Luwuk,
saya telah lama mendengar nama kota ini, adalah ibukota kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Beberapa sanak saudara saya, merantau dan akhirnya menetap di
sana, pun mertua saya pernah menetap beberapa tahun di salah satu kacamatan di
Banggai. Setiap mereka pulang ke kampung halaman, oleh-oleh berupa ikan asin
dan cumi kering menjadi makanan yang selalu kami tunggu, hal tersebut
membuktikan bahwa potensi kekayaan bahari Banggai begitu melimpah. Hal ini tak
mengherankan karena sebagaian besar wilayahnya merupakan lautan yaitu sekitar
20.309,68 km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km2, tentu saja menyimpan
kekayaan bahari yang berlimpah. Tidak
hanya itu wilayah daratanya dengan luas 9.672,70 km2, dengan keanekaragaman
tipografi berupa pegunungan, perbukitan dan dataran randah. Tanahnya menyimpan
kesuburan, berbagai buah-buahan dapat tumbuh subur ranum. Bulan kemarin saya
bahkan mendapat kiriman buah naga dan salak yang sangat manis dari saudara di
Luwuk.
Dari
segi aksesibilitas menuju kota Luwuk, dapat ditempuh melalui semua jalur, baik
transportasi darat, laut maupun udara. Dari ibu kota provinsi Palu, kota Luwuk
dapat ditempuh melalui jalur darat sekitar 610 km dengan bus, ataupun kendaraan
carteran. Bagi yang ingin perjalanan singkat dapat memilih trasportasi udara
dari bandara Syukuran Aminuddin Amir, kita dapat memilih salah satu dari empat perusahaan penerbangan yaitu Garuda,
Sriwijaya Air, Wings Air dan Express Air yang melayani rute-rute penerbangan
regular setiap hari menuju Luwuk dari Palu, Makassar dan Menado. Dan bagi yan inugin mengakses dari jalur laut, bisa naik kapal laut tujuan Makassar-Luwuk atau Bitung-Luwuk.
Jika
anda mencari tempat dengan paket wisata yang lengkap, maka Luwuk-lah tempatnya
sebuah surga tersembunyi di Sulawesi. Mulai dari air terjun, padang savana luas
nan hijau, bukit untuk melihat keindahan Luwuk dari ketinggian, serta pesisir
pantai yang indah. Saya akan mencoba
mengeksplore satu-persatu.
Yah, salah satu keistimeaan kota Luwuk adalah akses menuju tempat wisatanya yang mudah dijangkau. Ada sekitar belasan tempat wisata alam yang beragam, mulai dari pantai yang indah, air terjun eksotik, padang savana yang luas, hingga aliran sungai dan air terjun yang bening dan segar. Bahkan kita hanya perlu menempuh 5-15 menit untuk untuk mencapai tempat wisata selanjutnya.
Mengagumi
Pesona unik di Air Terjun Soladik
Ada banyak pilihan wisata air terjun, beberapa di antaranya adalah, Air Terjun Tontoan, Air terjun Batu Tikar, Air Terjun PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro). Bagi pencinta traveling Air Terjun Batu Tikar wajib anda kunjungi karena medannya cukup menantang dan hanya bisa dicapai dengan haiking sekitar 1 km, Karena rutenya tidak dapat dilalui kendaraan bermotor. Selain itu, salah satu tempat wisata favorit masyarakat Luwuk adalah Air Terjun Soladik yang terletak di Desa Soladik yang bentuknya unik, bertinkat-tingkat dari suatu undakan ke undakan lain.
Konon airnya yang berwarna kebiruan dan juga hijau tosca ini merupakan pertemuan sumber air dari dua gunung yang menyatu dalam air terjun bertingkat. Tak terbayangkan nikmatnya bermain dan mendengarkan gemercik air dengan nuansa alam berupa hutan hujan tropis lebat nan asri, semua penat akan lebur tergantikan dengan kesan sejuk dan segar yang menjalar ke seluruh tubuh kita.
