Bahagia itu sederhana, sesederhana rasa syukur karena memiliki waktu untuk menyiapkan makanan untuk suami tercinta, mengambilkan beberapa sendok nasi hangat yang masih mengepulkan uap, mengambilkan lauk makanan yang tidak dia jangkau, menyediakan air minumnya, dan menemaninya saat makan. Melihatnya menikmati sesuap demi sesuap makanan yang telah kumasak dengan cinta dan doa. Mungkin tak selalu enak, hanya lauk sederhana, kadang juga tak sesuai seleranya. Bagaimanapun usia pernikahan kami masih sangat singkat, kami masih saling belajar menyesuaikan. Namun, meskipun begitu makanan dipiringnya selalu habis, begitu caranya menghargai dan berterima kasih, jika suka maka Ia akan minta tambah.
Yah, menurutku aku adalah perempuan beruntung karena memilliki banyak waktu di rumah. Saya memang mengajar di kampus, namun hanya beberapa jam dalam seminggu. Selebihnya, saya membuka kursus rumahan sehingga semua aktifitas berpusat di rumah, proses belajarnya, rapat dan pembimbingan tentornya. Yah, semua kegiatan saya hampir berpusat di rumah. Suami saya, seberapa pun sibuknya, pasti pulang untuk makan, tak pernah sekalipun dia makan di luar. Mungkin sudah bosan makan makanan warung sewaktu kuliah.
Memilih tetap bekerja, namun tetap memiliki waktu untuk suami dan keluarga adalah sebuah anugrah bagi perempuan. Mungkin hasilnya tidak seberapa, namun bagi perempuan yang tetap bekerja setelah menikah bekerja merupakan bentuk aktualisasi diri, pengembangan ilmu, serta pengabdian untuk masyarakat. Namun, sejak menikah, tentu saja saya membatasi kegiatan, karena secara naluriah timbul perasaan tidak enak jika suami di rumah, dan saya memiliki urusan di luar rumah, walaupun tentunya saya keluar dengan izin suami. Rasanhya ingin cepat-cepat pulang saja. Rasanya kasihan saja ninggalin Dia sendiri di rumah.
Dan yah, bagi para istri kebahagiaan sederhana itu adalah ketika menghidangkan makanan untuk sang suami tercinta. Makan bersama adalah quality time yang menghadirkan kebersamaan yang akan membuat dua hati saling terikat makin kuat. Kebiasaan kecil nan sederhana namun mampu memupuk cinta, menciptakan keajaiban, juga memahat kenangan, membawa hubungan semakin dekat, lekat dan hangat.
Setiap suapan akan menjadi energi yang mengalir bersama darah, menjadi daging dan otot, memberi kekuatan dalam bekerja. Sebuah kekuatan yang istimewa karena berasal dari cinta dan doa, ketulusan, pengabdian dan kebahagiaan. Sebuah komposisi sempurna untuk mencari nafkah yang halal untuk keluarga, sebagai bekal menjakani hidup di dunia sebaik-baiknya untuk menuju syurga-Nya. Semoga Allah akan selalu menganugrahkan kita waktu bersama keluarga. Aamiin...
Buol, 10 Juli 2017
Komentar