Aku tak perlu menulis puisi setiap hari untukmu, Sayang
Karena ribuan puisipun tidak akan bisa menggambarkan bahkan separuh dari hatiku untukmu
Aku tidak perlu menceritakan apa-apa
Karena aku jatuh cinta setiap kali melihatmu, lagi dan seterusnya
Juga tak penting untuk memotret setiap apa yang kita lewati
Karena setiap momen terlalu indah untuk hanya diabadikan lewat gambar
Kamulah kini Sayangku, pemilik abadi seluruh Puisi yang dulu berserakan dan tak bertuan
Aku tahu kau tak butuh memamerkan kata-kata mesra untukku
Karena keinginanku akan menjelma lewat lakumu, mungkin belum semua
Tapi aku Yakin kau selalu berusaha Sayangku.
Kau juga tak suka memamerkan gambar yang kadang menipu
Karena setiap waktu denganku adalah bahagia yang tanpa rekayasa
Kadang kita bertengkar Sayang, tidak saling memahami, bahkan mungkin berburuk sangka,
Karena kita bukan malaikat, sama seperti jutaan pasangan lainnya.
Lalu kembali tersadar bahwa Allah lah yang telah menyatukan kita
Juga siuman, bahwa kita masing-masing adalah pasangan paling cocok di antara seribu pilihan.
Aku mencium aroma tubuhku, juga namaku di setiap tetes peluhmu setelah bekerja seharian, Sayangku.
Aku merasakan pergolakan pikiran yang berdesakan di kepalamu untuk setiap butir nasi untukku
Disetiap solat, sujud dan doa telah kuubah Kata "Ku" menjadi "Kita" Sayangku, kau dan aku
"Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus"
"Ya Allah, tetapkanlah hati kami atas agama-Mu Dan ketaatan pada-Mu"
Satukanlah kami di dunia Ya, Allah hingga di Syurgamu"
Doa itu kupanjatkan sambil membayangkan kita berpegangan tangan menuju syurga-Nya, berhias jubah yang dihadiahi oleh anak-anak kita.
Sayangku, kau telah dipercayakan Allah untuk menjagaku, dan aku diamanahkan Allah untuk mendampingiku.
Maka mari saling mengingatkan, tentang janji pernikahan yang disaksikan penduduk langit dan bumi, di mana Allah menjadi saksi.
Karena kita berada di akhir zaman yang disabdakan oleh Rasulullah
Maka genggamlah tangaku erat-erat, tuntunlah langkahku menuju syurga-Nya, Sayangku
Buol, 3 Oktober
Sepenuh Cinta, Istrimu
Komentar