Buatku pertengkaran dalam rumah tangga adalah suatu hal yang harus terjadi. Setiap rumah tangga pasti mengalaminya. Bagaimana tidak, kita harus menyatukan dua kepala yang berbeda, baik latar belakang, pendidikan, konunitas, hobby, dan lainnya. Semua perbedaan itu tentu saja mempengaruhi pandangan kita terhadap sesuatu, dan cara kita menyelesaikan masalah. Jadi pertengkaran adalah hal yang sangat wajar. Dan sayangnya tidak sedikit pasangan yang akhirnya memutuskan untuk berpisah karena ketidakcocokan dan pertengkaran tanpa henti.
Namun sekali lagi, pertengkaran adalah hal yang sangat wajar terjadi, namun bukan berarti pertengkaran selalu berakibat negatif, semua tergantung cara kita menyikapinya. Bahkan, ada hal-hal positif yang bisa kita dapatkan setelah berselisih paham.
Pertama, kita jadi tahu perasaan dan pemikiran pasangan kita. Biasanya saat bertengkar semua uneg-uneg yang terpendam akhirnya keluar, hal ini baik, karena masalah terbesar dalam rumah tangga bukan karena rasa cinta yang hilang atau berkurang. Masalah terbesarnya adalah kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan cara berpikir antara perempuan dan laki-laki.
Kedua, agar pertengkaran dapat mereda kita harus mampu menghilangkan sifat egois, karena saat pertengkaran terjadi, kita harus mau mendengarkan pasangan, walaupun merasa yang paling benar. Hal ini akan membuat rasa egois kita menjadi luntur.
Ketiga, Setelah mendengarkan alasan pasangan, harusnya kita berlapang dada, jikalau hal yang kita permasalahkan adalah kekurangan pasangan, selama hal itu masih bisa dimaklumi, baiknya kita dapat menerimanya dengan ikhlas. Tetaplah mencintainya, menerimanya, bisa jadi saat kita ternyata telah ikhlas dengan kekurangannya, diam-diam dia berubah untuk kita.
Keempat, setelah ketegangan terjadi, maka cepatlah meminta maaf, tidak ada gunanya mempertahankan pertengkaran. Hal itu hanya akan membawa aura negatif yang akan membuat dunia kita menjadi sempit. Karena bagaimanapun ketenangan adalah hal yang dibutuhkan bersama pasangan.
Kelima, berubahlah, berusahalah untuk mengikuti kemauan pasangan, menaati suami, menuruti istri, selama hal itu adalah untuk kebaikan. Bukankah cinta menerlukan pengorbanan. Bukankah cinta adalah memberi.
Keenam, biasanya setelah pertengkaran, hubungan akan menjadi semakin mesra. Bagaimana tidak, setelah mungkin berhari-hari terjadi perang dingin, kurang komunikasi, rindu tapi malu. Akhirnya semua usai, dan rindu yang terhalau oleh marah dan gengsi dapat segera dituntaskan.
Ketujuh, sebagai sarana mendekatkan diri. Sebenarnya disituasi apapun kita harus senantiasa mendekatkan diri pada Allah. Namun, begitulah manusia saat terdesak, maka doa-doa akan semakin panjang. Ketika mengalami masalah dengan pasangan, adukanlah pada Sang Maha Pengatur, Maha Pemilik Hati, berodalah padanya agar hati pasangan diluluhkan, dan hati kita semakin dipautkan dalam cinta-Nya. Ingatlah selalu tujuan pernikahan adalah untuk memperoleh ridho-Nya.
Jadi, sungguh pertengkaran dalam rumah tangga kadang-kadang diperlukan. Namun jangan terlalu sering, dan sebaiknya dihindari, Karena tentu berkasih sayang jauh lebih baik.
Komentar