanmu dengan kisah berbeda,
Aku juga sangat merindukanmu, kalian...
Sungguh, kini kita telah dipisahkan oleh jarak, tapi kita tetap menyatu pada sebuah tempat bernama "hati"
Berbahagialah karena Allah akan menghadiahkan pelangi pada saatnya, walaupun mungkin saat ini ada yang dilanda badai,
Dan mari saling berjumpa pada doa yang dipanjatkan pada sujud-sujud kita
Makassar, 11 Maret 2016
Komentar