Menikmati
Keindahan Padang Rumput Savana
Saat
bayang-bayang keindahan Air Terjun Soladik terbayang dengan jelas, bergeser
sedikit sekitar 10 menit perjalanan, kita akan tiba di Desa Lenyek dan akan
kembali terpukau dengan keindahan padang rumput savana yang terhampar bagai
karpet raksasa alami yang lapang dan luas, dengan latar perbukitan. Jika ingin
mendapatkan kesan tak terlupakan, datanglah pada pagi hari, kilauan mentari
pagi keemasan dari ufuk timur menyembul dari balik perbukitan berpadu dengan
padang rumput luas, serta ditemani sapi-sapi yang merumput dengan tenang. Jadi tak
perlu jauh-jauh ke New Zeland atau Amerika untuk menikmati pemandangan hijaunya
padang rumput, silahkan berkunjung ke salah satu padang rumput terbaik di
Indonesia,Desa Lenyek, Kecamatan Soladik, Luwuk, Banggai.
Romantisme
Malam di Bukit Keles
Menjelajahi Luwuk rasanya tidak mengenal batas waktu, tidak hanya siang, pada malam harinya
berkunjunglah ke Bukit Keles atau biasa juga disebut bukit kasih sayang. Dari atas bukit kita akan tersihir oleh pemandangan
seluruh kota Luwuk yang dikelilingi laut dan diapit perbukitan menjadi gemerlap
bintang-bintang yang berkelap kelip layaknya malam di Kota Hongkong. Di bukit
inilah setiap malamnya muda mudi ramai berkumpul menikmati gemerlap yang
berasal dari lampu-lampu kota dan pelabukan ferry yang romantis sambil
menikmati kudapan khas Luwuk, ada saraba, pisang kobe dan lopis.
Eksotisme
Matahari Terbit dan Tenggelam di Pantai Kilo Lima
Bagi
pecinta wisata bahari, tepat di jalur Trans Sulawesi kita akan menjumpai pesona
Pantai Kilo Lima, yang nama uniknya ini berasal dari jaraknya yang hanya
terletak 5 km dari di pinggiran kota sehingga sangat mudah dicapai dari arah
mana saja. Keindahan panorama lepas pantainya sangat luar biasa ditambah dengan
pemandangan bawah laut dengan keanekaragamannya membuat lokasi wisata ini
menjadi pilihan utama para wisatawan. Hamparan pasir yang putih yang lembut,
air laut yang jernih, serta kejaran ombak yang menghempas pantai akan membuat
pengunjung menjadi betah berlama-lama di pantai ini. Pada pagi hari saat langit
sedang cerah bersahabat, pemandangan cahaya keemasan matahari terbit berpadu
dangan putihnya pantai serta jernihnya air laut membuat keindahan pantai ini
begitu eksotik.
Merasakan
Surga Bawah Laut di Tinapalu
Pulau
Tinalapu, sebuah pulau kecil yang hanya membutuhkan waktu 1 menit untuk
mengelilinginya. Yah pulaunya memang kecil kira-kira hanya setengah lapangan
bola, namun keindahan alam bawah laut yang tersembunyi di pulau kecil ini
sungguh luar biasa. Pasir yang amat halus akan membuat kaki anda nyaman untuk
berjalan kesana kemari. Jika telah menceburkan diri di laut kita akan disambut
oleh ikan tropis dengan berbagai warna dan corak, juga hutan coral yan sehat
dan subur. Spot taman bawah laut di
pulau ini pun termasuk dangkal dengan kedalaman yang berfariasi, bahkan ada
yang hanya semata kaki. Jadi tunggu apa lagi, cukup menempuh 2 jam perjalanan
dari Luwuk ke Pagimana dengan menyewa Boat yang memakan waktu 30-45 menit, maka
anda akan menemukan sebuah surga bawah laut.
Begitulah, Sulawesi Tengah, kabupaten Banggai sebuah kabupaten yang menawarkan berjuta pesona yang tidak ada habisnya. Beberapa tempat di atas hanya beberapa wisata unggulan di Luwuk namum masih banyak lagi tempat wisata yang belum diulas. Daya tarik sebuah kota, tidak hanya dilhat dari sekedar keindahannya saja, namun sejarah, keramahan masyarakat serta semua potensi yang terjalin akan menghadirkan daya magis tersendiri. Baru-baru ini kita mendengar Sulawesi Tengah sukses menggelar Sail Tomini, yang sukses diadakan dan telah menarik ribuan wisatawan untuk datang.
