Langsung ke konten utama

That Small Hand

Her hand now is big enough to hold her own milk. 
Sekarang usiamu sudah delapan Bulan Nak, rasanya baru kemarin mendengar suara tangismu yang pertama. Masih terasa begitu khawatirnya Umma saat usia mu tiga hari, saat itu sepanjang malam kamu menangis karena muntah-muntah dan perut kembung. Masya Allah, Inara anak kuat. 
Tidak lupa moment Inara diimunisasi pertama kali, juga ditindik. Oia, moment pergi imunisasi saat usia 3 bulan, dan Umma berikan mpasi dini di usia 5 bulan karena berat Inara tidak bertambah. 
Semuanya masih jelas berkelebat di benak Umma. 
Moment saat Inara tersenyum pertama kali pada Umma. Membersamai Inara di setiap tumbuh kembang adalah anugrah tak ternilai. Deg-degan karena Inara belum juga bisa tengkurap di usia 5 bulan, dan akhirnya bisa tengkurap di usia 5 setengah bulan, leganya. Usia 7 bulan, Inara sudah bisa duduk. Sayangnya, di usia 8 bulan ini, Inara belum bisa merangkak, kayaknya masih takut, jadinya Inara masih ngesot. Eh merangkak maksudnya. 
Saat in Usia Inara 8 bulan lebih sedikit, belum ada satu gigipun yang tumbuh. Umma, jujur sedikit tidak sabar menunggu moment itu. I just so exaited. Setiap perkembangan Inara, its so beautiful. 
Tidak usah terlalu terburu-buru Nak, tumbuhlah dengan bahagia. Sampai saatnya tiba, Umma will accompany you my love... 
I love you the way you are, keep healty my addorable daughter. Umma love you so much...
Buol 3:38 am

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Suara

Hukuman paling telak adalah diam Jiwa terasa tercerabut Semangat melayang entah ke mana Jika kau masih diam Maka kelak kau akan menjumpainya Diam selamanya Karena dia telah mati bersama kata-kata terakhirmu

Seminggu Selepas Purnama

Seminggu selepas purnama, Maaf aku tak datang Seminggu selepas purnama Ada yang mencipta berbagai guratan yang menyeretku, terpaku Aku terjebak dalam labirin wajah rembulan dan menghilang Dan kita hanya bisa berjanji Tentang pertemuan, seminggu selepas purnama Karena takdir mampu menyapu dan mengubah segala Seperti awan yang tiba-tiba menutupi bulan Seminggu selepas purnama Kudengar ada adik kecil berjiwa bidadari pergi, Menuju rumah abadinya Kau boleh bersedih Aku bahkan tidak mampu mengucap satu kata pun Aku berdoa dalam diam Dan benar katamu Ia tidak mati, tapi ia sedang memulai hari kehidupan yang baru Di tempat yang berbeda Namun yakinlah, kita akan bertemu pada minggu-minggu berikutnya selepas purnama yang entah Pada suasana yang tidak bisa kita tebak Seminggu selepas purnama Aku dilema, tanpa kata, tanpa kabar Tanpa perpisahan Karena memang tidak ada perjumpaan Seminggu selepas purnama Seseorang di sana merindukanku, lebih dari biasa Palu, ...

Alasanku Meninggalkanmu Saat Itu...

Dulu pas awal2 nikah, sy juga suka nonton GGS  (Ganteng-ganteng Serigala) 😁, sekitaran tahun 2015, suka nonton sama suami... N ngefans sama si Prilly ini, di situ actingnya lebay, tapi suka sekali... Ternyata memang krn dia sekeren ini, dengan berbagai prestasinya... Di full podcastnya Domani Siblings juga akhirnya tau kenapa dia sesakit itu sama si lawan mainnya waktu. Oia ini link full podcastnya Domani yang ngewawancara Prilly sampai akhirnya Prilly buka-bukaan: https://youtu.be/bj4WVd2I_vM?si=qrmvB3l_7I-kcSUh Dan sempat heran aja, kenapa dia segitu ngak maunya disangkut pautkan dengan si lawan mainnya. Dan sangat ingin membuktikan bahwa dia juga bisa acting dan jadi terkenal karena bakatnya sendiri, atas kerja keras berdiri di atas kaki sendiri, tentunya dengan doa dan dukungan orang-orang terdekatnya... Ternyata oh ternyata, bukan aja tak dianggap tapi sempat di block kariernya... Sedih banget ngak sih... Yah.. Hal yang paling menyakitkan bagi perempuan adalah tidak diangg...