Langsung ke konten utama

Inara, 11 Bulan

Inara di 11 Bulan, rasa penasarannya terhadap berbagai benda disekelilingnya semakin bertambah. Terkadang dia akan berucap "A I A I A U" saat melihat benda yang ingin dia ambil saat berada di gendongan. Oia, Inara juga semakin aktif, dia tidak lagi suka berada lama-lama dalam gendongan.

Selain dapur, salah satu tempat favoritnya adalah sudut baca, dengan sebuah rak buku kecil berisi buku anak. Tidak, Inara belum bisa membaca, lebih tepatnya dia merobek bukunya. Saya akhirnya pasrah membiarkan Inara merobek bukunya, sambil berdoa nanti saya akan membeli lagi. Inara memang telah saya belikan beberapa macam buku, hanya saja Inara kecil sangat cepat bosan. Ia ingin mengeksplore benda-benda baru disekelilingnya.

Yah, saya membiarkannya merobek buku, sambil mengatakan No, No, dia mengerti, saya melarangnya, tapi rasa penasarannya membuncah. Inara, mungkin tidak bermaksud merobek buku, hanya saja ia belum mampu mengontrol rasa ingin tahu, dan gerakan refleks tangannya. Ditambah dengan jari-jarinya yang sementara belajar menggenggam, membalik-balik buku dan lain sebagainya.

Kata Pertama yang diucapkan Inara

Di usianya yang ke-11 selain kemampuan motorik yang mengalami kemajuan pesat (termasuk belajar jalan) Kemampuan berbicaranya juga lumayan, tapi taukah kata apa yang diucapkan Inara untuk pertama kali?
Pigi... (terdengar seperti piji)🤣

Kalian tidak salah dengar, artinya dia mau pergi, bukan kata ayah, ibu, mama atau yang lain. Setelah bangun, dan bosan di kamar dia akan mengatakan kata itu. Kata ke dua yang Inara ucapkan adalah Ayah, "Yah, Ayah" setelahnya baru "Umma" yah, Inara memang lebih dekat dengan ayahnya. Sekarang Inara bisa memanggil semua orang di rumah, Ila,bunda, etta, walaupun belum terlalu jelas. Inara juga bisa menyanyi "cica, cicak dinding",  dan beberapa kata lainnya "dada ayir", kata ini dia ucapkan setelah mandi, kata yang saya ucapkan agar dia tau kalau mandinya telah selesai dan tidak mengamuk jika dia diangkat dari air, eh setelahnya dia ikut, dada air. Inara juga bisa memanggil nama boneka kesayangannya "miki" terdengar seperti mici. Inara juga sudah bisa meniru suara meong, suara ayam "kok kok kok ki" 😅.

Semoga sehat selalu Nak, bertumbuhlah dengan bahagia. Oia satu lagi, kalau saya mengucapkan Alif, ba, dia akan menyambung, ta, ciluk, dia juga akan bilang ba...

Masya Allah, tabarakallah...

Komentar

anthoyakusa01@gmail.com mengatakan…
Sehat terus nak ya...
Tumbuh besarlah ...
Cerdaslah seperti ibumu...

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil Untuk Diriku...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak akan terjadi. Pikiran-pikiran negatif, perasaan-perasaan yang tidak seharusnya. Pikiran dan perasaan itu lalu menumpuk, bagaikan benang kusut yang kita tidak pernah tahu, bagaimana dan kapan akan berakhir. Pada titik itu, kita dilanda depresi. Suatu hal yang sebenarnya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jika berada di titik itu, tariklah nafas. Terima keadaan, terima dirimu, dan selalu yakin bahwa Allah selalu ada, dimanapun dan bagaimanapu  kondisi kita. Berikan waktu untuk diri, mulaikah pikirkan hal-hal yang baik dan indah, tentang semua hal yang kita lewati, tentang semua rintangan yang telah kita hadapi. Singkirkan satu persatu kecemasan yang tidak semestinya. Mulailah membuat impian, pikirkan langkah-langkah kecil yang akan membuat semuanya menjadi lebih indah. Jika terdapat hambatan, yakinlah itu hanya ujian untuk membuatmu semakin kuat. Membuat cerita dalam perjalanan hidupmu ak

Merayakan Aksara dalam Dekapan Keindahan Banggai

Luwuk , saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di Banggai . Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar 20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan kekayaan bahari yang berlimpah.   Tidak hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di Luwuk .  Da

Cenning Rara

Di luar angin berhembus pelan, namun menipkan udara dingin hingga menembus sumsum tulang rusuk, masuk lebih dalam menghujam hati.  “Ibu, aku begitu rindu, sangat. Namun, apakah aku mampu untuk pulang? Ibu, bisakah aku mengatakan tidak. Haruskah aku kembali menghianatimu.  “Maaf Mak.” Uleng memendang bulan, air mata jatuh, menganak sungai. Hatinya tersandra dilema. Andi Cahaya Uleng, nama yang indah seindah artinya, cahaya bulan. Namun sayang, malam ini, untuk kesekian kalinya, hatinya dilanda prahara.  Yah, setiap kali rencana penghianatan menuntut dan berontak dibenaknya, bayangan cinta itu selalu hadir, membelai, menghangatkan, menenangkan. Bayangan cinta itu, yang tidak akan pernah pergi dari benaknya, bahkan nama yang indah itu juga pemberian cinta dari sang Ibu yang disapanya “Emmak”. Bayangan Emmak setia datang menemani, bahkan saat Emmak jauh. Aura cinta Emmak tak pernah pudar, bahkan semakin terasa. Angan-angan Uleng melambung jauh. Lagi, merasakan cinta tak bersyarat Emmak. Ya