Langsung ke konten utama

Menjadi Ibu Professional, Menjadi Ibu yang Bahagia

Bersyukur sekali rasanya bisa bergabung dalam foundation Ibu Professional batch 9 ini. Saya sebenarnya tertarik setelah melihat beberapa teman mengikuti komunitas ini, dik Dikpa Lathifah dan Rita Fatimah Fatah, ibu-ibu keren yang bahagia. Namun, karena beberapa hal saya akhirnya baru bisa ikut tahun ini. Persis ketika peran saya sebagai new mommy, bertambah dan tentunya saya butuh ilmu, sharing pengalaman, dan aktualisasi diri agar semakin bersyukur dan mampu menjalani setiap peran dengan baik, bahagia dan professional.






Saya sendiri sangat terkesan dengan cara belajar di Ibu Professional ini. Para pengurus benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya dengan professional. Untuk tahun ini konsepnya "pasar ilmu" yang menyenangkan dan penuh tantangan. Proses belajarnya bertahap, bahkan dimulai dengan bagaimana harus belajar, bagaimana memilih belanjaan, pokoknya komplit.

Sekarang kami berada pada minggu pekan promo, pasar ilmu telah dibuka, berbagai pilihan ilmu tersaji dan sepertinya hampir membuat ibu-ibu menjadi kalap dalam berbelanja, termasuk saya. Namun untungnya ada Pramuwiyata yang selalu mengingatkan untuk memasukkan ilmu yang benar-benar kita butuhkan dalam kantong belanja. 

Yah, ada berbagi pilihan promo, mulai dari Institute Ibu Professional (IIP), disini ibu-ibu akan diajarkan seperti mahasiswa yang akan menjalani perkuliahan untuk dapat menjalankan peran sebagai ibu professional, tapi tentunya konsepnya tetap seru dan menyenangkan. Ada pilihan komunitas ibu professional, tempat nongki-nongki, ngobrol asyik dan melakukan aktivitas menyenangkan bersama namun bermanfaat. Ada taman sejuta cinta untuk ibu-ibu yang selalu tersentuh hatinya untuk berbagi. Untuk yang suka jualan, ada KIPMA yang siap menyediakan cara berbisnis hingga lapak jualan dan terakhir untuk ibu-ibu yang suka meneliti dan berkutat dengan data, ada Resource Center Ibu Professional (RIMC).

Wah, semua insigh ilmu yang disediakan semuanya keren dan sesuai denga latar belakang saya. Di IIP yah tentunya saya ingin meningkatkan kapasitas sy sebagai Ibu, di konunitas, saya juga ingin nongki-nongki dengan ibu-ibu. Di KIPMA dan sejuta cinta, saya harusnya jg ikut karena punya bisnis dan suka berbagi, apalagi di RIMC karena background saya yang seorang dosen.

Tapi, tentu saja saya akan memilih dua belanjaan saja, kan sudah diajarin dan diingatkan berulang kali. Jika tidak, tas belanjaan saya bisa robek dan malah tidak dapat apa-apa. Tidak semua hal baik harus kita miliki, kita akhirnya harus fokus dan all out dalam satu atau dua bidang kata founder IP pak Dodik dan Ibu septi.

Dan pada akhirnya di IP batch 9 ini, maka daftar belanjaan saya jatuh pada, Instutute Ibu Professional, yah, menjadi Ibu dan Istri adalah prioritas saya saat ini, dan tentunya saya harus meng-upgrate kapasitas diri saya sebagai seorang perempuan, menjadi bunda soleha, cekatan dan sekaligus mampu menerapkan keilmuan di masyarakat. IIP adalah pilihan yang tepat untuk saya.

Pilihan kedua saya jatuh pada komunitas IP, saya adalah perempuan yang sangat suka ngobrol, dan diskusi. Saya ingin fokus dengan hal-hal yang membuat saya bahagia. Karenanya, dengan memilih Komunitas IP ini semoga saya menambah kebahagian dengan berkumpul dan mengembangkan passion bersama ibu-ibu pembelajar.

Jika masih ada waktu saya akan melirik RIMC, namun jika tidak, dua pilihan sudah cukup. Bismillah, sekarang saya siap untuk menjadi Ibu pembelajar yang bahagia di pasar ilmu ibu professional batch 9.

#foundationIP_9
#Ibu_Professional
#Pasar_Ilmu_Ibu_Professional
#Bahagia_Bersama_Ibu_Professional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Suara

Hukuman paling telak adalah diam Jiwa terasa tercerabut Semangat melayang entah ke mana Jika kau masih diam Maka kelak kau akan menjumpainya Diam selamanya Karena dia telah mati bersama kata-kata terakhirmu

Seminggu Selepas Purnama

Seminggu selepas purnama, Maaf aku tak datang Seminggu selepas purnama Ada yang mencipta berbagai guratan yang menyeretku, terpaku Aku terjebak dalam labirin wajah rembulan dan menghilang Dan kita hanya bisa berjanji Tentang pertemuan, seminggu selepas purnama Karena takdir mampu menyapu dan mengubah segala Seperti awan yang tiba-tiba menutupi bulan Seminggu selepas purnama Kudengar ada adik kecil berjiwa bidadari pergi, Menuju rumah abadinya Kau boleh bersedih Aku bahkan tidak mampu mengucap satu kata pun Aku berdoa dalam diam Dan benar katamu Ia tidak mati, tapi ia sedang memulai hari kehidupan yang baru Di tempat yang berbeda Namun yakinlah, kita akan bertemu pada minggu-minggu berikutnya selepas purnama yang entah Pada suasana yang tidak bisa kita tebak Seminggu selepas purnama Aku dilema, tanpa kata, tanpa kabar Tanpa perpisahan Karena memang tidak ada perjumpaan Seminggu selepas purnama Seseorang di sana merindukanku, lebih dari biasa Palu, ...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...