Saat ini, Banggai sedang berbenah, mencoba menghidupkan sebuah sejarah literasi, membentuk sebuah ikon baru menjadikan Luwuk kota aksara melalui sebuah festival sastra yang rasanya mendengarnya saja telah membawa semangat kebahagiaan dan debar-debar yang berdesir di hati. Apalagi membayangkan tempatnya yang begitu istimewa dan penuh pesona.
Ini adalah kali pertama, kegiatan literasi akbar diadakan di Sulawesi Tengah, di Indonsia timur selama ini kegiatan literasi hanya terdengar di Sulawesi Selatan. Memang sudah saatnya semangat literasi tumbuh di semua tempat. Dengan adanya Festival Sastra Banggai (FBS) ini yang mengangkat tema Rayakan Kata, Bumikan Ilmu ini diharapkan semua potensi khususnya potensi literasi masyarakat Banggai akan dapat digali dan menjadi semangat untuk terus disebarkan ke seluruh penjuru Indonesia.
Saya sudah tidak sabar membayangkan bersua dengan penulis-penulis dan tokoh-tokoh sastra Indonesia di sebuah tempat yang begitu istimewa. Di sebuah kota yang dikelilingi oleh pantai dan laut biru serta diapit oleh bukit-bukit yang menghamparkan padang savana dan air terjun eksotik. Saya yakin, keindahan Luwuk akan segera terekam dalam aksara dan mengabadi.
Saya
berharap dapat berpartisipasi dalam festival sastra kali ini. Tidak dapat
disangkal bahwa jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia kegiatan literasi di Sulawesi
Tengah, masih jauh tertinggal. Penulis merasakan sendiri betapa gersangnya geliat
literasi di salah satu kebupaten di Sulawesi Tengah, khususnya kabupaten Buol, hampir
sudah satu tahun saya menetap di kota ini, sungguh sangat memprihatinkan, saya
tak menemukan sebuah toko bukupun, perpustakaan kota yang sangat kondisinya
tidak layak, belum terbentuk satupun komunitas yang berbau literasi, bahkan nol
kegiatan seminar untuk menularkan kegaiatan liteasi.
Dengan adanya FBS dan lomba blok "Bangga di Banggai" saya berharap partisipasi ini sebagai langkah membangun titik tolak kebangkitan literasi agar bisa ditularkan ke segala penjuru Sulawesi Tengah, bahkan seluruh Indonesia.
Bahan Bacaan:
1. www.banggaikab.go.id/home/letak-geografis/ diakses 30 Maret 2017
2. http://lodos84.blogspot.co.id/2016/12/pesona-luwuk-banggai-luwuk-adalah-salah.html diakses 30 Maret 2017
3. https://supertama.com/2015/09/24/holy-day-holiday-in-luwuk/ diakses 30 Maret 2017
#Banggai
#FBS2017
#BanggaDiBanggai
Dengan adanya FBS dan lomba blok "Bangga di Banggai" saya berharap partisipasi ini sebagai langkah membangun titik tolak kebangkitan literasi agar bisa ditularkan ke segala penjuru Sulawesi Tengah, bahkan seluruh Indonesia.
Oleh
Andi Asrawaty
Seorang ibu rumah tangga, pecinta sastra dan sekarang aktif mengajar di STIE Mujahidin Toli-Toli Cab. Buol
Bahan Bacaan:
1. www.banggaikab.go.id/home/letak-geografis/ diakses 30 Maret 2017
2. http://lodos84.blogspot.co.id/2016/12/pesona-luwuk-banggai-luwuk-adalah-salah.html diakses 30 Maret 2017
3. https://supertama.com/2015/09/24/holy-day-holiday-in-luwuk/ diakses 30 Maret 2017
#Banggai
#FBS2017
#BanggaDiBanggai
Komentar